Profil Pengusaha Galuh Rahma Wati
Siapa sangka usaha tersebut menghasilkan keuntungan tinggi. Guru sambil wirausaha yang mampu meraup omzet puluhan juta. Galuh Rahma Wati, guru bimbel yang kreatif mengaplikasikan ilmunya dalam pendidikan. Bukan hanya mengajar kesenian, tapi Galuh membuat kerajinan dan menjualnya.
Wirausaha Bangku dari Drum
Awalnya dia membuat aneka produk berbahan drum bekas. Tetapi karena jumlah pemesanan banyak maka menyusahkan dia. Pesananan membeludak sehingga suplier offline tidak sanggup. Galuh pun menyisiati dengan memesan dari online.
Ia menambahkan lagi bahan baku dari offline kurang baik. Namanya juga usaha berbahan baku drum bekas. Terkadang Galuh menemukan bahan baku yang tidak sesuai standar.
“Namanya kaleng bekas tidak 100% mulus ya, ada penyok- penyok sedikit, terkadang ada pembeli yang perfeksionis komplain,” terang pengusaha ini.
Dia melanjutkan modal daur ulang drum ini tidak besar. Agar ia mudah mendapatkan bahan baku, dirinya tak segan untuk membayar uang muka. Tentu Galuh tidak memesan dari satu orang saja, melainkan beberapa orang dengan waktu tempo panjang.
Pembuatan Bangku Drum
Ia menggunakan uang secermat mungkin. Sisa uang DP itu diputarkan untuk membeli bahan lain. Galuh bekerja sama dengan pemilik toko besi. Karena memang dia masih tetanggaan, maka Galuh mendapatkan bahan dengan bayar ditempo, ini akan mempermudah jika barang belum laku dijual.
Proses produksi diceritakannya butuh waktu tiga hari. Prosesi produksi diawali dari pembersihan, cat pelapis anti karat, pewarnaan dan mencetak gambar. Kalau sudah jadi maka ia tinggal menambah alas duduk.
Galuh lantas menjelaskan detil mengenai pembuatan bangku. Ia mengaku tidak membutuhkan modal besar. Pemesanan desain bangku atau sofa itu tergantung permintaan. Dia melanjutkan, tantangan produksinya ialah cuaca yang menganggu. Ini nantinya berkaitan dengan pengeringan cat setelah finishing.
Selain membuat bangkut tunggal atau satu orang, Galuh juga mengembangkan jenis bangku lain yakni dua orang, tiga orang atau lebih. Jenis sofa ini memiliki waktu pembuatan yang lebih lama. Pasalnya mereka harus lakukan pemotongan, pengelasan, pendempulan, dan pengecatan.
Proses pengerjaan bisa sampai 5- 7 hari semenjak pemesanan. Jujur tidak mudah bagi Galuh untuk memasarkan usahanya. Awal dia hanya mampu mengerjakan sedikit dan menjual 4 bangku. Dalam sebulan dia pernah cuma mengantongi omzet Rp.500 ribu.
Bertahap usahanya itu berkembang melalui pemasaran yang agresif. Melalui penjualan online mampu berkembang hingga omzet Rp.20 juta. Ia menggunakan dua media pemasaran yakni Intagram dan Tokopedia. Akun instagramnya bernama @galuh.creatives, dan akun Tokopedia Mbak Galuh Kursi Drum.
Harga produk yang ditawarkan pun bervariasi sesuai tingkat kesulitan. Ia menjual dari harga Rp.109 ribu untuk paling kecil, dan paling besar Rp.2,5 juta per- item. Dalam sebulan sekarang Galuh bisa menjual 50 sampai 100 item sebulan.
“Dulu Rp.500 ribu sebulan, sekarang stabil di angka Rp.20 jutaan,” pengusaha ini menceritakan.
Ia sendiri mengatakan tak banyak kesulitan dalam pembuatan. Galuh berperinsip bisnisnya berjalan baik karena passion. Semua itu berawal dari hobi atau passion, dan karena itulah dia merasa senang mengerjakan. Hasilnya baik mendapat keuntungan tetapi dia juga mendapat kesenangan.
Sumber: Detik.com
![](https://biografi.aopok.com/wp-content/uploads/2024/09/Aokpok_Logo.png)
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.