Profil Pengusaha Sri Wahono
Membayangkan dia resign PNS mungkin menyakitkan. Demi bisnis software miliaran impiannya, Sri Wahono lebih memilih keluar dari pekerjaanya yang mapan. Semenjak dahulu Wahono memang ingin menjadi seorang pengusaha. Merintis bisnis impian tidak mudah baginya berjuang sendirian.
Memilih Keluar dari Kampus
Ia memang unik karena memiliki kenekatan. Wahono begitu asik mengerjakan aneka pemrograman. Karena kesibukan, Wahono memilih untuk keluar dari kampusnya. Ketika menikah dan memiliki istri membuatnya berpikir sedikit rasional. Dia lalu membuka toko kelontong sendiri bermodal Rp.1 juta.
Sembari itu dia masih mengerjakan beberapa pekerjaan freelance. Tidak mudah memang untuk jadi pengusaha. Tetapi ambisi untuk membuka usaha software makin bergema. Ia mengakali semua agar tetap bisa berkreasi. Aneka pekerjaan dilakoni sembari mengumpulkan modal sedikit- demi sedikit.
Dia mendirikan AztectSoft untuk lebih menyeriusi usaha ini. Ia membuat program penggajian, sistem kasir, dan pencatat data ekspor- impor. Berkat kerja kerasnya, perusahaan CB Aztect telah menjual ke 1.587 perusahaan. Tidak ingin sukses sendiri dia aktif menggaet keagenan untuk berjualan.
Ada 23 agen gerai yang menjadi agen pemasaran produk miliknya. Tetapi perjalanan itu bukanlah mudah loh. Namanya perusahaan kecil, maka mereka harus berhadapan perusahaan- perusahaan besar. Ambisi Wahono memang tinggi, termasuk dia berani menggadaikan perhiasan istrinya, Nunik Palupi.
CV. Aztech resmi terdaftar sebagai perusahaan pada 2001 silam. Sudah menjadi hukum alam, bahwa mereka yang bermodal kecil kalah dengan pemodal besar. CV. Aztech pernah merasakan penjualan yang sepi loh. Hanya sedikit dari klien yang percaya dan kenal akan kualitas produk Aztech.
Oleh sebab itu, Wahono harus tetap bekerja disela penjualan yang sepi, dan beberapa kali pindah- pindah perusahaan. Tahun 2004, Wahono diterima Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pendapatan Daerah Lampung. Dia lalu menjalankan profesi barunya itu, walau cuma sanggup bertahan 2 minggu.
Wahono serius menghidupi Aztech Software hingga mampu. Dia menyemangati dirinya sendiri agar tetap bertahan. “Malu kalau berani keluar dari PNS tapi bisnis gagal,” celetuknya, yang kini telah beromzet miliaran rupiah.
Ia merekrut beberapa pegawai yang ahli sebagai amunisi. Mereka lalu bersama mengerjakan sistem akuntansi perusahaan. Dia pun berani memasarkan program bernama Acosys lebih agresif. Walau dia harus menghadapi perusahaan besar asal Jakarta, mereka yang mendominasi pasaran Lampung.
Pengusaha muda yang cuma berkantor di komplek terpencil. Dia harus cerdik menyusun strategi pemasaran. “Kalaupun pasang iklan, nanti calon klien malah kesulitan cari kantornya di mana,” ujarnya. Wahono lalu memilih strategi geriliya, menawarkan software dari satu kantor ke kantor lain.
Dia melakukan serapih mungkin agar tak terdeteksi kompetitor. Ia berstrategi agar perusahaan besar mendengar nama Acosys. Mereka diharapkan mendengar melalui marketing mulut ke mulut. Tiga tahun kemudian, banyak perusahaan besar yang diincar mendengar nama Acosys dari lingkungan.
Maka sejak itu, ada 300 klien pertama yang tertarik dan pindah menggunakan Acosys. Wahono pun pindah ke ruko sebagai kantor. Ia bahkan sudah berani beriklan terang- terangan. Software Acosys sudah memiliki varsi ke empat, dengan empat bahasa asing guna merambah ke pasar internasional.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.