Profil Pengusaha Yeffi Rahmawati
Bulan puasa menjanjikan keberkahan berupa rejeki. Kue kering bisnis musiman tetapi hasilkan banyak keuntungan. Pemilik usaha kue kering ini akan menceritakan kiat suksesnya. Yeffi Rahmawati pemilik bisnis Evita Cakes, bercerita ke Kompas.com apakah bisnis musiman ini, benar- benar menghasilkan.
Maka jawabanya adalah “Iyah”. Awalnya bisa dimulai dari hobi membuat kue ketika lebaran. Kemudian lewat marketing mulut ke mulut kisah lezatnya kue buatan Evi menggaung.
Rahasia Sukses
Hingga sekarang, kalau Ramdhan tiba, Evi akan siap sedia aneka peralatan membuat kue. Berawal sekedar hobi membuat kue dan aneka parsel. Dia memulai memenuhi kebutuhan pesanan teman. Juga menjalar ke kerabat, sampai tetangga juga keluarga.
Kue enak yang dibuat berdasarkan pesanan terlebih dahulu. Istilah kata Ramdhan bulan berkah termasuk soal pemasukan. Usaha apa saja yang menjelang Ramdhan pasti akan laku.
Tetapi apakah benar begitu adanya. Dia merasakan potensinya dalam dua tahun berjalan. Usaha kue kering bisa sukses asal punya tekat. Lezatnya kue bikinan sendiri bisa terbawa sampai nanti tahun berikutnya. Evi menyebut banyak orang tak mau repot membuat kue sendiri.
“Solusinya adalah mereka mencari penjual kue kering,” ujarnya singkat.
Aneka kue kering khas Ramadhan dijual Evita Cakes. Seperti kue nastar, putri salju, kue kacang, kastangel, kacang mede, kacang mede pedas manis asam jawa, dan cheese stick. Itu semua memang andalan produk Evita Cakes.
Jenisnya memang sama dengan yang ada di pasaran. Resep sukses bisnis kue Ramdhan alanya ada di tidak perhitungan soal bahan. Kemudian lebih murah setengah kilo dibanding lainnya.
Alhasil kue kering karyanya menjadi lebih kaya rasa meski murah. Untuk lebih mengurangi biaya produksi, ia juga memilih menjual ketika ada pesanan. Dia akan langsung membuat fresh from the oven. Harga akan dia sesuaikan antara Rp.37.500 sampai Rp.150.000 per- toples.
Kalau mau jenis cheese stick yang notabennya paling laris dicari. Evi menjualnya pakai kantong plastik.
“Karena banyak permintaan yang tidak ingin pakai kemasan, saya jual dengan menggunakan kantong plastik kemasan ukuran ¼ kg dan 1 kg. Harga perkilo Rp 140.000,” terangnya.
Bisnis ini sudah dijalankan olehnya sejak masih gadis. Diumur 22 tahun, masih berkuliah, dan sudah memulai bisnis kue khas Ramadhan. Dia awal sekali menjual kue- kue berat.
Macam kue brownies, cake tape, atau banana cake, lalu mencoba sampai ke kue kering. Evi menjajakan kuenya ke teman kuliah, sampai akhirnya dia bekerja, dijajakan teman sekantor. Nama Evita sendiri datang dari nama panggilan Evi dan suami Tata.
Menurut penuturan Evi, bisnis kuenya ini sudah dikenal masyarakat luas. Tidak cuma Jakarta bahkan menyambar sampai Malaysia. Saking banyaknya sampai harus ada pegawai membantu memenuhi pesanan. Di rumah Evi sendiri sudah ada 20 orang pegawai pembuat kue.
“Semenjak ada internet (sosial media) orderan kue terus bertambah,” ujarnya. Mereka yang membeli dari sosmed kebanyakan pelanggan. Kemudian merambah ke orang lain lewat saran mereka. Evi menyebut harus ada sikap mempertahankan kualitas.
Harus memiliki standarisasi agar bisnis musiman khas Lebaran ini tetap berjaya. Kemasan menarik juga meningkatkan minat pembeli. Dia menyebut bahwa apa yang diperhatikan oleh pembeli adalah kemasan luarnya.
Evi menyebut pula kalau mau bahan pengawet dan pewarna, harus pakai yang khusus makanan. Untuk pemilihan bahan baku maka gunakan bahan- bahan berkualitas. Jangan lupa perhatikan tanggal kadaluwarsa. Kita tidak boleh membahayakan kesehatan masyarakat.
“Kue kering saya kebetulan tidak pakai bahan pengawet karena masih fresh,” jelasnya. Menurut Evi untung berjualan kue kering mampu awet enam bulan tanpa bahan pengawet.
Dia fokus pada kemasan agar menarik masyarakat mencoba. Sementara itu kualitas rasa yang mumpuni bisa menarik mereka menjadi pelanggan tetap. Dia menggunakan berbagai macm bentuk toples kedap udara.
Atau juga menggunakan kertas mika yang ditutup rapat kedap udara pakai plaster transparan. Evi juga tak lupa menambahkan hiasan dan nama merek diatasnya.