Ide bisnis

Bisnis Waralaba TK Alternatif Wirausaha Kita

Profil Pengusaha Rahmi Salviviana 

bisnis waralaba tk sd

Pernah “booming” bisnis waralaba TK masih alternatif. Buat pengusaha yang ingin memulai usaha pendidikan. Ini alternatif wirausaha yang semua orang butuhkan. TK juga tidak ada kewajiban berupa ujian nasional. Alhasil sekolah memiliki otoritas untuk menghasilkan siswa yang seperti apa.

Niatnya membantu kebutuhan keluarga berbuah manis. Melalui ketekunan serta kemampuan melihat peluang usaha, Rahmi Salviviana sukses berbisnis di bidang pendidikan. Dia yang berdomisili di Pekanbaru, Riau, melihat bahwa bisnis taman kanak- kanak sangat menjanjikan.

Berbekal pengalaman pribadi, ia telah merubah arah hidupnya menjadi lebih baik. Vivi yang merintis usahan ini semenjak tahun 2008 menjelaskan awal mula. Saat itu, Vivi bukanlah pemilik waralaba, melainkan patner pewaralaba yang memiliki brand.

Dia bekerja sebagai frenchiser atau pengguna waralaba milik orang lain. Ia sama sekali tak memiliki sekolah sendiri. Fokus dua tahun, ia lalu memberanikan diri untuk membuka brand waralaba sendiri, Alifa Kids. Vivi lebih fokus pada bisnis pendidikan anak usia dini sebelum TK.

Prospek Bisnis Pendidikan

Bisnis waralaba TK miliknya memiliki visi pribadi.. Sekolah ini mempersentasikan “Amanah, Loyal, Integritas, Fatonah, Cerdas, Adil, Kerja sama, Inisiatif, Disiplin, dan Santun. Ia selalu berharap anak- anak didiknya di TK Alifa Kids menjadi anak pintar dan berakhlak selain siap masuk SD.

Lulusan Hubungan Internasional Universitas Riau ini mengaku, bahwa bisnisnya Alifa Kids berawal dari keinginan membantu keluarga. Di sendiri mempunyai seorang putri berumur empat bulan belum masuk TK. Vivi ingin agar tetap produktif sekaligus mendidik putrinya sendiri dari waralaba.

Melalui Alifa Kids dia sudah memiliki bisnis sendiri. Ia jadi lebih mudah membantu orang tua lebih banyak. Pasarnya mereka yang memiliki keterbatasan waktu untuk berinteraksi dengan anaknya. Vivi mengajarkan lebih dari Intelligence Quote (IQ), tapi bagaimana pembentukan karakter.

Kesuksesan menurut Vivi, 85% -nya berasal dari karakter anak itu sendiri bukan sekolah. Melalui kurikulum yang fokus dan konsep matang, Alifa Kids mendapatkan berbagai penghargaan. Kini Alifa Kids memiliki lebih dari 350 siswa, dimana tiap bulannya bertambah berbeda- beda.

Vivi menyediakan dua jenis pendidikan dan keduanya memiliki biaya berbeda. Untuk siswa setengah hari, orang tua membayar Rp.375.000, dan siswa satu hari penuh membayar Rp.800.000. Alifa Kids mengambil biaya tahunan Rp.4 juta- 5 juta jadi cukup terjangkau

Usaha ibu 30 tahun ini telah mendapatkan penghargaan Honda Youth Start Up, baik tingkat regional dan nasional oleh Mark Plus. Bank Mandiri kemudian menghantarkan Vivi sebagai finalis nasional di Wirausaha Muda Mandiri. Ini bukan perjalanan sebentar melainkan penuh tekad dan visis kedepan.

Alifa Kids total telah memiliki 60 pegawai dibawah bendera Alifa Management. Ia selalu mendorong pegawainya untuk mandiri bahkan mendorong mereka berwirausaha. Mereka, pegawai Alifa Kids, sepulang mengajar mereka akan sibuk menjalankan usaha kelompok; seperti berjualan pakaian.

Wirausahawan mandiri

Rahmi Salviviani mengaku merintis bisnisnya di tahun 2008 dengan modal terbatas. Ia dikala itu meminjam uang dari beberapa saudara hingga terkumpul 50 juta. Tetapi modal usaha tersebut tidak lah bertahan lama meski bisnis telah berjalan, tidak ada keuntungan menyokong.

Vivi pun memutar otak, meminta uang suaminya untuk ikut membantu. Sang suami bahkan keluar dari pekerjaannya agar lebih fokus. Mereka berdua menjalankan bisnis tersebut bersama. Hasilnya Alfia Kids untung dan balik modal, uang itu lalu diputar kembali mengembangkan bisnis agar lebih besar.

Mereka tidak segan mengikuti seminar kewirausahawan pendidikan. “Investasi terbesar kami adalah mengikuti seminar pelbagi,” tuturnya. Kendati telah mendapatkan banyak pengetahuan terbukti tidak menjamin tidak adanya halangan.

Halangan itu pasti ada, tetapi justru itu yang membuat bisnisnya menjadi lebih baik. Yang terpenting adalah sumber daya manusia, ia tidak menganggap sepele akan hal tersebut. Vivi bahkan mengadakan pelatihan untuk pengajar baru. Tujuannya agar sejalan dvisi dan misi dalam program pengajaran.

Melalui Alifa Management, para guru mencoba membentuk pribadi diri lebih baik, tujuannya agar juga mampu membentuk pribadi siswa. Mereka mengajarkan jiwa kewirausahawan sejak usia dunia. Vivi juga mengajarkan pegawainya untuk berbisnis setelah mengajar; seperti berjualan pakaian.

Sukses bisnis pendidikan usia dini, Vivi berencana merambah bisnis sekolah dasar. Ia terus berencana membuka beberapa sekolah dasar di Pekanbaru. Untuk TK sendiri, ia berharap melalui masuk lebih dalam ke seluruh penjuru Indonesia.

Beberapa orang telah menawarinya berwaralaba tetapi tidak untuk sekarang- sekarang; ia merasa membutuhkan persiapan. Tetapi ini bisa menjadi bisnis waralaba TK alternatif kamu.

“Pada dasarnya, saya tidak mau merugika pihak yang tertarik untuk bermitra atau menjadi franchise Alifa Kids,” ungkapnya.

Sembari menuggu kesiapan waralaba, Vivi telah bergerak membangun sekolah dasar di Pekanbaru. Dia memperkirakan terbangun dua sampai tiga tahun lagi. Ia juga menyebut tidak boleh tergesa- gesa dalam hal berekspansi.

“Godaan untuk masuk sektor usaha lain seringnya menjadi “racun” bagi sebagian besar pengusaha terutama pemula,” tuturnya. Ia yakin beberapa pengusaha gagal karena melihat bisnis lain. Dia juga percaya selalu menganggap pegawainya sebagai mitra. Oleh karena itu, sekolah harus menghargai jasa gurunya makanya bisnis tidak instant.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top