Cerita inspirasi

Mau Bisnis Coklat Tetapi Alergi Kisah Denu Cokelat

Profil Pengusaha Amelia Herlinda Devita

pemilik denu cokelat

 
Wirausaha tidak harus idealis mengikuti aturan baku. Mau bisnis cokelat tetapi alergi bukan berarti tak bisa. Bisnis mu nanti akan tumbuh besar, dan itu semua tak harus kamu kerjakan sendiri. Kisah Nugraha Sugiarta dan Amelia Herlinda Devita, sepasang suami istri yang saling melengkapi.

Jujur Nugraha tidak terlalu menyukai makan cokelat. Sementara istrinya, Devita sangat suka makan cokelat, tetapi masalahnya dia memiliki alergi. Kisahnya Devita kecil suka membeli jajanan cokelat, tetapi suatu ketika tangannya gatal dan timbul ruam merah.
Kata Dokter dirinya menderita alergi terhadapa makanan itu. Kaget karena Devita kecil sangat suka makan cokelat. Devita akan menghabiskan semua uang jajan demi coklat. Dia bahkan gemar sekali membagikan ini ke orang- orang.

Kesukaan membagikan cokelat ke orang tersebut berlanjut. Devita pun ingin membuka usaha cokelat. Tetapi bagaimana caranya tidaklah mudah diaplikasikan. Ketika Devita menikah, maka mulailah ide berbisnis ini kembali lagi. Dia lalu mengajak sang suami untuk bersama berbisnis coklat sendiri.

Memulai Bisnis Sendiri

Mau bisnis coklat tetapi alergi, maka Devita meminta bantuan kepada sang suami berbisnis. Nugraha mengiyakan jadi selepas pernikahan, keduanya mulai berjualan coklat. Pertama kali mereka berdua cuma berjualan coklat- coklat Praline.

Usaha ini dibilang memiliki market luas karena tidak musiman. Coklat akan dikirim ketika mendapat pesanan. Nugraha juga membantu pemasaran melalui internet. Tapi lama- lama dirinya merasa bosan menjual cokelat sejenis. Devita mulai berpikir membuat aneka cokelat sendiri untuk dipasarkan.

“Kami berpikir kenapa tidak membuat sesuatu yang baru? Yang ada ciri khasnya,” ceritanya.

Ide membuat cokelat khas muncul ditengah perjalanan. Devita pun membuka internet untuk mencari inovasi terbaru. Kemudian muncul ide membuat “choco crunch”, yang itu berbahan dasar cokelat dan sereal dijadikan satu.

Camilan choco crunch ini kemudian dikemas dalam toples. Agar lebih nikmat, kamu bisa melelehkan cokelat tersebut dengan air panas. Dia memproduksi choco crunch pada November 2014 lalu. Mereka lalu menjual melalui Instagram dan Facebook, dengan brand utama bernama Danu Cokelat.

Keduanya tidak langsung memproduksi sekala besar. Danu Cokelat hanya memproduksi 50 toples setiap produksi. Ini juga untuk memastikan kualitas produk tetap terjamin. Racikan cokelat ini bukan sembarangan, karena keduanya telah melakukan penelitian panjang dan hati- hati.

Mereka tidak langsung mengambil dari internet tanpa perubahan. Rasa tidak boleh terlalu manis atau terlalu pahit. Varian produk dikembangkan dari choco made, choco cookies, choco bar, dan choco blush. Saat ini mereka mampu menjual ke seluruh penjuru Kota Bandung, dan telah menyebar jauh.

Ini berkat internet membuat Denu Cokelat dapat dikirim kemanapun. Dahulu mereka mungkin cuma produksi 50 toples, sekarang menghasilkan 500 toples.

Bisnis Coklat Custom

Awal membuka usaha keduanya sepakat menerapkan sistem custom. Selain dipandang lebih sedikit modal, mereka mungkin mencoba menebak kemana arah pasar. Berkat ini awal mereka membuat aneka macam cokelat, mulai dari cokelat ulang tahun, anniversary, valentine,dll.

Modal yang digelontorkan cuma Rp.500 ribuan saja. Respon kepada usaha mereka cukup bagus. Jadi mereka memutuskan melanjutkan usaha tersebut. Kendala terbesar mereka rasakan ialah ketika harus bersaing. Terutama mereka harus melawan para pengusaha coklat custom yang sudah umum.

Menjual bisnis berbasis custom membuat mereka tidak punya khas. Tahun 2013- 2014, strategi itu mulai dirubah kebentuk lebih berciri khas. Mereka bahkan tidak lagi membuat produk custom begini lagi. Denu Cokelat membuat aneka produk varian seperti choco crust, choco blush, choco bar.dll.

Perubahan cara berbisnis tersebut ternyata mendapatkan respon. Pembeli cokelat mulai dari 17- 35 tahun dengan 15 varian produk. Mereka juga terus meningkatkan cita rasa agar tidak ditinggalan. Ini menunjukan kualitas yang terjaga dengan bahan- bahan telah distandarisasi.

Banyak peniru membuat produk sejenis dengan harga murah. Mungkin mereka mencoba, tetapi akan kembali lagi karena rasa lebih enak. Mereka menggunakan bahan berkualitas tanpa pengawet. Bahan pun sudah tersertifikasi halal. Denu Cokelat mendapatkan sertifikat P- IRT dari Dinas Kesehatan.

Choco Crush telah memiliki banyak varian rasa, mulai dari biskuit, cream, mede, marshmellow, sampai cokelat chacha. Denu Cokelat juga mengembangkan cokelat larut. Minuman cokelat seduh dengan varian rasa original, susu cokelat, dan kayu manis.

Produk Choco Crush ini paling laris mencangkup 50% penjualan. Harga jualnya diantara Rp.25 ribu- 75 ribuan. Pemasaran melalui internet dengan memanfaatkan agensi online. Total agen 130 orang yang tersebar di 70 kota Indonesia. Reseller dropship terbanyak mencapai 930 orang agen penjualan.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top