Biografi Pengusaha Andi Nata
Jualan kambing menghasilkan wirausaha 400 juta. Inilah sosok penambah kasanah dunia usaha kita. Pemuda bernama Andi Nata, yang dikenal sebagai “Raja Aqiqah”. Ia sukses berkat beternak kambing dan berbisnis katering akikah. Tidak ada sedikitpun rasa malu berbisnis yang terkadang diremehkan.
Padahal, pemuda kelahiran 7 Januari 1989 ini lulusan Teknik Mesin, yang suatu hari pristiwa penting merubah pola pikirnya. Dia ingin menjadi wirausaha muda. Andi ingin menjadi pengusaha, karena rasa cinta bukan keterpaksaan.
Andi terlahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya, Sumari, seorang pegawai bengkel furnitur dan ibunya , Roaenah, ibu rumah tangga biasa.
“Mayoritas keluarga saya bertani di Plered,” jelasnya.
Anak kedua dari enam bersaudara yang penuh tanggung jawab. Dimana setiap hari, hidup Andi selalu dipenuhi sifat tekun di bidang akademis. Tak ayal, nilai akademisnya tidak pernah turun, meskipun setiap hari dia mungkin capek bersepeda dari rumah ke sekolah.
Rajin dan Tekun Belajar
Sampai SMA, berkat ketekunannya mampu mendapat banyak beasiswa pendidikan. Sampai kuliah beasiswa itu mengalir, terus membantunya hingga lulus menjadi sarjana. Dia sampai- sampai bisa berkuliah di Universitas Indonesia berkat beasiswa.
Sembari kuliah kegiatan lain hanyalah memberikan les privat. Andi memang telah melakoni kegiatan ini sejak sekolah menangah atas. Berkat itu pula uang saku buat sekolah tidak perlu dipikirkan. Bisnis sederhana yang mengandalkan kecerdasan Andi sebagai pelajar.
Ia selalu mengingat pesan nenek,”…enggak boleh takut dengan keadaan, karena kami tak punya apa- apa,” tuturnya.
Andi selalu berpikir mengisi waktu menambah koceknya. Berkat usahanya dalam tiga bulan saja, ia berhasil mengumpulkan uang 12 juta. Namun, dipertengahan 2007, sang ayah mendapatkan musibah di tempat kerja dan diharuskan operasi.
Inilah titik balik yang penulis ceritakan diatas. Pristiwa ini membuatnya habis- habisan. Biaya operasi mencapai Rp.35 juta. Tentu uang hasil bimbel belum mencukupi. Mata Andi lantas menatap ke saudara- saudaranya yang masih kecil.
Ia harus melakukan sesuatu. Termasuk mau meminjam uang ke salah satu orang tua murid. Bahkan untuk melunasinya, ia rela tidak digaji sebagai guru les privat sampai beberapa tahun ke depan.
Apapun usaha dilakukan bahkan termasuk mengikuti karya ilmiah di Kampus. Pokoknya apapun harus dilakukan selama menghasilkan uang. Hingga, akhirnya, ia berhasil mengumpulkan biaya buat operasi sang ayah senilai Rp.35 juta tersebut.
Titik Balik Wirausaha
Ayah Andi mulai berangsur sembuh pasca operasi. Di titik ini, pemuda 26 tahun ini, mulai kepikiran tentang membuka usaha sendiri. Awalnya ada usaha beternak kambing ditujukan buat sang ayah. Tapi seperti halnya dia, usaha yang dijalankan ayah cuma sampingan.
Tidak ada pikiran menjadi pengusaha hanya mencari nafkah. Andi salama ini juga hanya menambah pemasukan, dan juga mencari kesibukan. Ia sama sekali tidak kepikiran membuka usaha, hanya fokus pendidikan. Sampai dia harus menggantikan peran sang ayah untuk mencari nafkah.
Andi mulai mencari tau segala sesuatunya tentang usaha beternak kambing. Ingin mengangkat usaha keluarga menjadi mumpuni. Dia mencari tau tentang kambing sampai ke Jakarta Utara. Dari informasi teman, Andi lantas bertemu sosok peternak besar.
Orang itu dijadikannya sosok guru masalah kambing soal prospek ke depan. Begitu sampai disana, tanpa malu ia mengutarakan keinginan untuk beternak kambing. Dalam beberapa bulan selanjutnya, Andi melewati hari- harinya dengan belajar tentang kehidupan peternak kambing.
Dia tinggal disana dan menemukan fakta menarik, “…dalam bisnis, kuncinya tekun dan mau tahu diri. Selama di sana, saya bantu dengan bersih- bersih juga.”
Dia selalu bercerita bagiamana niatnya menjadi peternak. Dan, ini lalu ditanggapi teman- temannya dengan mengajak ke komunitas peternak. Ketekunan seorang Andi sampai membuat teman lain ikut merasakan ketertarikan serupa. Ia sama sekali awam hingga kelak pantas disebut “Raja Aqiqah:.
Bermodal Rp.8 juta hasi tabungan dimulai lah peternakan kecil. Ia merintis peternakan kambinya di Plered. Uang tersebut kemudian dibelikan empat kambing betina dan satu kambing jantan. Perawatan kambinya dibantu orang tua dan beberapa sanak saudara.
Tidak mudah karena beberapa kambing akhirnya mati. Tetapi itu tidak menyurutkan semangat Andi. Teman Andi mulai tertarik akan kesuksesannya dan ikut bergabung. Sedikit- demi sedikit usahanya membesar sampai memiliki 258 ekor kambing di tahun 2009.
Total 20 orang teman ikut ambil bagian menjadi investor di peternakan Andi. Sayangnya, usaha itu mengalami puncak penjualan hanya ketika Idul Adha saja, sisanya tidak terlalu menghasilkan. Dia tak mau tinggal diam, jiwa wirausahanya telah terasah dengan aneka buku kewirausahaan.
Jualan Kambing Akikah
Tidak berpuas hati merupakan salah satu sifat pengusaha. Untuk itulah, ia tidak bisa tinggal diam saja, jadi harus memutar otak bagaimana cara agar selalu laku. Penjualan meningkat stabil meski hari besar kurban telah dilewati. Dia ingin membuka usaha dengan prospek panjang bukan musiman.
Andi pun mencari guru lagi, dan mendapatkan masukan untuk berbisnis katering. Disini mulai nama katering akikah Raja Aqiqah terdengar. Memulai bisnis akikah ternyata tidak mudah. Karena Andi tidak bisa memasak katering sendiri.
Jadi usaha katering tersebut dijalankan lewat bekerja sama dengan rekan. Dimana dia mengurusi hal tenaga dan keungan. “…masakan dikirim oleh Pak Haji, pemilik peternakan itu,” celetuknya.
Sejalan waktu nama Raja Aqiqah mulai dikenal. Pasti lah, karena Andi memang ulet keluar- masuk gang, dan menempelkan brosur tiap malam. “Biar enggak malu, kalau memasang brosur pakai helm,” kelakarnya.
Ia menyadari berbisnis akikah lebih menghasilkan. Jualan kambing akikah untungnya lebih banyak sampai Rp.250.000 -an per- kambing. Kebetulan sekali, tepat di akhir 2012, seorang investor tertarik membeli kambing dari tempat Andi.
Investor itu tengah menjajaki bisnis penggemukan kambing. Tidak berpikir lama, melihat peuang, dia segera baralih fokus pembiakan kambing serta merambah bisnis katering. Untuk yang satu ini, Andi kembali memutar otak karena dia tidak bisa selamanya bergantung.
Dia memutar otak menghasilkan masakan sendiri. Meski tidak bisa memasak Andi tetap nekat. Ia kini fokus mencari juru masak. Berkeliling ke berbagai tempat, lagi- lagi masalah dihadapinya, para tukang masak enggak bekerja untuknya.
“Saya punya niat besar untuk membuka bisnis akikah, namun tidak bisa masak,… maka ide saya tidak lain mencari juru masak handal,” jelasnya.
Kalau pun mau diajak bekerja sama rasa masakan tidak cocok dimulut. Berbagai trik dilancarkan sampai si tukang masak mau. Salah satunya ialah menggunakan pendekatan bersilaturahmi ke orang yang diincar. Dia menjelaskan kalau bersilaturahmi maka tidak mungkn diusir, kan?
Sambil berkunjung tidak lupa dibawakan aneka jajanan, seperti coklat, biskuit,dll. Gunanya buat anak si juru masak agar senang. Istilahnya sih “menyogok” tetapi apa mau dikata. Dua minggu sudah dirinya mengadakan pendekatan.
Akhirnya, sang juru masak itu luluh hati, mau mendengar penjelasan dari Andi. Kelebihan Raja Aqiqah terletak di kualitas kambing diternakan. Selain itu, ia menjaga kualitas dari masakan lewat aneka bumbu kualitas.
Mampu Berekspansi Bisnis
Jualan kambing sering dianggap musiman dan tidak bergengsi. Padahal bila ditelusuri banyak hal bisa dikembangkan. Seperti mengembangkan bahan baku berkualitas tinggi seperti ilmuan.. Andi mulai serius mengkawin silangkan kambing Afrikan F-1 dan kambing Jawa Barat.
Hasilnya itu daging terasa empuk, tidak amis, terutama ya tidak mengandung kolestrol tinggi. Lewat kualitas maka lah berita tersebar dari mulut ke mulut. Dalam dua hari saja sudah memotong 2- 5 domba sembelihan. Atau, ia rata- rata bisa memotong 100 ekor kambing.
Tahun 2011, ia makin berani membenamkan uang ke bisnis katering- akikah ini. Uang Rp.150 juta diinvestasi ke bisnis tersebut. Dia dibantu si juru masak membangun bisnis tersebut lebih besar, dengan perhitungan kotornya ia melayani 1000 acara akikah di penjuru Jakarta.
Cukup 2% saja sudah begitu menggiurkan hasilnya dirasa oleh Andi. Sibuk menekuni bisnis barunya, ini membuat kuliah Andi sempat terbengkalai. Maklum lah dia sudah bisa merasakan bagaimana mencari uang dan menghasilkan. Muncul perasaan aneh untuk “malas” menjalankan kuliah dahulu.
Dari mulai memberika les privat, menghasilkan sampai Rp.4 juta per- bulan, kini dia meraup omzet mencapai Rp.400 juta per- bulan. Usaha ini juga sudah berkembang menjadi perusahaan bersekala nasional. Lantas apakah dia melanjutkan kuliah, padahal dia dikenal sebagai mahasiswa berprestasi.
Permintaan meningkat sejak awal dimulai berusaha sendiri. Ia juga membina 10 kelompok peternak domba yang sudah tesebar di Cirebon, Depok, dan daerah lain. Kerja sama itu dibagi 50:50 dari keuntungan dibagi rata olehnya.
Tidak berhenti di bisnis kambing, Andi merambah ke bisnis properti, yang mana membeli rumah seken, diperbaiki, lalu dijualnya kembali. Ia ingat bagaimana dirinya membagi waktu antara bisnis dan kuliah. Awal sekali dia harus membagi waktu antara mengajar lalu dilanjutkan kuliah.
Sampai dia terburu- buru mengejar waktu buat mengajar murid. Saat itu salah seorang orang tua murid mengingatkan akan pentingnya pendidikan. Dia pun harus mengulang 10 mata kuliah. Ada keyakinan pendidikan juga penting, maka dia tetap berusaha membagi waktu.
Oleh karena dia masih kuliah juga, teknik marketing terbilang sederhana, dia memanfaatkan jaringan teman serta promosi lewat mulut ke mulut. Barulah selepas kuliah selesai dirinya bernafas lega. Bila orang lain melamar kerja, Andi malah membuka lapangan kerja selepas kuliah.
Disamping pendidikan formal juga didukung pendidikan lain. Ia memang hobi membaca buku- buku motivasi. Menyelesaikan S- 1 ditambah sukses berbisnis, Andi memilih melanjutkan berbisnis sampai jenjang S- 2 di Teknik Industri, Universitas Indonesia.
Dia bahkan siap mencapai jenjang yang lebih tinggi yakni S- 3 Manajemen. Semua dilakukan sambil menjalankan perusahaan bernama PT. Andinata Sumari, yakni bisnis dibidang perjalanan umroh dan haji.
![](https://biografi.aopok.com/wp-content/uploads/2024/09/Aokpok_Logo.png)
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.