Agrobisnis

Pengalaman Pahit Pengusaha Larva Ikan Bawal

Profil Pengusaha Ance Trio Marta

kisah pahit pengusaha bawal

 
Tidak mudah menjadi wirausahawan sejati selama mungkin. Pengalaman pahit pengusaha larva ikan bawal ini contohnya. Pria bernama lengkap Ance Trio Marta, yang tak menyangka akan sesusah ini menjadi pengusaha. Beruntung dia telah melalukan usaha sejak lama hingga sukses suatu ketika.

Terlahir dari keluarga berada Ance putra seorang kontraktor. Ayahnya berbisnis di Riau tetapi malah bangkrut. Hidupnya lalu berbalik 180 derajat ke titik terendah. Ayah Ance menjual semua aset untuk menutupi kebangkrutan. Dari tinggal di kota kemudian mereka sekeluarga pindah ke kampung.
Saat itu Ance masih kecil kira- kira usia anak kelas 3 SD. Di kampung, kedua orang tuanya bekerja menjadi petani menggarap kebun sepetak. Orang tuanya bekerja menanam cabe, tomat, dan lain- lain untuk bertahan hidup. Ance lalu mencoba berwirausaha ketika masuk kelas 6 Sekolah Dasar.
“Saya menjual apapun, seperti gorengan di sekolah. Saya juga jual sayuran, orang tua saya tidak tahu- menahu soal itu,” pengusaha muda ini berkisah.

Jiwa Wirausaha Ditempa

Uang hasil penjualannya kemudian dibuat beli buku. Ance juga pernah menjadi kondektur angkutan. Ia pernah bekerja menjadi guru privat Bahasa Inggris juga. Ketika itu dia masih SMA, dan uangnya pun tidak seberapa, tetapi dia mengatakan bahwa semangat kerja itu lebih penting.
Berapapun uang Ance tetap berjuang berwirausaha sendiri. Walau menjalankan aneka usaha, prestasi akademinya tidak mengecewakan. Ketika SMP Ance masih juara umum, dan masuk SMA juga masih lima besar. Kondisi ekonomi keluarga Ance pun tidak mematahkan semangatnya berwirausaha juga..
Dia berhasil masuk bangku kuliah di Institut Pertanian Bogor (ITB). Untuk berhemat, Ance memilih membawa pakaian dan sepatunya masa SMA ketika berkuliah. Ance lalu memutar otak ketika telah masuk Bogor. Masuk di Semester 1 tahun 2005, dia jualan roti keliling kos- kosan mahasiswa lain.
Wirausaha merupakan darah daging Ance Trio Marta. Pengalaman pahit pengusaha larva ikan bawal ini terbukti. Ketika Sekolah Dasar, Ance sudah berjualan gorengan demi bisa membeli keperluan. Dia pernah menjual sayuran, bekerja jadi kondektur, mengajar les privat dan akhirnya jualan kue.

Tetapi tidak satupun bisnis tersebut menjadi kesuksesan Ance. Berkuliah jurusan perikanan membuat Ance berpikir. Apakah dia juga membuka usaha perikanan seperti budidaya bawal. Hanya banyak mahasiswa perikanan yang gagal, bukan satu dua dia pernah melihat sendiri temannya berguguran.

Ance yakin bahwa bisnis perikanan “seksi” untuk dicoba. Meskipun banyak mahasiswa perikanan yang akhirnya gagal. Mereka terjebak dalam kolam ikan tanpa perkembangan berarti. Tetapi Ance nekat, tidak pernah terpikir untuk berhenti, walau ya akhirnya dia gagal- gagal juga.

Ia berkali- kali gagal tetapi tetap semangat. Pandangan Ance mengenai bisnis perikanan karena satu kecelakaan. Dia mengantar teman membeli tanah pada 18 September 2007. Ance ketika berkunjung ke Desa Cibuntu Kulon, Kecamatan Ciampea Bogor, Jawa Barat, bertemu pemandangan tak biasa.

Dia menemukan bak sampah diatas kolam ikan yang tak terawat. Kemudian ia menyewa bak sampah itu seharga Rp.300.000 per- tahun. Luas kolam tesebut sekitar 500 meter persegi dan layak pakai. Dia lalu menebar lele. Gagal Ance harus kehilangan bibit lele karena mati, hingga empat kali berturutan.

Ance lalu pindah ke bak ikan lain dan berhasil. Pengusaha muda ini lalu mencari tau kenapa gagal. Ia menemukan bak air pertama terlalu dingin. Itu tidak cocok bila disebar bibit ikan lele. Kemudian dia menebar bibit ikan bawal. Ance mungkin berhasil untung dari lele, tetapi harus melewati rugi Rp.120 juta.

Pengalaman Pahit Pengusaha

Ia sempat putus asa untuk membudidayakan ikan. Sempat dia merasa putus asa karena tidak punya modal. Tahun 2008, Ance iseng membuat profil perusahaan di web direktori usaha. Tempat dimana para pengusaha memamerkan usahanya.

“Saya sebutakan saya jual aneka bibit ikan. Dari internet itu, ada yang mengontak saya, order bibit ikan,” jelasnya.

Ance sempat kaget karena bukan ahlinya. Dia lalu mulai belajar alur budidaya ikan keseluruhan. Dari proses pembibitan, pembesaran, dan pemasaran, dia pelajari sendiri. Di situ, dia menemukan apa kebutuhan konsumsi ikan dan pasokan ikan.

Selama tiga bulan dirinya menjadi calo bibit ikan. Usaha yang dijalankan tersebut mendapat untung lumayan. Kemudian uangnya dia akan gunakan untuk modal budidaya sendiri. Sayangnya, sial tidak dapat ditolak, bibit ikan miliknya tersebut dicuri padahal hasil tabungan terakhir.

Dia berhasil menghasilkan bibitan ikan sendiri. Ance mungkin untung, tetapi bibit indukannya dicuri orang. “Uang saya ludes, tersisa Rp.300.000. Dari jumlah itu, yang Rp.200.000 saya berikan kepada pegawai,” ucapnya. Bisnis ini menguntungkan tetapi uang modal hilang semua karena dicuri.

“Saya tak punya modal karena indukan dicuri,” jelasnya kepada Pak Mantri, pegawainya. Tanpa mau menutup- nutupi Ance menawarkan kerja sama.

Ia bertanya apakah Pak Mantri mempunya sertifikat tanah. Apakah dia rela meminjamkan itu sebagai modal. Beruntung Pak Mantri setuju meminjamkan sertfikat tanah sebagai agunan. Tahun 2008, dia mendapat modal kredit 10 juta, yang lantas dipakainya untuk membeli bibit indukan.

Kemudian Ance membelikan indukan 3 kuintal, atau sekitar 300 ekor. Ia pun lebih konsentrasi untuk penyedian larva ikan bawal. Bila teman- temannya menjual ikan yang telah dewasa. Ance memilih metode lain. Target saat itu tidak muluk hanya biar untung, dan bisa mengembalikan semua utang.

Ia mengenang ketika pertama kali tiba di Bogor. Pengusaha muda ini berjualan roti seharga Rp.500 dari Rp.300. Bertahap dirinya berkembang menjadi pembudidaya ikan, hingga dikenal sebagai sosok penjual larva bawal. Banyak hutang dia hasilkan hingga menghasilkan keuntungan cukup.

Ance mampu mengembalikan hutang teman- teman. Ia menghasilkan 200.000 anakan dengan harga Rp.10 per- ekor. Kunci suksesnya adalah membuat sistem bisnis dahulu. Prinsipnya mencari tau dari konsumen yang akan membeli, lalu mencari pembudidaya yang beli larva, dan seterusnya.

Dia pahami dulu pengetahuan dari hulu ke hilir. Ance bukanlah ahli pemijahan atau pembesaran ikan. Teknik yang dikuasai belajar dari rekan pembudidaya. Dia menyatukan jaringan bisnis perikanan, dari pembibitan, pembesaran, dan penjualan. Ia menerpkan konsep inti plasma bersama para petani sekitar.

Ance mengajak mereka membesarkan dan membibit ikan. Lalu pengusaha muda inilah yang akan mengurusi penjualan. Ia lalu melebarkan sayapnya dalam bisnis pengolahan ikan. Ance membuka restoran ikan. Dia juga membuka area pelatihan di dalam bisnis wisata yang dimiliki.

Dia telah merekrut 12 orang plasma dan 25 petani larva. Dibawah bimbingannya mereka tidak hanya berproduksi. Ance juga menampung produk mereka untuk diolah. Bisnis ini nampak manis bila kamu tekuni. Pengalaman pahit pengusaha Ance, baiknya dipelajari dan memotivasi untuk tak menyerah.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top