Cerita inspirasi

Menjadi Pengusaha Bakso Geranat Abdul Anziy

Biografi Pengusaha Abdul Anziy

pengusaha bakso geranat

 
Berikut tips menjadi pengusaha bakso geranat Abdul Anziy. Pria kelahiran 8 Agustus 1991, yang tak bermimpi muluk membuka usaha, hanya menjalankan hidup. Dia berkuliah di Politeknik Universitas Jombang. Pernah ingin masuk Politeknik Universitas Sriwijaya tetapi gagal.

Begitu lulus sekolah dia tak lantas melanjutkan kuliah dulu. Sempat Azis mengikuti kursus komputer setahun di Palkomtek Palembang. Disini dia juga diajarkan bagaimana berdagang komputer. Aziz sempat bekerja sambilan menjualkan komputer milik Palkomtek.
Bulan ke empat selepas kursus dia ditawari bekerja di Palkomtek. Ia lalu mengajar desain grafis yang bertahan delapan bulan. Kemudian Aziz lanjut pelatihan kewirausahaan di YEC Palembang pada Oktober 2010. Ia lanjut masuk kuliah di AMIK Bina Sriwijaya pada akhir 2010 silam.

Usaha Bakso Geranat

Berkuliah selama dua semester datang kesempatan praktik. Dari pengalaman mengikuti pelatihan, dia mencoba ikut perlombaan wirausaha yang diadakah oleh kampus. Ketika itu dia sama sekali belum punya pengalaman. Hanya mengikuti saran dari orang tua Aziz, yang bekerja sebagai tukang becak.

Dia disarankan sang ayah untuk mencoba jualan aksesoris. Ide sederhana yang dia tuangkan dalam bentuk bisnis aksesoris kalung. Bisnis berkonsep kalung custom yang diukir nama khas Jepara. Usaha itu tak bertahan lama hingga akhirnya tutup.

Di Agustus 2010, masih dengan semangat kewirausahaan, Aziz mulai mencari bisnis apa yang bisa dia lakukan. Ayah Aziz kembali memberi ide melalui usaha sambilan keluarga. Ketika tidak menarik becak, ternyata ayahnya juga berjualan bakso buatan sendiri.

Usaha bakso tersebut memang sampingan bukan utama. Ayahnya cuma membantu tukang bakso sesama perantau Jawa.  Maka Aziz berniat untuk mematenkan ide bisnis ini. Siapa sangka sang ayah memiliki resep bakso sendiri. Inilah cikal bakal dari Bakso Geranat yang merupakan resep sang ayah.

Ayah Aziz berjualan bakso sendiri memakai gerobak orang. Tetapi tidak tentu, dia hanya berjualan bila sang pemilik gerobak pulang kampung. Ayah Aziz lalu menyarankan putranya untuk berjualan bakso. Setelah berdiskusi dengan anggota keluarga lain, maka Aziz memutuskan untuk usaha ini.

Diputuskan untuk membuka usaha bakso bersama- sama. Bergotong royong hingga ayahnya tak perlu mengayuh becak, dan ibunya tak perlu jualan jamu. Bermodal uang Rp.38 juta, yang Rp.20 juta hasil pinjam Bank, sedangkan sisanya merupakan hasil perlombaan BDEC 2011.

Sisanya merupakan uang tabungan mengajar dan milik ayah. Pertama Aziz menyewa tempat di Jalan Inspektur Marzuki, di depan SMA 11 seharga Rp.6 juta pertahun. “Saya menyewa tempat itu selama tiga tahun,” tuturnya. Dia lalu berinvestasi ke gerobak, peralatan masak, papan menu, neon box.dll.

Dia berjualan bakso buatan sendiri yang masih memakai tangan. Aziz percaya diri berkat latar sales, desain grafis, dan kemampuang sang ayah. Di Pelembang sendiri, banyak pedagang bakso ukuran besar yang berasal dari Wonogiri atau Solo.

“Saya mencoba segala macam bakso yang ada di Palembang, sekalian riset pasar,” terangnya.

Aziz berpikir cara menghasilkan bakso tidak biasa. Pada saat itu namanya bakso pedas masih belum seramai sekarang. Ia pun memutuskan membuat bakso pedas. Konsep tersebut masih terbuka luas karena belum ada saingan.

Dia menggabungkan konsep jajanan pedas ke dalam bakso. Kemudian ia mengemas bakso tersebut dalam brand Bakso Mas Aziz. Dia lantas mendaftarkan merek Mas Aziz pada Juli 2012. Ternyata itu sudah dipakai nama orang lain. Dia lalu mendaftarkan dengan nama Bakso Geranat pada Juli 2012.

Ternyata nama Bakso Geranat kembali telah dimiliki orang lain. Ia memutuskan menamakan usaha ini Bakso Geranat Mas Aziz. Uang pendaftaran merupakan hasil perlombaan, uang senilai 1 juta dari Wirausaha Muda Mapan Hatta Rajasa.

Menjadi Pengusaha Bakso Geranat

Pertama kali membuka usaha dia hanya menjual 10 mangkuk. Para pelanggan pun marah lantaran tak tau kalau baksonya pedas. Aziz memang agak jahil jadi kemarahan mereka “disengaja”. Yakni ketika mereka memesan, Aziz cuma menawari pilih bakso besar atau kecil- kecil tanpa detail bakso apa.

Mungkin orang cuma paham rasa pedas berasa dari kuah. Ternyata di dalam bakso besar mengandung geranat pedas. “Ketika mereka memesan bakso yang besar, maka saya akan memberikanya bakso pedas,” ujarnya. Meskipun komplain berdatangan, tetapi toh mereka kembali lagi karena ketagihan.

Sejak kejadian tersebut maka timbul ide memuat tagline. Bakso Geranat Mas Aziz “Pedasnya Bikin Ketagihan”. Tempatnya buka dari jam 08.00- 21.00 dan semakin laris manis. Agar bisa menaikan omzet, Aziz mengakali lewat perlombaan berhadiah Rp.1 juta, lombanya makan bakso geranat.

Agar dia bisa mengajak banyak orang maka dicarilah sponsor. Brand Hydro menjadi sponsor hingga bisa beriklan di surat kabar. Biaya pendaftaran Rp.20.000 dan menarik 120 peserta. Walau nampak cuma lomba makan, ternyata hasil eksposur bisnis ini sangatlah luar biasa.

Dia mengundang dari koran sampai televisi swasta. Sebut saja ada Sriwijaya Pos, Sumatera Express, TVRI,  PAAL TV, dan Sriwijaya TV. Mereka tertarik untuk memberitakan perlombaan makan bakso tersebut. Ini berhasil menaikan nama Bakso Granat Mas Aziz hingga dikenal seantero Palembang.

Soal lain dia mengembangkan aneka menu masakan. Mulai dari bakso geranat, rawit, lombok ulek, ranjau dan basoka. Kesan yang akan diambil memang tegas layaknya tentara. Agar lebih menarik lagi dia menyeratakan sloga. Kalau ada pembeli datang, karyawan akan segera berkata layaknya tentara.

Karyawan akan menyambut, “Lapor Pak! Mau makan apa?”, kemudian mereka akan menutup dengan “Siap laksanakan!”. Bakso miliknya juga masih mengambil nama Jawa seperti asal- usulnya. Seperti kata “lombok” yang berarti cabai bila di Jawa.

Agar lebih sukses dia mempromosikan ke online dengan kreatif. Aziz membuat akun Twitter yang bernama @aziz_geranat. Untuk Facebook, dia nebeng ke akun group bernama Wisata Kuliner, yang kebetulan milik temannya yang lebih banyak pengikut.

Bisnis Bakso Terus

Dia juga memanfaatkan iklan melalui akun @kicaupalembang. Termasuk menggunakan iklan selama sebulan penuh di Koran Sriwijaya. Mengapa mendaftar di akun Wisata Kuliner terdapat alasan. Itu ternyata hasil analisa, bahwa pemilik fanspage bernama umum lebih banyak pengikut.

Pengusaha muda ini lalu membuat kartu anggota. Banyak kelebihan pemegang kartu, mulai dari yang memiliki nama tertentu dapat diskon. Adapula diskon malam hari pukul 18.00- 21.00 yang masuk jam- jam sepi. Diskon 50% berlaku bagi anggota yang membawa pacar dijam- jam tersebut.

Aziz menawarkan kartu anggota ke anak- anak SMP dan SMA. Dia juga membuat umbul- umbul penunjuk arah. Untuk budget iklan sosmed, ia rela mengeluarkan uang Rp.1 juta. Adapula voucher makan gratis yang rutin dibagikan melalui radio anak muda Palembang.

Pengusaha cerdas ini juga mengelola emosi mereka lewat group chat. Pesan- pesan penyemangat akan dishare ke seluruh chat. Juga termasuk menyebarkan aneka promo melalui pesan berantai. Ada pula program promo makan gratis bagi mereka yang membawa pelanggan baru.

Ia menceritakan banyak halangan datang ketika wirausaha. Suatu hari datang pesaing yang terbuka menunjukan menu baru. Pesaing itu menujukan bakso dengan konsep geranat. Aziz tak minder ketika ditunjukan itu. Bahkan dia berani merasakan sendiri rasa bakso tersebut dan ternyata tak seenak itu.

Dia mengatakan masalah utama ialah tidak konsisten. Penjual bakso lain nampak kurang fokus pada menu bakso geranat. Mereka kurang konsisten pada rasa bakso geranat. Walau mereka juga memakai konsep perlombaan, faktanya bakso geranat miliknya lebih enak dan pelopor.

Menurutnya bisnis harus fokus sebelum memulai ide bisnis lain. Dia mendapatkan saran bisnis dari boss Kebab Baba Rafi, Hendy Setyono. Saran bahwa harus fokus mengerjakan satu bisnis terlebih dahulu. Jangan terburu- buru untuk menerapkan konsep lain dengan harapan menaikan untung.

Soal keuntungan taukah kamu bahwa Aziz cuma untuk Rp.800 ribu di awal. Kemudian itu naik ke Rp.1- 4 juta berkat promosi yang gencar. Dia menambahkan bisnis bakso untungnya tipis. Tetapi itu bisa didukung dengan berjualan minuman dingin.

Gerai pertama ia mengatakan mampu mengolah 13kg perhari, sedangkan yang kedua mengolah 6- 7kg. Saat berita ini dipublish di SWA.co.id, dikatakan dirinya tengah merencanakan sistem franchise sendiri. Dengan investasi Rp.35 juta maka rekan bisnis sudah mendapatkan jalan membuka bisnis ini.

Soal hambatan klise masalah bahan baku mahal. Terutama bahan baku cabai dan bawang. Kalau soal operasional sudah tak masalah. Gerainya sudah punya lahan parkir luas untuk motor dan mobil. Soal bakso pun begitu, dia telah memilik pabrik pengolahan bakso sendiri yang sudah bermesin.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top