Profil Pengusaha Sambina Alfrina
Keinginan merubah nasib membawanya. Ini kisah Sambina Alfrina. Ia hidup sebatang kara di Tangerang. Dia ditinggalkan sang suami. Tidak memiliki pekerjaan. Dia adalah perantauan asal Purbalingga. Semua ia lakukan untuk mencukupi kebutuhan, tidak ada keinginan muluk ketika memulai usaha eceng gondok.
Bisnis sederhana
Proses pembakaran dilakukan agar pralon lunak. Ataupun cukup diamplas saja. Dia membuat produknya jadi sebagus mungkin. Kualitas produk sudah dipahami wanita ini. Semua produk bagus, tentu juga relatif, tergantung persepsi pembeli tentang produknya.
Bisnis untung
Usaha dibawah bendera Putri Eceng. Sedikit banyak membantu membersihkan rawa dan saluran irigasi. Ia juga menciptakan karpet eceng godok darisana. Produk karpet lumayan diminati masyarakat. Bahannya jadi empuk serta tidak panas ketika cuaca panas. Benar- benar cocok buat kamu yang mau jalan- jalan.
Meski sederhana semua dijamin. Ina, begitu panggilan akrabnya, mampu mengkonsep produk semenarik mungkin. Bukti sukses Ina ya salah satu anggota DPR RI, Indah Kurnia, menggunakan produk Ina. Ketika ia melihat produknya langsung diborong loh.
Dua tas langsung dibeli dia loh. “Salah satunya adalah tas eceng gondok dengan pegangan dari pipa pralon yang dibakar,” imbuhnya senang.
Harga jual produknya terbilang tidak mahal. Ya satu tempat tisu dijual seharga Rp.20.000. Untuk tas harga jual Rp.150.000 dan karpet sampai Rp.350.000. Bersyukur Sambina kini dibantu delapan orang pegawai. Kalau ramai mengajak tetangga lewat lima kelompok pengrajin membantu.
Meski sudah sukses dirinya tetap mengajar sesama. Ia mengajak semua orang menjadi pengusaha bidang sosial sepertinya. Wanita kelahiran 1974 ini banyak mengajak warga sekitar rumah. Dia langsung tidak ragu membagikan pengetahuan. Baginya membagi ilmu menjadi salah satu media beramal mudah.
Total satu kuintal eceng gondok dipakai. Mereka diangkat dari rawa, dikeringkan sampai kadar air hilang, diperas sampai benar kering. Kemudian Ina bersama pekerja akan menganyam. Produk dibutuhkan waktu 1- 2 hari kalau mudah. Paling sulit ialah membuat karpet dari bahan eceng gondok karena ukurannya.
Dalam sebulan usahanya menghasilkan 15 item- 20 item. Ia mengaku untuk sekarang omzetnya mencapai Rp.10 juta. Ini berkat penjualan sampai ke Jakarta, Bandung, Cianjur, Tasikmalaya, Surabaya, bahkan ke Makassar. Ia juga membuka showroom di gedung SME Tower Jakarta.
Konsumen asing benar- benar tertarik dengan karpet. Salah satunya pembeli asal Jepang menjadi langgana karpet.
![](https://biografi.aopok.com/wp-content/uploads/2024/09/Aokpok_Logo.png)
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.