Cerita inspirasi

Membuat Restoran Indonesia di Inggris Usaha Firdaus

Profil Pengusaha Firdaus Ahmad

firdaus nusa dua

 
Firdaus Ahmad Usaha membuat restoran Indonesia di Inggris. Pengusaha kita yang patut diacungi dua jempol. Dia sukses membuat restoran Indonesia di Inggris. Berkat berkaca kisah perjalanan seorang Presiden Barack Obama; Firdaus tak ragu.

 
Barack Obama sempat tinggal di Indonesia, dan menikmati nikmatnya kuliner kita. Bahkan Presiden Obama sampai terngiang- ngia. Firdaus makin percaya diri membangun usaha.
Ahmad mengendarai Marcedes 120 CDI sebagai kendaraan dinas. Luasnya sangat luas bisa 10 orang penumpang. Pengusaha 51 tahun pemiliki Nusa Dua Restaurant pada Dean Street 11, Soho, di pusat belanja Kota London.
“Semenjak Presiden Barack Obama datang ke Indonesia, menu favorit di sini nasi goreng,” ucap pria yang akrab disapa Daus. Restoran miliknya menyediakan aneka menu makanan Indonesia.

Pernah Menjadi Sopir

Bukan cuma tradisional tetapi baru- baru pun disediakan. Ada ayam kremes yang tengah naik daun di Indonesia. Mereka juga menyediakan menu tradisional penuh kenangan. Macam sayur asem, sambal terasi, tahu isi, soto ayam, tempe dan kerupuk udang.

Orang mengantri bahkan sebelum restoran dibuka. Sampai sore mau tutup, berbagai orang datang buat mengantri memanjang mengular. Bukan cuma orang Indonesia loh, tetapi mereka datang multi- ras penghuni Kota London. Membuat restoran Indonesia di Inggris ternyata menguntungkan.

Daus sudah bekerja 20 tahun membangun. Ia tiba di London pada 1981, langsung memakai tiket pemberian saudaranya, sampai di London menjadi sopir kedutaan. Daus sendiri pernah bekerja jadi sopir angkot.

Berkat keresanan akan penghasilan kecil sopir angkot Melayu- Bekasi. Dapat gaji tidak tetap sudah dipotong pemilik mobil. Ia nekat berangkat ke Inggris memang mengadu nasib. Begitu dirinya tiba di Bandara Heathrow yang sibuk, lulusa SMA 1 Indramayu tersebut termangu selama sejam.

Dia tidak menyangkan menginjak luar negeri. Ia amati semua penumpang. Asumsinya, bila dia tak membaur maka orangnya kusut kayak baru dari kampung. Dia segera menarik tasnya diseret seperti penumpang lain.

“Saat itu saya baru tau, arti ‘exit’ itu keluar,” celetuknya, disusul bahak tawa.

Daus kemudian bekerja menjadi pencuci piring restoran. Tapi restoran tersebut tidak berumur lama. Ini karena pemiliknya mengakali pajak. Pemerintah kemudian melelang. Pembelinya lantas adalah pengusaha asal Malaysia.

Pengusaha sekaligus tukang masak berhasil mendirikan Restoran Asia. Dimana mantan majikan Daus menjadi tukang masaknya. Dia memahami hidup. Suatu ketika datanglah pengusaha asal Singapura mau berbisnis. Dia mendirikan Nusa Dua Restaurant.

Dia mengajak Daus bergabung. Daus diajak dan naik pangkat menjadi Chef. Namun perkongsian mereka cuma bertahun tiga tahun. Pengusaha tersebut tidak mampu membayar cicilannya ke Bank of Scotland.

Cicilan tidak terbayar maka diambil alih pihak Bank. Chef Daus pun kelimpungan tidak lagi punya pekerjaan. Pada 1991, ia malah menikahi gadis kuliahan, gadis manis bernama Usya Suharjono yang kuliah kesekertariatan di Londan.

Ayah Usya merupakan wartawan radio BBC seksi Indonesia. Usya mengikut ayahnya ketika masih muda pada 1938, selepas SMA 2 Jakarta Pusat. Tiba- tiba Daus memiliki ide mengambil alih Nusa Dua. Ia meminta istrinya menjadi negosiator kepada pihak bank RBS.

Istrinya fasih berbahasa Inggris. Sementara Daus masih gagap berbicara bahasanya. Ketika bicara sama ketiga anaknya, Daus berbicara bahasa Indonesia dan dijawab malah bahasa Inggris. Istrinya kemudian maju menunjukan kerugian restoran.

Bahwa Nusa Dua tidak untung, sementara harus membayar pajak masih berjalan. Dia lantas mulai meyakinkan pihak Bank buat mengelola. Bahwa mereka mampu membuat untung. Imbal hasilnya mereka akan membayar 1000 pound cicilan.

Mereka akan membuat usaha Firdaus untung atau pulang tangan kosong. Usya bahkan menjanjikan uang itu tepat waktu. Bila dalam setahun gagal bayar, ya pihak Bank tinggal ambil alih kembali bebas mau diapakan.

Berkat dikelola Daus, semua pengeluaran diperinci, dari belanja sayur sampai bahan bumbu sudah ia pahami. Dia belanja, memasak, dan juga melayani pembeli. Karena racikannya enak, maka pelanggan kembali, dan pembeli baru berdatangan.

Restoran sukses meraup untung 10 pound atau Rp.140 juta tiap pekan. Dalam anam tahun, hutang yang totalnya 100 ribu pound lunas. Tabungan pula mulai kembali. Daus sudah bisa membeli rumah seluas 300 meter persegi senilai Rp.5,6 miliar di sudut jalan dekat sekolah anaknya.

Rumah tersebut kemudian disewakan kepada pelancong asal Indonesia. Harga sewa 19,5 pound per- malamnya. Walau rumahnya tidak berpapan nama. Rumah berpatu merah tersebut di jalan komplek elit Colindale, terkenal menjadi Wisman Indonesia.

Mereka tinggal tidak jauh dari sana. Tiga mobil nangkring di bagasi. Semua Marcedez senilai Rp. 1,4 miliar. Daus masih sering bolak- balik London- Bekasi menengok keluarga di Jatiasih. Usaha Firdaus semakin maju dan mampu bertahan melewati jaman.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top