Akademisi

Erina Pane Doktor Hukum Perempuan Pertama di Lampung

Oleh Imelda Astari

ERINA Pane awalnya tak terlintas dalam benaknya menjadi seorang doktor di bidang hukum. Wanita kelahiran Bandar Lampung, 2 Mei 1970 itu dulu bercita-cita menjadi pemadu wisata karena kegemarannya berwisata.

Erina Pane

“Saya itu sukanya traveling. Jadi waktu masih SMA, inginnya menjadi pemandu wisata. Tapi almarhum ayah saat itu ingin sekali ada anaknya yang jadi ahli hukum,” kata Erina Pane memulai cerita perjalanan karir akademiknya kepada duajurai.com, Minggu siang, 18/9/2016.

Tahun 1989, Erina memutuskan berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila). Kemudian, dia berhasil meraih gelar sarjana tahun 1993. Selesai kuliah S1, Erina merantau, mencoba berkarir di kantor pengacara Rusdi Nurima dan rekan di Jakarta Selatan.

“Tapi akhirnya saya lanjut sekolah S2 di Hukum Universitas Diponegoro, Semarang. Saya ambil jurusan ilmu hukum. Awalnya saya memang tidak suka, tapi kok makin lama makin suka, dan saya coba tekuni ilmu hukum,” kata Erina.

Saat berkuliah di Semarang, dia bertemu dengan Yanis Suryaputra, yang merupakan kawan kuliahnya semasa di Unila. Lalu Erina menikah dengan Yanis tahun 1996, yang saat itu dia masih menjalani studi magisternya. “Tahun 1999, saya selesai kuliah pascasarjana dan diterima mengajar di IAIN Raden Intan Fakultas Syariah sampai sekarang,” tuturnya.

Dengan perjuangan yang tak ringan, Erina kembali melanjutkan pendidikan S3 tahun 2005 di Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat. Biaya ia dapatkan dari asuransi ayahnya.

“Ayah meninggal dunia tahun 2001, kami dapat Rp10 juta asuransi ayah. Karena mamak (ibu) minta uang itu dipakai untuk sekolah, saya putuskan lanjut S3. Itu pun yang cari formulir mamak. Uang Rp10 juta habis untuk pendaftaran dan daftar ulang saja,” beber Lektor Kepala pada Fakultas Syariah IAIN Raden Intan itu.

November 2007, Erina berhasil menyelesaikan kuliah dan mendapatkan gelar doktor hukum lingkungan. Dia terbilang menjadi perempuan pertama di Lampung yang meraih gelar doktor hukum.

“Kalau doktor perempuan saat saya selesai kuliah tahun 2007 sudah ada. Kebetulan doktor hukum perempuan pertama di Lampung mungkin baru saya ya. Itu juga kata teman-teman,” imbuh wanita yang sekarang aktif sebagai Asesor Badan Akreditasi Nasional itu.

Tetap Prioritaskan Keluarga

Erina Pane

Menjadi ibu rumah tangga yang juga bekerja di luar rumah bukanlah hal mudah bagi sebagian perempuan. Hal ini juga dirasakan oleh Erina. Tanggung jawabnya sebagai istri sang suami dan ibu dari ketiga anaknya, tak lantas dilupakan. Meski kini dia aktif sebagai asesor sekaligus dosen dengan seabreg kegiatannya.

“Keluarga tetap menjadi prioritas utama tentunya. Sebagai wanita, saya tetap harus punya prioritas. Tidak mungkin jadi wanita super. Alhamdulillah, sekarang anak-anak sudah besar, bisa membantu saya di rumah. Misalnya mereka bisa bertanggung jawab terkait kebersihan rumah,” kata Erina kepada duajurai.com, Minggu, 18/9/2016.

Erina mengaku sudah terbiasa dengan peran gandanya. Membagi dan mengatur waktu, agar pekerjaan dan keluarga tak terbengkalai. Kondisi seperti ini juga pernah dia alami saat mengenyam pendidikan S2 di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Dia menikah dengan almarhum suaminya Yanis Suryaputra saat studi magisternya belum selesai. Bahkan, ketika dirinya akan melanjutkan kuliah S3 di Universitas Padjajaran Bandung, Sebagai istri dan juga ibu bagi anak-anaknya, Erina pun meminta izin kepada suami dan anaknya.

“Pesan suami, saya boleh sekolah dengan syarat anak-anak tetap harus ditelateni,” kenang wanita yang kini mengajar di IAIN Raden Intan dan beberapa kampus swasta di Bandar Lampung.

Dengan keadaan saat itu, Erina harus pulang pergi Bandung-Lampung selama masa kuliah. Setiap Sabtu, Erina pergi ke Bandung dan Minggu dini hari, dia harus sudah di rumah lagi. “Apalagi kampus IAIN Raden Intan juga tidak bisa ditinggal, saya tetap harus mengajar,” tuturnya.

Wanita kelahiran Bandar Lampung, 2 Mei 1970 itu mengatakan, memiliki beberapa peran, dirinya memang harus pintar-pintar membagi waktu antara studi, tugas di kampus dan di rumah.

“Alhamdulillah saat itu dukungan suami, anak-anak, mamak, dan adik-adik saya juga luar biasa. Kalau tidak ada dukungan dari mereka, tidak mungkin saya jadi seperti sekarang. Investasi saya di keluarga, terutama anak-anak, itu amanah dari mas (almarhum suami),” sambungnya.

Erina sempat melalui masa-masa sulit saat sang suami meninggalkan dunia. Dia mengurus ketiga putranya seorang diri selama beberapa tahun. “Saat itu yang terpikir bagaimana membesarkan tiga anak saya sampai mereka mandiri,” ungkapnya.

Tiga putranya yaitu Adam Muhammad Yanis, mahasiswa semester 5 di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung. Anak keduanya Rifqi Zaidan Irsyad Yanis, duduk di bangku kelas 2 SMAN 12 Bandar Lampung. Terakhir si bungsu Tryan Zaki Auliya Yanis, kelas 3 di SMPN 23 Bandar Lampung.

Erina kini telah menikah dengan Wisnu Pratondo. Warga Jalan Mawar Gang Mulya Nomor 23/80 Sukarame 1 itu tetap punya seabrek aktivitas. []

Sumber: 
Duajurai.co, 18 September 2016


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top