Cerita inspirasi

Bikin Casing HP Imam Memutuskan Jadi Pengusaha

Profil Pengusaha Imam Arie Winarta

bikin casing hp sendiri

Memutuskan jadi pengusaha membutuhkan manajemen konsekuensi. Seperti kisah Doker Imam Arie Winarta, yang bikin casing HP menjadi bisnis menjanjikan. Teknologi semakin berkembangan sejalan perangkat seluler. Boleh dibilang berbisnis perangkat seluler tidak akan ada matinya.

Apapun namanya perangkat seluler membutuhkan casing. Di era smartphone pun, banyak pengusaha berlomba berbisnis ini. Baik mereka yang memutuskan untuk mengimpor dari China. Tetapi Imam berbeda, kreatifitas membawanya membuat casing sendiri berbahan.

Kita sudah bisa membayangkan lonjakan pengguna seluler. Semenjak jaman smartphon misal, tidak hanya mereka orang tua bahkan anak- anak sudah pegang. Imam melihat potensi pasar terbuka luas dari sana. Pekerjaan sebagai Dokter pun tak mampu menghalangi Imam berkreasi.

Dokter Jadi Pengusaha

“Bagi saya, dalam membuat bisnis, terutama bagi pemula, yang dilihat bukanlah mau membuat bisnis apa, melainkan apa yang mau saya buat untuk pasar,” ujarnya.

Ia mengajarkan bagi pengusaha muda dan pemula: Jangan mencari “produknya” atau mencari pasar dulu. Cobalah kamu mencari “apa pasarnya”, temukan produk yang dibutuhkan pasar dan mulailah membuat modifikasi.

Tujuan modifikasi ialah menjadi nilai pembanding. “Saya mencari apa yang dibutuhkan pasar dalam bentuk yang baru dan berbeda,” pikirnya. Timbulah ide bikin casing HP yang bisa dipakai berulang- ulang. Produk yang dapat diganti berulang kali tanpa takut kehilangan uang.

Dengan menggunakan bahan kertas, maka harganya bisa diturunkan. Variasi corak pun dapat bersaing dengan casing plastik. Tahun 2012 lahirlah Papcase, bisnis casing smartphone berbahan kertas, yang sempat tertunda karena Imam harus melanjutkan kuliah.

Dokter jadi pengusaha kenapa tidak boleh. Ternyata Imam tengah menjalankan pendidikan dokter ketika itu. Kuliah kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang, menuntu dia fokus. Bukan mudah baginya untuk mengerjakan bisnis baru Papcase.

Menurut artikel Tabloid Bintang, Imam dituntut untuk segera menyelesaikan pendidikan dokter. Dia menganggap kuliah merupakan tugas utama. Sehingga ketika dia tengah praktik koas, walau cuma sebentar, disisihkan waktunya untuk rapat dengan tim Papcase.

Meski baru pulang dari IGD, ia sempatkan berbicara mengenai bisnis bareng tim kerjanya. Bahkan ujian esok hari tak membendung Imam berbisnis. Ia sempatkan menghandle bazar di Jakarta, padahal esoknya ujian di kampus. Manajemen dilakukan agar menjadi dokter dan pengusaha tetap berjalan.

Kini cerita perjuangan tersebut terbayar, menjadi kenangan tak terlupakan, masa- masa perjuangan dirinya memilih antara karir atau berbisnis. Jadi pengusaha tetapi masih bekerja, mungkin Imam bisa menjadi contoh kamu.

Perjuangan Pengusaha

Imam mengeluarkan modal cuma Rp.800 ribu rupiah. Uang hasil menjual buku diktat teman- teman di kampus. Kini, berkat Popcase, ia mampu meraup omzet sampai Rp.150 juta perbulan. Awal- awal dia membuat paper case manual, dari dicetak sendiri di mesin dan dipotong sendiri sesuai ukuran.

Jerih payan Imam terbayar dengan permintaan membesar. Hasilnya Papcase mampu memproduksi 10 ribu sampai 15 ribu perbulan. Ia mengatakan kenapa masyarakat menyukai Popcase. Pembeli bisa ganti Papcase setiap waktu. Mereka bisa mendesain sendiri dan mengganti casing dengan mudah.

Berbekal uang Rp.20 juta saja, orang bisa membeli casing HP dari Popcase ini, alhasil orang akhirnya bisa gonta- ganti casing lebih murah. Imam juga menawarkan casing HP termahal Rp.200 ribu. Dia mengaku si Popcsae ini telah merambah sampai ke Thailand, Malaysia, Brunei, dan Los Angles, US.

Imam pun dianugrahi banyak penghargaan kewirausahaan. Popcase memenangkan UKM WOW dari BCA dan Wirausaha Muda Mandiri 2016. Imam sendiri masih bekerja sebagai Dokter sekaligus jadi pengusaha. Kamu mungkin berpikir semua telah berjalan baik bagi Imam tetapi tidak.

“Ketika membangun bisnis, tentu halangan dan rintangan bermunculan, bahkan cemooh dari orang sekitar ada,” ucapnya.

Dia mengingatkan pengusaha muda agar bersabar. Imam pernah loh diejek teman- teman seprofesi Dokter. Mereka pernah berkata,”jadi Dokter kok jualan pelapis, kurang duit?”. Ejekan itu begitu melekat dalam ingatan, tetapi Imam mengaggap semua hinaan sebagai suplemen.

Imam memilih menyisihkan uang ketimbang jalan- jalan. Ketika teman seprofesinya memilih befoya- foya selepas bekerja. Imam memilih pulang dan beristirahat. Sekarang masa- masa perjuangan itu telah terlewat. Dia mendukung siapapun yang mau berwirausaha, ingat jangan mudah menyerah!


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top