Akademisi

Sri Mulyani Indrawati (1962-…): Menteri Cerdas Pemegang Kas Negara

CERDAS, jelita, dan populer. Posisinya amat penting bagi Republik ini: Menteri keuangan. Sri Mulyani Indrawati memang primadona. Analisisnya kritis, lugas, dan jernih.

Setahun setelah menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu, ia dipercaya menjabat menteri keuangan menggantikan Yusuf Anwar dalam reshuffle kabinet yang diumumkan 5 Desember dan dilantik 7 Desember 2005.

Saat era Presiden Megawati Soekarnoputri, ia disebut-sebut akan ditunjuk di salah satu posisi penting di kabinet. Mendadak sejak Agustus 2001, namanya menghilang dari peredaran di dalam negeri. Rupanya anak binaan kesayangan Prof. Widjojo Nitisastro ini, pada 10 Agustus 2001 hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

Menurut pengakuannya, rencana ke AS sudah lama, dalam rangka kerja sama dengan lembaga bantuan milik Pemerintah AS, USAid dengan program otonomi daerah untuk perkuatan institusi daerah: Memberikan beasiswa S-2 untuk pengajar di universitas di daerah dari Aceh, Kaltim, Sulut, Papua, dan Jawa.

Programnya di Amerika memang tadinya hanya untuk satu tahun, tapi diperpanjang dua tahun karena tenaganya masih diperlukan. Pribadinya yang lugas dan cerdas, telah mengantarkannya kepada pergaulan yang sangat luas. Ia disenangi banyak orang di dalam dan luar negeri.

Tidak heran bila pada awal Oktober 2002 ia terpilih menjadi executive director  IMF menggantikan Dono Iskandar Djojosubroto. Posisi itu tidak asing lagi baginya karena sebagai ekonom selama ini ia banyak berurusan dengan IMF, kebijakan IMF, dan dekat dengan orang-orang IMF.

Namun, kesan yang mungkin akan sulit dihindari adalah dengan jabatannya yang baru ini pula tampaknya ia menjadi tidak leluasa lagi mengkritik keras kebijakan, baik pemerintah maupun IMF.

Sehubungan dengan jabatan barunya, penggemar warna hitam, putih, dan pastel, yang juga menjabat komisaris independen di Unilever Indonesia dan Astra Internasional ini harus pindah dari kawasan Dunwoody, Atlanta, ke Washington D.C., sekitar 1,5 jam perjalanan pesawat terbang.

Sebab sejak 1 November 2002, ia berkantor di lantai XIII gedung markas pusat IMF di 19th Street, NW, Washington DC, Maryland, dengan jabatan Executive Director. Bagi dia, jabatan baru ini adalah tanggung jawab yang harus diemban untuk memenuhi harapan para pemilih dan pendukung, terutama publik.

Dari segi usia, ia tergolong paling muda menjabat executive director IMF. Penunjukannya juga di luar kebiasaan. Selama ini sudah ada semacam kesepakatan antara Bank Indonesia dan pemerintah bahwa jabatan itu merupakan hak BI. Sedangkan untuk perwakilan di Bank Dunia hak pemerintah. Tapi kali ini, ia justru dicalonkan Menkeu. Rupanya BI berkenan melepaskan haknya untuk mencari orang yang tepat dan paling baik untuk mewakili kepentingan Indonesia di dunia internasional, terutama IMF. “Pencalonan saya oleh Menkeu yang juga mantan Deputi Gubernur BI tentu sudah melalui konsultasi dan berbagai proses pendahuluan yang mungkin dianggap terbaik untuk kepentingan Indonesia secara keseluruhan dan bukan kepentingan satu-satu institusi, apalagi kepentingan perseorangan,” kata dia.

Setelah cukup matang di USAid dan IMF, Sri dipercaya Presiden Yudhoyono menjabat menteri perencanaan pembangunan nasional/kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu. Usai serah terima jabatan dari menteri sebelumnya, Kwik Kian Gie, di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (21-10-2004), Sri Mulyani menjawab wartawan ihwal dirinya yang pernah bekerja pada IMF, lembaga yang banyak dikecam masyarakat, menjamin tidak akan ada intervensi dari IMF terhadap kebijakan ekonomi Indonesia. “Saya ini kan seorang, IMF itu 3.000 orang. Tidak bisa satu orang membawa kebijakan IMF. Saya juga seorang dari 34 menteri yang diangkat dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Jadi, programnya saya rasa bukan atas selera pribadi atau satu lembaga, melainkan keputusan bersama,” kata dia.

Ia menegaskan hanya ingin bekerja, menunjukkan fungsi Bappenas sebagai wadah konsolidasi dan konsultasi seluruh jajaran kabinet untuk merencanakan kebijakan pembangunan.

Sri selalu bersemangat saat berbicara tentang ilmu ekonomi. Mengenai visi pertumbuhan, ia menyebut tiga faktor penggerak ekonomi: Fiskal, konsumsi, dan investasi. Jika mengandalkan fiskal, tampaknya berat karena utang pemerintah masih besar. Selain itu, adanya alokasi subsidi yang besar juga membuat ruang gerak mendorong pertumbuhan menjadi terbatas.

Ia menegaskan investasi mutlak dibutuhkan Indonesia kini untuk menyokong pertumbuhan ekonomi. Indonesia tidak bisa lagi mengharapkan tingkat konsumsi dan kebijakan fiskal sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. “Untuk mendorong peningkatan investasi, kita perlu perbaikan iklim investasi dan infrastruktur. Itu perlu dilakukan jika pemerintah ingin mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi,” kata Sri Mulyani,

Di sisi lain, pemerintah tidak mungkin terus-menerus menggantungkan pertumbuhan ekonomi pada konsumsi. Jadi, untuk memacu pertumbuhan dengan cara menggerakkan sektor riil dan investasi diperlukan suatu iklim investasi yang baik. “Agar berlangsung lama, kita memerlukan stabilitas makroekonomi,” ujar Sri Mulyani.
Sebelum diangkat menjabat menteri perencanaan pembangunan nasional/kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu, dia hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, sebagai konsultan di USAid sejak Agustus 2001. Kemudian, terpilih menjadi executive director IMF mewakili 12 negara Asia Tenggara. Ia perempuan pertama dari Indonesia menduduki posisi itu.

Sri Mulyani Indrawati atau akrab dipanggil Mbak Ani sejak paro kedua dekade 1990-an namanya bisa disejajarkan dengan para selebriti dunia hiburan akibat seringnya tampil di panggung seminar atau dikutip di berbagai media massa. Komentar dan analisisnya kritis, lugas, jernih, dan populer.

Ia primadona panggung seminar dan talk show di televisi kala itu. Selain sering muncul di seminar-seminar, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) ini juga sempat aktif menjadi penasihat pemerintah bersama sejumlah ekonom terkemuka lain dalam wadah Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid.

Tentang filosofi hidup, ia mengatakan hidup hanya sementara. Maka kalau bisa ia hanya ingin melakukan yang terbaik dan memberikan yang terbaik kepada bangsa, negara, agama, dan keluarga. Serta menikmati hidup bahagia, damai dengan diri sendiri dan sekitarnya.

Belajar Psikologi

Tentang filosofi hidup, ia mengatakan hidup hanya sementara. Kalau bisa, ia hanya ingin melakukan yang terbaik dan memberikan yang terbaik kepada bangsa. Serta ingin menikmati hidup bahagia, damai dengan diri sendiri dan sekitarnya.

Dalam rangka menikmati hidup bahagia pula, ia getol mempelajari psikologi. Ia mengaku sudah sangat lama tertarik pada psikologi. Bahkan, dahulu dia ingin masuk fakultas psikologi daripada fakultas ekonomi karena senang mempelajari tingkah laku dan sifat manusia. Ia senang psikologi karena bisa memahami secara lebih baik sifat dan karakternya sendiri maupun anak-anaknya. “Sangat menyenangkan mempelajari bagaimana mereka berkembang dan berubah. So excited dan sangat menakjubkan,” ucap dia. n

BIOGRAFI

Nama: Sri Mulyani Indrawati
Tempat, tanggal lahir: Tanjungkarang, 26 Agustus 1962
Agama: Islam
Suami: Tonny Sumartono
Anak: 1. Dewinta Illinia
2. Adwin Haryo Indrawan
3. Luqman Indra Pambudi

Pendidikan:
1. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1981–1986)
2. University of lllinois Urbana Champaign, AS (M.Sc.), 1988–1990
3. University of lllinois Urbana-Champaign, AS (Ph.D.) 1990–1992

Spesialisasi penelitian:
1. Ekonomi Makro
2. Ekonomi Keuangan Negara/Publk
3. Ekonomi Moneter dan Perbankan
4. Ekonomi Tenaga Kerja

Jabatan dan Pengalaman Kerja
1. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu
2. Executive Director IMF mewakili 12 negara Asia Tenggara (2002–2004)
3. Konsultan USAid di Atlanta, Georgia, AS (2001–2002)
4. Dewan Ekonomi Nasional (1999–2001)
5. Kepala LPEM FEUI, Juni 1998–kini
6. Narasumber Sub-Tim Perubahan UU Perbankan (1998–1999)
7. Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional (1999–2000)
8. Kelompok Kerja Bidang Hukum Bisnis, Menteri Kehakiman Republik Indonesia (1999–kini)
9. Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan, (1998–kini)
10. Redaktur Ahli Majalah Bulanan Manajemen Usahawan Indonesia (1998–kini)
11. Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan Pembangunan, PP ISEI (1996–2000)
12. Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI (1996–kini)
13. Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI (1995–1998)
14. Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI (1993–1995)
15. Research Associate LPEM FEUI (1992–kini)
16. Pengajar Program S-1 dan Extension FEUI, S-2, S-3, Magister Manajemen UI (1986–kini)
17. Anggota Kelompok Kerja–GATS Departemen Keuangan (1995)
18. Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk Menteri Negara Kependudukan, BKKBN (1995)
19. Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV Menteri Negara Kependudukan, BKKBN (1995)
20. Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan, Bappenas (1994–1995)
21. Asisten Profesor di University of Illinois at Urbana, Champaign, AS (1990–1992)
22. Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi UI (1985–1986)

Sumber:
Heri Wardoyo, dkk. 2008. 100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Bandar Lampung: Lampung Post. Hlm. 363-366


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top