Agrobisnis

Menjual Tempe Di Luar Negeri Kisah Pengusaha Muda

Profil Pengusaha Teguh Wahyudi

 

menjualtempe.png

 

Kisah pengusaha muda Teguh Wahyudi patut diapresiasi. Lantaran Teguh sukses menjual tempe di luar negeri. Dikisahkan bahwa dia merupakan mahasiswa di Jepang. Dia membuat tempe bermula memenuhi kebutuhan pribadi. Ini menjadi aktivitas kesukaanya ketika liburan atau waktu luang.

Kegiatan hobinya terakhir dilakukan Agustus 2003 dan menjadi bisnis. Dia membuat tempe di tempat kakaknya di Anjo Shi, Aichi Ken, Jepang. Teguh menjajal menciptakan bisnis berbekal bahan kedelai. Dia coba jajakan melalui toko halal pada November 2003.

 

Jadi Pengusaha Muda

 

Hobi berubah bisnis tersebut ternyata diterima masyarakat Muslim. Terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di Mikawa, Jepang.  Tanggal 30 Maret 2004, Teguh kembali ke Jepang setelah pulang kampung, kembali buat sekolah berbekal visa study.

Dia belum terlalu menekuni pembuatan tempe. Belum berdiri perusahaan dan pemasaran terbatas ke toko- toko. Ia ingin jangkauannya makin luas. Tentu Teguh tetap mengutamakan pendidikan, kakaknya membantu mencarikan sekolah hingga mengurus legalitasnya.

Disela- sela kakaknya membahas mengenai menjual tempe ke mahasiswa. Benar dia belum menjajal berjualan lewat kumpulan mahasiswa. Tidak langsung, barulah kedatangannya pada 30 Maret, datang ketiga kalinya dia baru mulai mengerjakan saran kakak.

Teguh sendiri masih memiliki tanggungan kerja paruh waktu. Membagi waktu berjualan tempe sambil kerja tentu berat. Dia menjajakan tempe pada Sabtu dan Minggu karena libur. Ia menguntungi Apato- apato atau tempat tinggalnya mahasiswa.

“Akhirnya usulan itu saya coba, dan mulailah keliling di Nishio, Hekinan, dan Anjo, dengan mobil kakak,” jelas Teguh. Kakaknya banyak membantu terutama menemani keliling. Maklum Teguh bukan tingga menetap melainkan masih berstatus pelajar.

Ternyata bukan cuma tempe orang Indonesia menginginkan lain. Mereka ingin Teguh juga menjual keliling barang khas Indonesia. Menjual produk sehari- hari asli Indonesia. Teguh mulai membangun bisnis impor.

Lewat Nanyang Trading terjalinlah kerja sama. Dia bekerja sama dengan perusahaan importir, yang spesifik mengimpor barang dari kawasan Asia. Tiap Sabtu- Minggu, Teguh berkeliling mengantarkan tempe buatan sendiri dan barang- barang impor.

Teguh senang bisnis berkembang baik. Pelanggan makin banyak, bahkan membuatnya membeli mobil box, guna memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan. Bukan cuma satu melainkan armada mobil pengiriman. Pengiriman barang semakin hari semakin banyak.

“Sekitar bulan Juni 2004 saya menggunakan mobil one box sebagai armada keliling… karena semakin hari jumlah barang semakin banyak, akhirnya pada bulan July 2004 pindah hijrah ke Hekinan, dan di hekinan itulah menjadi aktivitas keseharian,” Teguh bercerita.

Dia menjelma menjadi pengusaha muda. Demi memperkuat branding, agar mudah diingat kakaknya memeberi usulan nama Sahabat. Usaha bernama Sahabat merupakan bisnis kecil- kecilan, disamping melayani kirim barang Sabtu- Minggu, juga memiliki toko kecil di Hekinan dan Nishio.

Demi makin maju maka Sahabat pindah ke pusat kota Nishio. Namanya berubah dari Sahabat menjadi Sariraya. Teguh ingin bisnis bukan sekedar menjual tempe di luar negeri. Maka usahanya akan lebih sempurna bila memiliki badan hukum.

Dia ingin diakui pemerintah Jepang. Maka Sariraya didaftarkan perusahaan Indonesia di Jepang sejak Desember 2004. Syarat mengurus dokumen ialah kepemilikan buku tabungan yang dikeluarkan bank setempat. Beberapa bank didatangi tetapi tak satupun mau mengeluarkan surat.

Bank tidak mau mengeluarkan buku tabungan untuk mendirikan perusahaan. Ada 5 bank dimasuki dan Alhamdulillah, ada Okazaki Bank bersedia mengeluarkan bukti kepemilikan rekening atas nama. Dari bukti tersebut Teguh menegaskan bisnisnya.

Kelengkapan selesai kemudian diserahkan ke notaris. Sariraya didirikan putra- putri bangsa, antara lain Teguh Wahyudi, DR. Suyoto Rais dan Tri Umiati. Usaha Sariraya terus dikembangkan, juga didukung sahabat masyarakat Jepang pecinta Indonesia.

Sariraya diharapkan diterima seluruh masyarakat Jepang. Dari sekedar bisnis, Sariraya mengenalkan budaya Indonesia lewat live concert, charity concert, pertunjukan budaya, dan kegiatan amal. 

 

Bisnis Sariraya Co.,Ltd meliputi produksi tempe Yonezu Nishio, keripik tempe, bento tempe O- Bento, restoran di Nishio, swalayan di Nishio, hingga impor produk Indonesia. Inilah kekuatan jaringan warga Indonesia di Jepang, memberikan harapan buat pengusaha muda agar tidak menyerah.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top