Agrobisnis

Berkebun Sayuran Organik Kerja Sambilan Pegawai Negeri

Profil Pengusaha Dian Meidianti

kerja sambilan pegawai negeri

Tidak sedikit masyarakat urban mencoba berkebun sayuran organik. Kerja sambilan menguntungkan dan tidak menguras energi. Begitu pulang bekerja langsung ganti seragam harian. Ia, Diah Meidianti sangat mendalami profesi barunya sebagai usahawan selain pegawai negeri.

Dia langsung berganti kostum kaos dan celana hitam. Perempuan yang biasa dipanggil Mei, yang meluncur di Taman Galaksi, tepat dipinggiran Jakarta. Di perumahaan tersebut ia tampat tengah sibuk mengangkut sayuran.
Mei mengelola perkebunan kecil. Itu bukanlah rumahnya melainkan lahan kosong. Luasnya 3.500 meter persegi dan ditanami sayuran semusim. Nampak aneh memang karena disekitarnya menjulang tembok- tembok rumah. Tanah kecil tersebut nampak nyempil diantara padatnya perumahan elit itu.
Taman Galaksi memang banyak diminati orang. Alih- alih Mei membangun rumah, malah dibuatnya menanam sayuran. Lahan terjepit yang memang disengaja dijadikannya kebun. Lahan kosong yang disewa Rp.1,5 juta pertahun pada 2006.
Lulusan Insitut Pertanian Bogor yang tidak mau berdiam diri. Usahawan yang memilih menjalakan ilmunya ketimbang dilupakan. Ia secara tekun menanam 10 jenis sayuran bergiliran menurut musim. Dia tengah menanam kangsung, selada, bayam merah, kacang panjang dan terung.

“Saya sengaja memilih sayuran berumur pendek, agar cepat panen,” tips Mei.

Mei memang senang berkebun. Sampai- sampai ia mengikuti pelatihan ketika di Nakhonratchasima, Thailand, selama 4 bulan penuh. Dia belajar menanam pakcoy, mentimun, dan pare. Sayur- mayur itu ditanam dalam guludan atau bedeng.

Ada 280 guludan dengan luas masing- masing 1,2 x 10 m. Ini menghasilkan 300 kg panen perbulan dengan berbagai jenis, dari kangkung caisim, bayam, pakcoy, dan bayam merah. Sisanya 240 kg yang menghasilkan kacang panjang, mentimun, daun gingseng, terung ungu, dan pare.

Kerja sambilang menguntungkan inilah wirausaha. Walau dilihat sepele, namun dia mempu menjual itu semua sampai habis. Pasalnya wanita kelahiran Surabaya, 27 Mei 1963 ini, memiliki dasar kuat mengenai teknik menanam organik.

Mei menggunakan pupuk non- kimia yang menghasilkan panen bermutu tinggi. Semua sayuran itu dipasarkan ke pasar swalayan di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Harganya murah Rp.6000- 700 perkg. Namun karena dia memproduksi banyak maka omzet mencapai Rp.17 juta perbulan.

Dikurangi biaya produksi, pupuk, dan tenaga pendukung masih sisa. Ia mampu mengantongi untung bersih sekitar Rp.7 jutaan. Itu sudah termasuk sewa tanah bila tidak akan mencapai Rp.10 jutaan. Ini sangat tinggi mengingat hanya kerja sambilan pegawai negeri.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top