Biografi Adi Reza Nugroho
Bayangkan kita memakai sisa media tanam menjadi sampah. Sebuah bisnis startup bahan bangunan alternatif dari sampah. Ketika membudidayakan jamur tiram, petani memakai bahan sekam padi, kulit kacang, atau serabut kelapa. Bahan tersebut kemudian dibuang karena yang dipanen hanya jamurnya.
Wirausaha Sosial
Padahal limbah pertanian tidak berbahaya bagi masyarakat. Kebanyakan organik sehingga memiliki potensi untuk lain. Ide liar muncul dipikiran Adi untuk bisnis startup bahan bangunan alternatif. Dia berpikir membuat fermentasi ethanol sampai bahan bangunan dari sekam.
“Terdengar tidak masuk akal dan banyak dari anggota tim yang pesimis pada awalnya,” ujarnya.
Kepada Youngster.id, Reza menyampaikan bahan bangunan dari limbah organik dan jamur. Dia lalu membuat prototipe material yang kuat, ringan, tahan api dan ramah lingkungan. Itu diolah menjadi genting atau panel untuk perabotan dan interior lain.
Namanya Mycotech bersumber dari istilah teknologi terinspirasi jamur. Mereka pun sudah membuat paten untuk teknologinya. Sejak September 2015, berdirilah PT. Miko Batera Nusantara, yang jadi indukan startup Mycotech yang memproduksi intertior dan desain ramah lingkungan.
Adi yakin memperkenalkan Mycotech sebagai alternatif bahan baku. Guna menggaet banyak orang, ia bersama tim membuat video edukasi melalui sosial media. Tidak disangka videonya akan ditonton lebih dari sejuta pasang mata. Viral bahkan ditonton oleh warga dunia yang memberi motivasi lebih.
Bahan baku Mycotech sendiri sangat banyak mencapai 120 juta ton. Itupun berasal dari Indonesia yang telah darurat sampah. Wirausaha sosial bukan sekedar mencari keuntungan semata. Mycotech bisnis bahan bangunan alternatif milenial.
Mereka memungkinkan membuat rumah yang berbahan berkelanjutan. Produk mereka pasti aman berbahan organik seperti serabut. Dibanding bahan sekarang yang mengandung kimia karsikogenik atau beracun. Bahan bangunan dan furnitur kita sekarang tidak aman karena bisa meracuni anak.
Termasuk bahan perekatnya tidak aman butuh altenatif. Mycotech berbahan murah dengan kualitas yang sama. Adi mengatakan bahwa semua berkat ketidak sengajaan. Tahun 2013, tim Adi melihat fenomena jamur memperkuat media tanam, atau baglog seperti batang kayu yang kokoh.
Sejak kuliah alumni ITB ini memang gemar membuka aneka usaha. “Saya beberapa kali mencoba usaha, hingga empat jenis usaha dilalui. Saya pernah jadi tukang foto dan video, hingga berjualan sayur keliling di akhir pekan.”
Suatu hari ia mengajak teman- temannya berbisnis jamur. Semua berkat satu teman Adi nyeletukn bahwa orang tuanya memiliki bisnis jamur. Berdasarkan pengalaman budidaya, ditemukan tidak cuma jamur yang dihasilkan, tetapi juga baglog yang mengerah layaknya bahan bangunan.
Adi menyandari perubahaan tersebut dan mulai ide gilanya. Ia lalu merriset mengenai nasib si baglog selepas budidaya. Ternyata mereka hanya dibuang layaknya sampah. Jumlahnya pun tidak sedikit mencapai tonase. Adi lantas membayangkan mereka menjadi bahan baku alternatif untuk bangunan.
Bisnis Bahan Bangunan Alternatif
Siapa sangka gubuk budidaya jamur tersebut menyembunyikan berlian. Itu menjelama menjadi lab penelitian untuk masa depan. Butuh enam bulan riset hingga Adi meyakini tesis di atas. Bahwa jamur layaknya tempe terfermentasi. Baglog yang dihasilkan akan terikat serat- serat fermentasi hasil jamur.
Baglog menjadi kokoh yang diyakini bisa menjadi bahan alternatif. Pemuda kelahiran 17 Maret 1989, yang ngoto walaupun satu per- satu temannya mundur. Dia juga mendanai penelitian dengan dana yang seadanya. Proses penelitian ternyata sangat sulit, kegagalan terus ditemui memakan biayak tak sedikti.
“Sudah kita uji coba, satu bata jamur bisa menahan tekanan setara sepuluh mobil, namun 300 kali lebih fleksibel dari baja,” pengusaha muda ini menerangkan.
Modal yang dikeluarkan tidak sedikit mencapai Rp50 juta. Awalnya tim Adi cuma memanfaatkan dana dari pribadi. Sistem boothstraping digunakan untuk membiayai penelitian. Kegagalan berlanjut sampai tahapan prototipe berhasil.
Di tahun 2014, ada Dr. Hardaning Pranamuda yang tertarik akan penelitian mereka, sampai memberi dana tambahan. Ia merupakan pihak dari Laboratorium Bio Industri Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang mengeluarkan pembiayaan sampai Rp.1,3 miliar untuk penelitian lanjutan.
Yakin akan kemapuan produk andalan mereka, Mycotech tak segan untuk turun mengikuti kompetisi wirausaha. Mereka ikutan Wirausaha Muda Mandiri 2014, dan menjadi runer up, membawa uang untuk pendanaan. Pada tahapan ini mereka menjual ke masyarakat melalui sistem pre- order dahulu.
Sebagai perusahaan startup mereka mengalami kesulitan. Pengembangan produk lewat penelitian butuh pendanaan. Ekosistem Indonesia pun belum mapu menangani pengembangan produk. Fasilita perlindungan kekayaan properti rendah. Adi menganggap ini memeperlambat produk dipasarkan keluar.
Produk mereka disebut BIOBO perekat misela jamur. Perjalanan pengembangan 6 tahun banyak sekali menghasilkan kegagalan. Namun ia berprinsip “Presistance never lie” hingga terus bekerja. Dia mengatakan pengusaha tak selalu mengajar keuntungan.
“Awalnya yang membuat saya terinspirasi ialah untuk kaya raya. Ternyata hal itu tak mudah,” ujar dia.
Adi mulai merubah pola pikir menjadi orang kaya. Pengusaha muda ini mulai terinspirasi apa yang dihasilkan berguna. Membayangkan produknya dipakai orang banyak lebih memuaskan. Adi sangat puas ketika bisa membantu orang lebih banyak.
Dalam satu meter persegi, Mycotech membutuhkan 16,5 kilogram limbah pertanian dari budidaya jamur. Perusahaan startupnya mampu memberikan penghasilan tambahan 50% untuk petani. Itupun masih banyak bahan baku yang tersedia, bayangkan kita punya 120 ribu ton limbah jamur.
Produksi Mycotech telah dijual menyebar keseluruh penjuru Indonesia. Di Papua yang dikenal bahan bangunan yang mahal, Mycotech hadir memberikan solusi. Mereka memberikan masyarakat bahan untuk develop sendiri. Itu bisa memotong biaya untuk pengiriman dan membuka budidaya jamur.
![](https://biografi.aopok.com/wp-content/uploads/2024/09/Aokpok_Logo.png)
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.