Agrobisnis

Anak Muda Pengusaha Kerang Laminasi

Profil Pengusaha Syarif Ihsanuddin

 

usahakerang.png

 

Anak muda itu bernama Syarif Ihsanuddin ini tidak mau diam menyerah. Syarif pengusaha kerang laminasi, demi melanjutkan usaha ayahnya rela berjuang. Mau menjadi pengusaha memang memiliki kesan menakutkan. 

 

Apalagi Syarif harus memulai kembali ketika usaha ayahnya pernah berjaya, Dikatakan usaha ayahnya pernah mengekspor 5000 kerajinan perbulan. Ayahnya kemudian terpuruk. Maka Syarif berinisiatif mengambil alih dan memulai semuanya dari nol. 

 

Dia mengatakan bahwa dari 2009- 2017 selalu datang pesanan diluar negeri. Tetapi entah kenapa, di tahun 2017, dia tidak melihat pesanan orderan itu tiba- tiba berhenti. Itu membuat pendapatan sampai minus. 

 

Kerajinan Kerang

 

Syarif posisi tengah menjalani kuliah. Mau membayar kuliah tetapi dibuat menunggu. Syarif merasa tidak bisa diam- diam begini.

“..pada tahun 2017 posisi saya masuk kuliah dan butuh biaya dan saya berpikir ini gak bisa hanya nunggu begini saja,” ujar Syarif kepada pewarta Liputan6.com

Dalam acara bersama Mentri Pariwisata, Sandiaga Uno, dirinya melanjutkan berkisah dalam acara bertajuk Menjemput Rejeki. Pria 21 tahun itu kemudian nekat menjadi pengusaha kerang laminasi. 

 

Aneka inovasi dilakukannya sampai menembus pasar Amerika Serikat. Omzet perbulan Rp.30 juta perbulan atau Rp.500 juta pertahun. Syarif memang sejak sekolah menengah sudah mengenal bisnis ayahnya.

Dia merupakan mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam, Universitas Islam Indonesia (UII). “Karena latar belakang orang tua juga pengusaha, jadi dari dulu saya enggak asing lagi sama dunia usaha,” ia melanjutkan.

Syarif sempat bekerja menjadi sopir bak terbuka antar provinsi. Syarif melihat banyak orang berjualan kerang disepanjang jalur Pantura. Maka Syarif bertekat mengembangkan usaha kerajinan keluarga. Ia mengembangkan produk dari nol.

Ia memulai usaha kerajinan cangkang kerang. Syarif menantang dirinya sendiri semenjak di bangku kuliah. Dialah pemilik Owner Sabila Craft berjanji mandiri. “Waktu itu saya bilang sama Ibu kalau mau hidup mandiri, ini juga sebagai challenge buat diri saya biar bisa terus berkembang,” ungkapnya.

Walau masih mahasiswa ia telah mampu mengekspor keluar negeri. Syarif gencar melakukan riset pasar, tujuannya melihat pasar mana yang cocok untuk produk. Ia menawarkan usahanya disela- sela menjalankan Semester 1 sampai sekarang Semester 6.

Syarif tidak enggan mengontak sesama pengrajin kenalan. Dia kemudian disarankan bertemu buying agent. Tidak langsung sukses karena semua membutuhkan waktu. Syarif harus membuat sample buat dikirim keluar negeri kelak.

Dia membutuhkan waktu enam bulan. Bulan- bulan pertama dia mengirim sample langsung ditolak. Ia ditolak berkali- kali sampai dapat pas. Pihak agen memang mencari produk sesuai diinginkan buyer di luar negeri.

 

Ia ingat produk pertamanya seribu pcs mangkok dari kulit kerang. Syarif juga mengurusi urusan legal dari NPWP, Nomor Induk Berusaha (NIB), dan Nomor Induk Kepabeanan (NIK). Syarif getol buat memasarkan produknya ke aneka portal jual- beli internasional.

 

Sekarang dia tidak lagi mencari agen mencarikan pembeli. Justru agen mencari produknya buat dijual ke pembeli. Jujur dikalan pandemi usahanya mengalami penurunan. Itu cukup drastis pasalnya 80% pasarnya berada di negara kena lockdown.

“Jadi ada beberapa proyek yang pending, bahkan cancel gara- gara lockdown,” imbuhnya, pengusaha Syarif menjelaskan kepada portal UII.ac.id.

Dirinya tidak lantas menyerah malah menjadikan ajang evaluasi. Salah satunya dia membuat Instagram buat ajang promosi. Di musim begini ada orang luar negeri memesan lewat Instagram. Nama Sabila sendiri merupakan buatan Syarif bukan ayah.

Itu merupakan nama pemberian ibu yang berarti “Selalu ada Jalan”. Doanya bahwa nanti bisnis sang anak akan selalu mendapat jalan. Apapun Sabila Craft akan tetap bertahan, karena selalu ada di jalan Allah. Ia walau sibuk mengurusi bisnis tetap lancar kuliah.

Intinya pengusaha harus mampu membagi waktu. Ia juga menjelaskan dia memiliki rencana besok mau apa. “Saya selalu merencanakan apa yang akan saya lakukan esok,” tutur Syarif. Dia juga menyarankan harus mencari ridho orang tua. 

 

Pengusaha harus beragama, amanah, punya attitude dan selalu berkomunikasi. Kamu harus menjalin komunikasi dengan orang tua. Anak muda harus selalu mendapatkan Doa dan Ridho orang tua.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top