Cari uang lewat internet

Pengalaman Wirausaha Muda Pendiri Iwearzule

Biografi Pengusaha Zulqarnain Agus

pengusaha custom clothing

Pengalaman wirausaha muda berikut patut kamu catat: Tidak ada kesuksesan tanpa kegagalan. Inilah kisah Mukhamad Zulqarnain Agus Rosano, yang sempat menghasilkan puluhan juta rupiah. Sayang, kesuksesan itu hanya bertahan setahun, sisanya Zul harus rela jatuh miskin tanpa uang sepeserpun.

Sejak kuliah Zul muda memiliki keinginan kuat untuk berwirausaha. Ia ingin menjadi pengusaha karena beberapa hal. Pertama, dia ingin memiliki waktu lebih banyak dengan keluarganya kelak. Dia merasa menjadi pegawai akan menghabiskan waktu, seperti halnya kedua orang tuanya dulu.
Dia ingin kelak lebih banyak berkumpul dengan istri dan anak. Virus kewirausahaan telah merambat di benak Zul. “Tidak seperti saya yang kurang kasih sayang karena ditinggal orang tua bekerja,” ia mengenang. Kedua, dia ingin pensiun lebih muda, diusia 30 tahun sudah memiliki bisnis yang stabil.

Perjuangan Pengusaha Muda

Sejak berkuliah di Kota Bandung, Zul telah mengamati banyak kesempatan untuk berwirausaha. Di tahun 2010, bisnis camilan seperti Ma Icih tengah naik daun, Zul pun sempat meneguk keuntungan dari bisnis camilan. Dia sempat berjualan stik keju, yang sukses menghasilkan omzet Rp.60 juta.
Pemuda yang berkuliah di Universitas Padjajaran ini, tidak mampu mepertahankan omzet Rp.60 juta tersebut. Dia terpaksa menutup bisnisnya karena bangkrut. Zul terpaksa menutup bisnis camilannya yang telah berjalan setahun. 
“Saya bangkrut dan merugi, karena ada kesalahan pengelolaan,” tuturnya kepada Kontan.
Dia memberikan kepercayaan kepada orang tak berkompeten. Zul mengenang saking bangkrutnya, sampai- sampai tak punya uang sepeserpun. Ia tak mampu membayar uang kos hingga terusir. Pria 24 tahun ini tersebut lalu kembali ke Banyuwangi, untuk menenangkan diri dan berpikir ulang.
Tidak butuh waktu lama, jiwa kerwirausahannya terpanggil kembali berkat nasihat dari kedua orang tua. Tahun 2012, ide mengenai bisnis clothing custom muncul tiba- tiba, ini berkat permasalah sehari- hari yang Zul rasakan. Dia selalu merasa kesulitan mencari celana yang sesuai ukurannya.
Ide bisnis ini pun tidak membutuhkan modal besar. Bahkan Zul tak perlu mengeluarkan modal sama sekali. Ia mulai menawarkan jasa pembuatan celana kepada temannya di kampus. Cukup mengambil gambar- gambar dari Google, Zul mulai menawarkan konsep celananya dari pintu ke pintu.
Ketika pesanan datang, Zul cukup memesankan ke penjahit di kawasan Pasar Baru, Bandung. Dia mengambil pelajaran dari kegagalan bisnis camilannya. Bahwa jangan sekali- kali memakai uang perusahaan untuk pribadi. Uang baiknya dialokasikan dahulu untuk membesarkan usahanya dahulu.
Ia juga menggunakan uang hasilnya untuk berpromosi. Zul hidup sesederhana mungkin demi untuk bertahan. Dia fokus mengejarkan bisnis clothing costumnya hingga berkembang. Pengusaha muda ini terus berkembang karena tak ada kompetitor.
“Ini sesuatu yang baru, orang bisa memilih apa yang menjadi keinginannya, baru diproduksi,” ucap Zul.
Produk Iwearluze mengincar pasaran usia 21 sampai 27 tahun. Tetapi ternyata semua tidak sesuai dengan rencana. Iwearzule mengalami permasalan karena manajemen produksi. Di tahun 2014, dia sempat berpikir akan menyerah, karena perusahaan samacam ini tak berjalan dengan baik.

Belajar dari Kegagalan Bisnis

Pernah mengalami kegagal membuatnya lebih berhati- hati. Zul harus membagi mana uannya, dan mana uang perusahaan. Dia semakin fokus hingga lini bisnis custom clothingnya berkembang. Dari kegagalan sistem produksi, dia belajar sistem produksi dan mengujinya satu per- satu.

Banyak perusahaan yang menawarkan standar dan prosedur. Tetapi Zul membutuhkan sistem yang ia bikin sendiri. Delapan bulan, Iwearzule menemukan sistem monitoring untuk produksi, ya dengan sistem ini semua transaksi dapat dipantau dari layar komputer.

Sistem tersebut mendorong bisnis Iweazule berkembang pesat. Bila produksi sudah aman, maka ia tingga meningkatkan marketing. Dengan begini ia mampu menerima pasanan seberapapun. Sudah 2 bulan sistem diaplikasikan, hasilnya Iwearzule mampu meraup omzet sampai ratusan juta di 2014.

Tiga bulan pertama di tahun 2015, Zul mampu mencetak omzet sampai Rp.400 juta setiap bulan. Ia melayani pesanan celana, jaket, dan kemeja. Konsep custom memudahkan orang memesan sesuai keinginan mereka, tetapi Zul telah menyiapkan standarisasi agar tak sembarangan.

Orang bisa memilih dari tiga konsep pakain jadi pilihannya. Desain ini akan menjadi guideline bagi pembeli. Mengapa demikian, karena ia mamandang tak bisa sembarangan, karena brand Iweazule harus punya imaje. Bukan sembarangan menerima jahitan sesuka hati melainkan harus terarah jelas.

Tentu Zul tidak berhenti hanya mengembangkan beberapa desain. Ia terus berkembang termasuk soal kecepatan pesanan. Perusahaanya mampu menyelesaikan pesanan cuma tiga hari sampai enam hari. Ia memberikan garansi uang kembali bila produk mengecewakan, dan layanan 24 jam via website.

Soal bisnis Zul selalu melakukan perencanaan matang baru eksekusi. Ia memastikan eksekusinya baik sesempurna mungkin. Dia tidak hanya berhenti sukses mendirikan Iwearzule. Melalui lini bisnis dibawah naungan Zul Group, bisnisnya moncer dengan bisnis parfum sampai layanan servis rumah.

Ia sama dengan pengusaha besar lainnya berekspansi. Zul mulai menggeluti bisnis parfum dengan nama Zul Parfume. “Bisnis tidak ada yang gampang, semua harus dipelajari,” tuturnya. Dia memulai bisnis dari nol, mulai dari belajar aneka bahan kimia untuk membuat wewangian sesuai selera pasar.

Zul juga turun ke bisnis logistik melalui Zul Home Delivery Service (ZHDS). Bisnisnya tersebut memberikan layanan antar untuk semua kuliner di Bandung. Zul juga berbisnis garmen sekala besar untuk kebutuhan perusahaan lain, dan kedepannya dia akan membuka restoran dan bisnis travel.

Wirausahawan Karena Ingin Kebebasan

Ia bercerita bahwa menjadi wirausahawan bukanlah cita- cita. Mimpinya sedari kecil bukalah jadi pengusaha sukses. Pandangan itu berkembang sejalan pengetahuan akan entrepreneurship. Dia ingin hidup tanpa dikekang, padahal cita- citanya dahulu menjadi seorang arsitektur atau insinyur teknik.

Zul menganggap bekerja dengan orang memakan waktu. Dia tidak senang dengan kegiatan lembur, yang pada akhirnya menghabiskan waktu kedua orang tuanya. Suami dari Inna Susanti, memandang entrepreneurship adalah hal baru, yang mana layak untuk diperjuangan seperti tokoh inspirasnya.

Pengusaha muda ini terinspirasi kisah Richard Branson, pengusaha kelas dunia yang memiliki lebih dari 400 bisnis dibawah Virgin Group. Maka tak salah bila dirinya membuka banyak lini bisnis. Dia ingin seperti Richard Branson, dan ini terbukti dengan lahirnya Zul Group dengan aneka bisnisnya.

Tidak mudah karena apa bayanganya tak selalu tepat. Ia pernah mempercayai orang kemudian malah dikecewakan. Zul harus pandai memilih jajaran eksekutifnya, karena kelak pasti dia akan memberi kepercayaan untuk mengelola Iwearzule, dan kemudian fokus mengerjakan bisnis lain di Zul Group.

Zul menyerahkan Iwearzule ke tangan salah satu direkturnya. “Nah, untuk terjun di bisnis baru, saya harus fokus di sana selama enam bulan, untuk memastikan bisnisnya berjalan lancar,” jelas Zul. Dia juga tak membiarkan pegawainya menjadi mesin, maka dibuatlah suasana yang nyaman di kantor.

Ia menerapkan sistem bekerja modern yang lebih manusiawi. Pria kelahiran 7 Agustus 1991 ini, ingin agar pegawainya betah disaat bekerja. Di kantor, jika kamu berkunjung, akan ada banyak ruangan hiburan dan relaksasi untuk pegawainya, yang kini berjumlah 40 orang yang kebanyakan anak muda.

Dia juga tak menerapkan aturan ketat dalam bekerja. Alhasil para pegawai mudanya betas, bahkan rela bekerja sampai malam, itupun tanpa tekanan yang dibawa sampai rumah. Tahun 2016 nanti, dia berencana membangun kantor baru untuk semua lini bisnisnya di Zul Group.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top