Profil Pengusaha Novi Wahyuningsih
Anak jenius itu bernama Novi Wahyuningsih. Bayangkan baru 23 tahun sudah menyandang gelar S- 2. Tak banyak kisah tertulis tentang dirinya, tatapi penulis mencoba mendalami. Gadis kelahiran 6 November 1991 asal sebuah desa kecil di Kabumen, Jawa Tengah. Novi merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ia selalu memberikan yang terbaik di hidup.
Terutama bagi keluarga dicintainya Novi tidak setengah- setengah. Buktinya dia mendapatkan dua gelar yaitu Sarjana Ekonomi dan Magister Manajemen. Pendidikan dimulai di SD N 2 Sugihwaras, lantas dilanjut SMP N 1 Karanganyar, sampai masuk SMA N 1 Karanganyar.
Seperti layaknya gadis remaja lain maka masa SMA dirasa paling menyenangkan. Dalam tulisanya dia sosok mudah bergaul, banyak teman, mempunyai banyak aktifitas. Cukup pendiam tidak banyak berbicara tidak perlu. Tetapi Novi lumayan cerdas diantara kawan- kawannya.
Novi meninggalkan masa SMA di umur 17 tahun masuk ke Universitas Gajah Mada. Dia begitu merindukan teman- teman. Mereka ada yang bekerja atau mengambil pendidikan lain. Hidup di perantauan yaitu Kota Yogyakarta memiliki kesan tersendiri. Apalagi dia tidak pernah jauh dari keluarga. Istilahnya itu gadis kecil manja, yang punya keinginan apapun harus terlaksana.
Waktu itu dia harus hidup mandiri jauh dari keluarga. Di Agustus 2009, Novi mulai berkuliah D3 Ekonomika dan Bisnis UGM. Dia mulai mengetahi sedikit tentang berbisnis. Mulai bulan Januari 2010 perhatiannya tidak cuma berkuliah tetapi berbisnis. Ia menyebutnya berbisnis network marketing. Mulai di bisnis itulah ia sudah bisa mendapatkan “gaji”.
Gadis berumur 19 tahun itu menjelman menjadi pengusaha mudah. “Saya sudah mengalami jatuh bangun di dunia bisnis,” tulisnya dalam sebuah blog. Bisnisnya meliputi forex, bahkan masuk ke properti, dilakukanya di sela kuliah.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl0E4PdI9rSjUcvw0uxzui3MY47WDJzwW7Ni9n_hjfs4Q7SRQBRwPVb9fha6tQWnO2do_Y1E_dmTOeS0x3jps2Sc3btN74CgTfLU2mlfG9KVmFrzegr3J8SjPR1j6MYXMPcM5faH_f5W4m/s1600/cewek kebumen.jpg)
Akhirnya 19 Agustus 2011 menjadi hari penentuan bagi Novi yakni wisuda pertama. Sibuk berbisnis mambawa Novi sampai ke Jakarta. Dia tidak lagi manja loh. Sambil berbisnis, ia melanjutkan jenjang S-2 Manajemen STIE Pelita Bangsa Bekasi. Oh ya, maaf, sebelumnya dia sudah melanjutkan S-1 dulu di STIE YKPN Yogyakarta.
“Saya mulai mengetahui arti sebuah kesuksesan, menurut saya,” tuturnya.
Ia mengambil rumus SUKES = A (alat) + B (berusaha) + C (cita- cita) + D (doa)
Pengalaman itu berharga kawan tulisnya. Dia sudah terbiasa antara kuliah dan bisnis. Antara Novi belajar sambil mengerjakan trading forex. Hingga dia belajar bisnis tentang IPO tentang. Ia mulia belajar menganai saham pra- IPO. “Kebetulan basic study saya dari akuntansi, saya sedikit belajar tentang dunia saham,” aku Novi.
Di 23 September 2011 langkanya dimulai masuk ke bisnis saham Pra- IPO. Dia mulai belajar tentang apa itu Angel Investor, bisnis startup, strategi berbisnis supaya listing di NASDAQ. Ternyata bisnis nya tidak cuma investasi tetapi marketing fee. “Saya tidak hanya investasi saja, saya juga mengejar marketing fee,” jelasnya. Pengalaman adalah guru baginya lebih- lebih lagi.
Beberapa daerah dikunjing berkat berbisnis ini. Dia untuk pertama kalinya bisa berngakat ke Hong Kong dan China tepat di umur 20 tahun.
Bisnis aplikasi
Sebuah percakapan menarik ketika berbicara tentang dia. Bayangkan dia telah menjadi CEO perusahaan saat berumur 24 tahun. Tidak sembarang berbisnis, gadis asal Desa Tepakiyang Kecamatan Adimulyo ini memang sudah memperhitungkan. Dia membuat aplikasi game chat. Ini didasarkan bukan cuma tren tetapi potensi.
Bayangkan saja, pengusaha sekelas Hary Tanoe MNC Group ngebet membeli saham 40 persen WeChat. Sementara itu ada juga Bakrie Group berinvestasi Rp.100 miliar untuk Path. Mereka juga memasukan dana 120 triliun untuk Tokopedia. Ia bekerja sama dengan teman bisnis di Kuala Lumpur. Mereka membuat satu aplikasi bernama Meotalk.
Ini bukan sembarang chattingan tetapi berhadiah. Karena masyarakat mengunduh gratis, tetapi menghasilkan token berupa pulsa satu juta metapoin sama dengan 100 USD. Dan setiap bulan akan terus dikembangkan hingga sempurna. Pendanaan sendiri dilakukan melalui penjualan saham senilai $1000 sampai $50.000 per- share.
“Insyaallah target kita dunia,” jelasnya sembari sibuk mempromosikan Meotalk di pasar Asia.
Mungkin kamu berpikir hidup seorang Novi itu tanpa kegegalan. Faktanya dia juga merasakan hal tersebut terutama ketika masuk ke dunia politik. Sebagai anak muda penuh fisi maka menjadi panggilan baginya jadi perwakilan masyarakat Kebumen.
Mencalonkan diri menjadi anggota DPR asal Partai Nasdem. Novi terpaksa gagal. Tetapi dia mendapatkan dukungan menjadi calon bupati di 2015 ini. Sayangnya, terhalang umur, mungkin Tuhan belum berkehendak menjadikan dirinya pemimpin daerah. “Saya tidak dapat lolos karena batas minimal balon bupati/balon wabup minimal 25 tahun, sementara saya baru 23 tahun,” katanya.
Dia cukup kecewa tetapi tidak menyerah. Gagal masuk senayan dan menjadi bupati tidak membuat Novi itu berhenti. Dia terlihat masih kecewa dengan sistem politik Indonesia yang belum dewasa. Ambil contoh saja di Amerik, Walikota terpilih Derek Merrin, terpilih ketika berumur bahkan 22 tahun.
“Menurut saya tingkat kedewasaan, serta prestasi kepemimpinan, atau mungkin pengalaman seseorang untuk menjadi pemimpin itu tidak harus dilihat dari segi usia,” tegas Novi.
Usai bersaing di kancah Politik, kini, fokus gadis manis ini adalah mengembangkan bisnisnya. Bisnisnya telah menarik perhatian investor sampai Rp.2,6 miliar dari Global Century Limited. Novi memang belajar dari orang- orang berhasil. Meotalk merupakan aplikasi media sosial yang gratis diunduh di Play Store.
Untuk mendukung kesuksesan dia bahkan berani berkuliah lagi. Novi tengah mengambil S-2 kedua di Bina Nusantara Jakarta. Bagianya penduduk Indonesia yang 250 juta dimana 100 juta aktif di sosmed. Sebuah kesempatan terbuang sia- sia kenapa tidak ada aplikasi sosial media buatan Indonesia. Inilah jalannya untuk mengerjakan berbagai startup.
Adalah seorang Country Manager sekaligus CEO muda Meotalk. Ia menghasilkan aneka produk seperti hal Monzter, Happybid, Metgames, dan Vooila. “Amati, tiru, dan modifikasi,” ungkap Novi. Tidak cuma dalam bentuk pulsa, tetapi dia telah merubahnya menjadi uang digital G poin direncanakan akan digunakan berbagai hal.
Novi mengistilahkan refund atau pulsa dikeluarkan mengunduh kembali. Konfersi satu juta poin akan menjadi setara $100. Ia berani menargetkan 100 juta pengguna akan memintai Meotalk. Peluncuran pertama saja ia mengantongi 4000 pengguna. Prinsipnya cobalah sesuatu meski merupakan hal baru. Selain itu jadilan sosok amanah berbisnis.
Sang ayah yang berprofesi sebagai petani begitu bangga. Dia mendukung Novi asal usahanya itu halal dan berguna bagi masyarakat. Putri sulung dari pasangan Darman (52) dan Rasmi (45) memang memilik visi serta misi kedepan bagi Indonesia.