Agrobisnis

Jual Beras Organik Rahasia Sukses Pengusaha Muda

Profil Pengusaha Ahmed Tessario

jual beras organik

 
Produk organik juga merambah ke kebutuhan mendasar. Jual beras organik menjadi rahasia sukses pengusaha muda ini. Pemuda bernama Ahmed Tessario menarik perhatian masyarakat. Ia merupakan insisiator bagi para petani asal Banyuwangi, untuk memilih cara organik.

Tidak mudah karena masyarakat petani telah terbiasa. Menumbuhkan padi tanpa zat kimia bukan lah perkara mudah. Mulai dari masalah masa panen, dan apakah laku menjadi persoalan. Apalagi Ahmed mengajarkan menanam beras merah yang asing.
Industri makanan sehat telah berkembang pesat di perkotaan. Namun petani kita tidak menyadari, baik karena kurang edukasi dan masalah sarana produksi pertanian. Produktivitas lahan menurun tapi hasil panen tidak terjual. Padahal nih industri makanan sehat menjanjikan keuntungan berlipat ganda.
Di tahun 2011, dia diajak seorang teman menjalankan program pertanian. Saat itu Ahmed diajak ke Banyuwangi buat program ini. Tahap awal, dia diajak sosialisasi mengenai beras merah, yang sangat tidak familiar. Pemuda 26 tahun ini mengaku tidak mudah meyakinkan para petani buat dipercaya.
Ia berinisiatif melalukan kerjasama percobaan dengan 17 petani. Mereka akan nanti menanam beras organik pada lahan 0,1 Ha setiap petani. Program ini berjalan lancar, bahkan sampai menyebar ke seluruh Kecamatan Banyuwangi pada 2015 silam.

Pengusaha Beras Organik

Percobaan swadaya ini berkembang sampai ke 7 kecamatan di Banyuwangi. Dengan luas tanah yang sampai 128 Ha, dan sudah ada 99 petani bekerja bersama menghasilkan 5,2 ton/Ha. Bukan hanya dia menghasilkan beras meras, adapula beras putih, beras coklat, dan hitam organik.
Omzet penjualannya sampai Rp.127,5 juta pertahun, dan di 2015, omzetnya naik tajam sampai ke angka Rp.1,758 miliar pertahun. Rata- rata penjualan sabulan Rp.250- 300 juta dari semua produk organik.
Tidak mudah memang menghasilkan angka tersebut. Awal- awal Ahmed berkorban, dengan berani memberi bibit dan pupuk gratis. Pembayaran baru dilakukan bila panen itupun kalau berhasil. Dia menanggu resiko gagal, terlalu percaya diri cukup menjadi masalah baginya kala itu.
Karena terlalu percaya diri malah menghasilkan overstock. Bahkan mencapai 100 ton yang membuat dia kebingungan. Overstock berari dia mengeluarkan biaya diluar dugaan. Sampai dia harus relakan menjual mobil, rumah, dan pinjam bank untuk membayar.
Dia mengajukan pinjaman ke bank sampai Rp.500 juta. Begitu selesai, Ahmed dibingungkan dimana harus menjual beras- beras tersebut. Pria lulusan Insitut Teknologi Sepuluh November, tiba- tiba punya ide diluar kebiasaan, yakni menjual beras itu ke apotik- apotik, toko, dan minimarket lokal.
Cara jual beras organik seperti itu ternyata berhasil. Ahmed kemudian menjual berasnya sampai di luar Banyuwangi. Ia berekspansi sampai ke beberapa wilayah sekitar Banyuwangi. Lalu dia pasarkan bahkan sampai ke Surabaya, Malang, dan beberapa kota lain di Jawa Timur.
Ia lalu melebarkan sayap sampai di Jakarta, Bali, Jambi dan Kalimantan Timur. Dia tidak menjual ke toko lokal saja, tetapi juga menjual ke pasar menengah bawah. Startegi bisnisnya meliputi melabeli nama Seblang Banyuwangi, dan memberika edukasi aktif ke masyarakat.

Mengedukasi Pasar

Ahmed mengedukasi masyarakat yang mengaggap beras ini mahal. Pemikiran bahwa beras organik mahal sudah menjadi momok. Bagi pengusaha muda inilah tantangan, buat meyakinkan bahwa beras organik ini sehat dan tidak semahal bayangan.

Proses edukasi termasuk melalui kader- kader posyandu di Puskesmas. Ditambah kegiatan positif seperti cek darah gratis. Edukasi termasuk mengenai beras putih biasa menyebabkan diabetes. Hasil penyuluhan ini masyarakat jadi aware, dimana 50% pesertanya membeli sampai berulang kali.

Ada sekitar 32 mitra yang tersebar mayoritas di pulau Jawa. Ia mengakui tantangan terbesar ialah menemukan distributor. Padahal kedepan, dia berharap produksi berasnya tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Pertengahan 2016, dia berinisiasi buat mengekspor beras organik ini keluar negeri.

Permintaan akan beras meningkat dan Ahmed butuh manajemen lahan. Dia mengikuti metode milik Prof Endah. Metodenya akan mempercepat peralihan lahan sampai setahun. Padahal umumnya, bila kamu ingin pindah dari beras biasa ke organik, dibutuhkan tidak kurang kurun waktu sampai 4 tahun.

Edukasi lainnya meliputi pengajaran membuat pupuk sendiri. Mengajarkan cara menanam yang baik dan cara panen agar berkualitas. Menurut Ahmed, salah satu kelemahan beras ini ialah tidak tahan kutu, maka bila ada kemasan organik dana tahan disimpan lama patut dipertanyakan.

Sukses delapan tahun menjadikan dirinya pengusaha agrari. Ahmed Tessario mulai merambah ke bisnis lain. Kali ini di bidang startup co- working space, yang diberi nama Satu Atap dengan prinsip menghubungkan. Ahmed mencoba mempertemukan investor dengan investasi yang disasar.

Satu Atap mencoba memberika ruang achievable bagi pengusaha. Ia termasuk tak kenal lelah, bahkan kembali melakukan edukasi tentang co- working space ini. Banyak orang Surabaya belum sadar akan konsep co- working space. Percuma memulai bisnis bila tidak optimal karena kurangnya edukasi.

Bisnis Lain

Bukan menjadi pengusaha baru tetapi telah berpengalaman. Ia berkisah bahwa dulu sempat berbisnis diluar beras organik. Ketika kuliah dia berbisnis Joy Fresh International, dengan konsep bisnisnya penyedia bahan alternatif katering dan hotel, yang berjalan cukup lama tetapi bangkrut.

Ia terpaksa menjual bisnis tersebut buat bisnis lain. Kemudian dia membuka warung kopi tapi gagal kembali, dia bangkit dan mencoba sesuatu baru. Sukses beras organik membuka pandangan Ahmed dalam mengedukasi pasar, termasuk keberanian membuka usaha co- working space yang jarang ini.

Satu Atap berhasil membuka 53 acara dengan perusahaan startup. Dimana ia kini lebih memilih buat meningkatkan kualitas layanan. Usahakan buat menyenangkan costumer, dalam hal ini perusahaan- perusahaan startup. Ia juga mengadakan kerja sama langsung dengan usaha startup asal Surabaya.

Beda dengan bisnis sebelumnya, Ahmed harus memastikan memilik pegawai dengan aneka variasi keahlian. Rekrutmen dalam bisnis ini tentu berbeda dibanding usaha beras organik. Banyak aspek dalam hal teknikal, maka ia pun tak mau setengah- setengah dalam hal rekrutmen pegawai.

Buat kamu yang ingin menjadi pengusaha muda. Ahmed mempunya saran, pertama pastikan kamu memiliki perencanaan. Tidak ada namanya bisnis sukses seketika dalam semalam saja. Itu hanyalah mitos dan fiksi belaka. Tanpa perencanaan matang maka tidak ada bisnis yang berjalan sukses kelak.

Ubahlah pola pikir kamu mengenai ilmu pengetahuan. Jangan berpikir pendidikan tidak perlu tinggi. Pola pikir kalau sudah tau alur bisnisnya tidak perlu pendidikan. Atau, pola pikirnya bahwa buat apa ilmu tinggi bila tidak sukses. Faktanya Ahmed mengenyam pendidikan dari S1 bahkan sampai S2.

Ia mengatakan bila tidak memiliki bekal pendidikan tinggi. Mungkin dia tidak akan memiliki pola pikir analisis cermat. Pendidikan jangan diremehkan, berpeganglah pada prinsip bahwa kita semua harus terus belajar. Termasuk kamu harus rajin- rajin membaca buku buat menambah pengetahuan.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top