Miliarder

Harjo Sutanto Sabun Cuci Wings Rajanya Sabun

Biografi Pengusaha Harjo Sutanto

biografi pemilik wings

 

Sabun cuci Wings rajanya sabun ekonomi. Ini biografi Harjo Sutanto, yang memulai usahanya pada 1948 bersama seorang sahabat. Hasil tangan dingin salah satu orang terkaya Indonesia. Dua orang yang lalu memulai bisnis sabun handmade. 
 
Bahan bakunya terbatas bermodal pabrik kecil- kecilan di belakang rumah. Mereka membuat sabun cuci di sebuah bengkel kecil. Tempatnya disekitar rumah di Surabaya, Jawa Timur. Pria bernama lengkap Harjo Sutanto atau Tan Siek Miauw, dan sahabatnya bernama Johannes F. Katuari. 
 

Sejarah Sabun Wings

 
Mereka berkeliling dari rumah ke rumah, warung ke warung, dan desa- ke desa. Kerja keras terbayar ketika sabun cuci itu terjual dan diterima masyarakat luas.  Mereka dari yang menjual sabun batangan lalu menjual aneka produk. 
 
Dari hilir dan hulu, bengkel kecil mereka berubah menjadi 70 perusahaan berbeda mebawahi pabrik- pabrik kimia besar. Bisnisnya banyak meliputi berbagai kebutuhan rumah tangga, pembersih toilet, kimia dasar, makanan dan minuman, perdagangan, properti, dan perbankan.
 
Pasar ekspor mencapai 60 negara, sementara tenaga kerjanya mencapai 12 ribu lebih. Meski banyak bisnis dikembangkan, basis usaha mereka masih sama yaitu kebutuhan rumah tangga. Harjo Sutanto meski sedikit informasi bagaimana pribadinya. 
 
Ia merupakan contoh hidup apa yang disebut kerja keras. Kehidupannya terkait erat dengan Johannes F. Katuari, dia bisa dibilang merupakan co- founder Wings. Kedua pengusaha mulai memproduksi sabun krim yang cepat diterima masyarakat di Jawa Timur. 
 
Sabun krim merupakan produk pelopor tidak ada produk sejenis di pasaran. Produk ini memiliki kekuatan mencuci sama dengan sabun diterjen, tetapi memiliki harga yang lebih murah. Itu semua disebabkan rendahnya biaya produksi. 
 
Produk Wings digemari seketika dan bisa menjadi terkenal di seluruh Jawa pada umumnya Kepopuleren sabun krim akhirnya tersebar di seluruh Indonesia. Sejak tahun 1971, sebenarnya bisnis keduanya sudahlah sangatlah maju tetapi hingga tahun 80’an nama mereka baru dikenal. 
 
Titik balik terjadi ketika di Januari 1991, perusahaan merubah nama mereka dari Fa Wings menjadi PT. Wings Surya. Berkembang, bisnisnya tidak hanya bisnis sabun tetapi terus merambah bisnis- bisnis lainnya. Ini menjadikan Wings menjadi perusahaan satu grup. 
 
Meski telah banyak bisnis telah dijalankan, Wings tetap berbasis bisnis rumahan, mulai dari memproduksi kebutuhan toilet, cuci pakaian, dan kebutuhan pokok lainnya. Ini merupakan bisnis besar dimana produknya selalu laris dan memiliki batas penggunaan. 
 
Meski terjadi krisis moneter, selama Wings ada di dalam hati masyarakat maka bisnis perusahaan akan selalu untung. Di awal muncul, Wings bergerak mengikuti pesaingnya Unilever dalam berbagai hal.

Wings Vs Unilever

 

Kemanapun, Wings selalu ada menjadi bayang- bayang produk Unilever. Diterjen Rinso dibayangi oleh produk So Klin dan Surf ditempel oleh Daia, pasta gigi Close- Up diikuti Smile- Up, sebun kecantikan Luv ditantang Giv, sabun kesehatan Lifebuoy dicegat Nuvo, dan sampo Clear diserang Zinc.

Tidak hanya kesamaan konsep, didalam kandungan tidak jarang memiliki kesamaan; meskipun begitu Wings selalu lebih murah. Tak jarang banyak orang yang sadar akan hal ini akan memandang remeh Wings. 

 
Tetapi, perusahaan tidak cuma hanya mengandalkan konsep bisnis seperti hal ini. Wings tidak hanya mengandalkan harga murah tetapi terus berinovasi. Mereka fokus menggunakan strategi bernama 4N ala Wings sendiri: 
 

Niteni (mengamati), Nitili (menganalisa), Nirokke (mencontoh), dan Nambahi (memberi nilai tambah).

Melalui sumber terpercaya, pakar kimia ikut bekerja di proses pembuatan produk. Wings cerdas buat mempekerjakan mereka untuk memecahkan kode kimia dari produk lain. Mereka akan menciptakan produk yang disukai dan memiliki nilai lebih baik.  Ini terbukti produk Daia yang mengungguli Surf di pasaran.  

 
Kemudian ada So Klin Softener mempecundangi Soft&Fresh (Johnson&Johnson), pelopor pelembut pakaian. Di produk sabun krim, Wings menjadi raja melalui sabun Wings Biru dan Ekonomi. Meskipun Unilever membuat produk sejenis yaitu sabun Omo; itu sama sekali tidak berhasil.

Keluarga Harjo Sutanto

Sutanto dikaruniai empat orang anak, yaitu Hanny Sutanto, Fifi Sutanto, Handoyo Sutanto, dan juga Yenny Lillian Sutanto. Semuanya berasal dari perkawinannya dengan istrinya Yenny Lilian. Keluarga mereka dikenal sebagai keluarga randah hati walaupun kaya raya.

Bicara tentang keluarga, maka tak ayal mereka juga ikut mendulang keberhasilannya. Anggota keluarga juga ikut dalam kerajaan bisnis miliknya. Tepatnya, kedua pendiri Wings, Harjo Sutanto dan Johannes F. Katuari, sama- sama melibatkan anggota keluarga. Mereka ikut dalam pengurusan Wings Group

Misalnyabeberapa keponakan Sutanto, diantaranya Hendrik Tanojo, Alex Ivan Tanojo, Suzanna Tanojo, dan Lusi Tanojo, dan adalah putra putri Wakijo Tanojo, yang juga kakak dari istri Johannes sendiri, Lanny Hartati (adik Harjo Sutanto). Posisinya ini membuatnya sering diduga salah satu dari pendiri Wings.

Bentuk kertelibatan mereka memang tidak begitu terlihat didepan masyarakat. Sedikit dari mereka, salah satu keluarganya Teddy J. Katuari menjadi president komisaris Bank Ekonomi, Hendrik Tanojo
menjadi direktur utama Bank Ekonomi. Mereka yang bekerja diluar bisnis Wings berhasil memberi bukti.

Fifi Sutanto mengerjakan Ecogreen, dan Ivan Tanojo lalu menjadi salah satu direktur pemasaran perusahaan dibawah Wings Group. William yang merupakan putra Johannes F. Katuari menyebut bisnis keluarga mengedepankan dialog. Dia yang pernah belajar bisnis di Jepang, berbicara tentang kerja tim.

Dia pernah berkata “Di sana (Jepang), kalau melakukan sesuatu, dibicarakan berhari- hari, dan membutuhkan jadwal, membahas semua dengan duduk bersama.”

Tidak berbeda dengan keluarga Johannes F. Katuari, kaluarga Tanoto juga melakukan hal yang sama. Tidak peduli siapa atau anak siapa itu, mereka bekerja sama membangun dan terus mempertahankan bisnis ini.

Menurut laporan Forbes, Harjo Sutanto tercatat memiliki kekayaan $1,14 juta dan merupakan orang terkaya nomor 27 di Indonesia. Meski dalam catatan nama Harjo Sutanto ada pada puncak. Walau nampak dia dipuncak tertinggi, kenyataanya sosoknya tidak bisa jauh dari Johannes F. Katuari.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top