Aneh

Pengusaha Pakaian Dalam Mereguk Hoki Bisnis

Profil Pengusaha Jefri Van Novis

 

pengusahapakaindalam.png

Pengusaha pakaian dalam mereguk hoki bisnis. Namanya kini dikenal sebagai pemilik usaha travel dan umroh. Itu semua berkat nama usaha yang diambil dari brand pakaian dalam. Dia dulu memang jualaan pakaian tidak perlu malu.

 
Nama usahanya diambil dari sebuah merek pakaian dalam. “Bonita” walau terkesan tak sopan menamai bisnis Umrohnya dengan nama ini. Tapi nama hanyalah nama, toh bukan dia, Jefri Van Novis sang pemilik merek tersebut. 
 
Dia mendapatkan barang dari kakak sepupunya kala itu usahanya digunakan untuk membiayai kuliah. Sejak lulus kuliah terbersitlah pikiran untuk berdagang. Bersama sang kakak sepupu yang mensuplai produk pakaian dalam Bonita, ia pun mulai berjualan semuanya semata- mata karena kebutuhan.

Nama sukses

Bonita sendiri berarti berarti wanita jelita dalam bahasa Spanyol. Nama inilah yang begitu lekat dan tak bisa dipisahkan dari Jefri Van Novis, pria lajang kelahiran Bukit Tinggi 16 November 1981 ini. Dan akhirnya ketika tak lagi berbisnis pakaian dalam, nama ini masih dipakainnya. 
 
Hoki kalau kata pengusaha keturunan Tionghoa mah. Kemana-mana ia selalu membawa pakaian dalam wanita. Jefri kemudian sangat identik dengan Bonita, merek pakaian dalam wanita yang kurang jelas impor atau produk lokal.
Menenteng pakaian dalam sebagai usaha pastilah membangun mental tersendiri. Jefri memang sosok yang tangguh meski usaha pertamanya. Usai SMA kelas 3, Jefri yang termasuk murid terpandai disekolahnya tak yakin bisa meneruskan kuliah, “Darimana biayanya, orang tua saya bukan termasuk orang berada,” kenangnya. 
 
Meski begitu ia tetap mengikuti SPMB. “Ketika hasil SPMB diumumkan, saya termasuk yang diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang,” ucap sang pengusaha muda.

Dari kegetiran biaya kuliah dan biaya hidup di Padang Pelak, jadilah ide berdagang muncul. Jadilah Jefri pedagang produk pakaian dalam wanita, brand Bonita meliputi bra, celana, korset dan sejenisnya dimana ia bekerja sama dengan kakak sepupunya di Jakarta. 
 
Modalnya hanyalah tekat dan kepercayaan dari kakak sepupunya, karena Jefri tak memiliki modal sepeserpun. Ia mendapat kredit selama satu minggu. Jefri segera bergerak memasarkan produknya ke pasar- pasar tanpa berpikir dua kali.
Bonita sendiri adalah merek pakaian dalam untuk kalangan menengah ke bawah. Tipikal orang Minang asli, ulet, dan pantang menyerah itulah dirinya. Hari pertama menginjak kota Padang, ia langsung memasarkan produk ini. 
 
Semua peluang dijajalnya. Selain memasok toko-toko grosir, juga memasarkan ke pedagang eceran dan kaki lima. Sehingga ia mendapatkan margin lebih besar lagi. Semua toko di Padang ditawarinya.

Ia juga menjajakan dagangannya hingga ke  pasar Aur Kuning yang terkenal strategis, merupakan pasar grosir terbesar di Sumatera Utara. Lokasi pasar ini sangat strategis, tak jauh dari terminal bis antar kota, sehingga semakin ramai dikunjungi. 
 
Banyak pedagang dari daerah lain yang datang berbelanja ke pasar ini untuk didistribusikan ke kota lain. Tanggapannya sangat beragam. “Ada yang suka dan memuji, tak sedikit juga yang meremehkan produk kami,” katanya

Suka duka berbisnis

Tanggapan negatif tak dihiraukannya, terus maju dengan bisnis yang terdengar nyeleneh ini. “Kalau kita menawarkan sepuluh toko saja, mudah-mudahan ada yang membeli satu toko saja produk kami,” begitu jelasnya. 

 
Karena ia menawarkan ke ratusan toko, maka jumlah toko yang berkenan membeli produknya pun lumayan banyak. Ke kampus- kampus ia pun tak ragu membawa barang dagangannya dan menawarkannya kepada rekan kuliahnya secara langsung.

Sambutan teman- temannya pun beragam, ada yang salut terhadap semangatnya itu dan ada pula yang melecehkan.

“Saya sempat dijuluki tauke bra. Biar saja, saya malah menikmatinya,” katanya santai. Malah julukan itu membuat Jefri dan dagangannya lebih terkenal. “Banyak juga rekan-rekan wanita yang memesan dagangan saya,” katanya. 

 
Belakangan, ketika usahanya kian berkembang, kolega yang sempat melecehkan itu malah berbalik salut kepadanya. Tak berhenti kuliah, ia pun tetap melaju dengan nilai yang tinggi. Ia mengambil jurusan Manajemen Pemasaran yang diselesaikan dalam tempo 3,5 tahun. 
 
IPK -nya juga bagus yaitu 3,3. Agar bisa mengerjakan keduanya ia harus bisa membagi waktu. Tiada kata bersanatai dalam kamus bisnis seorang Jefri. Tiap senin hingga jumat dari pagi hingga siang ia fokus kuliah dengan tekun. 
 
Sore harinya ia berkeliling pasaraya Padang menagih pembayaran kepada toko-toko yang mengambil produknya. Jum’at sore ia pulang ke Bukittinggi membawa uang untuk disetorkan sekaligus membawa lagi barang yang akan dijual minggu kemudian.

Sebelum pulang ke Bukittinggi Jefri biasanya mendatangi satu demi satu toko yang biasa dipasoknya, “Cari order,” imbuhnya. Minggu sore ia telah ada di Padang kembali untuk menyerahkan pesanan ke pelanggan-pelanggannya. “Begitulah saya setiap minggu,” katanya. 

 
Disela- sela padatnya jadwal ini ia masih sempat untuk kursus bahasa Inggris. “Ini merupakan modal penting untuk menghadapi persaingan global,” katanya. Usai berkuliah di 2004, ia masih mensuplai barang ke Padang, namun hari- hari lebih banyak di Bukittinggi.

Ia membantu sang kakak berjualan pakaian dalam. Disisi lain ia belajar banyak dari sang kakak mengenai seluk beluk pasar grosir terbesar di Sumatra Utara itu.

Bonita Tour

Di akhir 2006, Jefri mantap untuk mengelola bisnis sendiri, tak mau bergantung kepada sang kakak. Bisnis pakaian dalam ditinggalkannya meski prospeknya masih bagus. Semua pelanggan dan pengecer diserahkan kakaknya untuk menggantikan. 

 
Memulai bisnis dari awal lagi namun satu hal yang tak bisa lepas; nama merek Bonita melekat pada bisnis barunya. Usahanya berupa travel dan perjalanan umroh, bisnisnya yang diberinya nama Bonita Tour and Travel.

Perusahaannya fokus menangani pemesanan tiket pesawat udara untuk tujuan kedalam dan keluar negeri. Dengan modal yang tidak terlalu banyak, Jefri cukup merintis usaha barunya dengan menjadi sub- agen penjualan tiket pesawat. 

 
Setelah setahun menjadi sub- agen, Jefri bisa mewujudkan keinginannya menjadi agen resmi. “Sebagai agen resmi kita bisa menikmati komisi secara utuh, serta mendapat sejumlah intensif lainnya,” katanya.

Pada 2007, ia mengajak sang kakak untuk mendirikan PT agar bisa menjadi agen resmi untuk selanjutnya. Disini ia merangkak dari bawah lagi. Modalnya mepet dan harus mendekati maskapai satu demi satu untuk menjadi agen. Berawal dari Mandala Airlines lalu Batavia Air selanjutnya. 

 
Berkat kegigihan menjual tiket satu demi satu maskapai termasuk Garuda Indonesia mempercayakan penjualan tiketnya. Potensi bisnis di sektor ini terbilang besar.

Orang Minang memang terkenal perantau yang kerap bepergian ke seantero nusantara, bahkan mancanegara untuk berniaga dan menggerakkan roda bisnis mereka. Nah, dari sanalah bisnis macam ini bisa berjaya. 

 
Dengan jejaring luas dikalangan para pedagang besar dan grosir di pasar Aur Kuning, Jefri  bisa berubah menjadi peluang. Hubungan baiknya dengan sejumlah pengusaha dan instansi pemerintah membuat banyak diantara organisasi tersebut yang memesan tiket kepadanya langsung. 
 
“Alhamdulillah, cukup banyak yang mempercayakan semua urusan perjalanan penerbangannya kepada Bonita,” ungkap Jefri. 
 
Ada perusahaan CNI, Tupperware, sejumlah showroom mobil di Bukittinggi, dan sekretariat DPRD Kab Agam, Sumatra Barat. Dia juga meraih kepercayaan dari Jabatan Pendidikan Perak Darul Ridzuan, Malaysia.

Itu karena ia mampu memberikan layanan yang sangat memuaskan kepada tiga rombongan dari Malaysia yang berkunjung ke Bukittinggi. “Tapi jika kita geluti secara serius, lama-lama pelanggan kita makin banyak dan hasilnya pun makin banyak,” ujarnya. 

 
Rata- rata Bonita bisa menjual seribu tiket dalam sebulan. Dan, 70% pelanggan perusahaanya adalah mereka yang dari pasar Aung Kuning.

Berbeda dengan biro perjalanan di Bukittinggi dan sekitarnya yang sekedar menyediakan tiket, Bonita Tour and Travel memberi sejumlah nilai tambah; menyediakan travel untuk antar jemput dari Bukittingi ke Bandara Minangkabau Padang yang berjarak lebih kurang 100km. 

 
Untuk pembelian 10 tiket sekaligus Bonita rela memberi satu tiket travel gratis. Ia juga bersedia mengantarkan tiket yang dibeli ke alamat pelanggan langsung. “Pemesanan bisa dilakukan melalui telepon atau SMS,” katanya.

“Kami juga menyediakan hotline service untuk pemesanan maupun keluhan.” lanjut Jefri

Melebarkan sayap bisnis

Kesungguhan seorang Jefri terlihat di berbagai cara untuk mempromosikan Bonita. Segala ilmu yang telah dia dapatkan dari kampus ditambah pengalaman berjualan pakaian dalam di pasar, pastilah ia mampu menarik, membujuk,dan membangun loyalitas pelanggan. 

 
Ia rajin mengunjungi pelanggan, jemput bola, sekedar untuk menanyakan kabar dan memberikan penawaran tersebut secara pribadi. “Untuk langganan saya juga tidak mengenakan biaya pembatalan (cancelation fee) pesanan tiket,” kata Jefri.

Selain itu, pembayaran tiket juga tak harus tunai. “Bonita bisa memberi waktu tenggang beberapa hari.” Ia tak ragu menyebar 2 ribu brosur ke penjuru pasar Aung Kuning. Dia juga menempelkan stiker di angkot, menggencarkan promosi mulut ke mulut. 

 
Tak berhenti, dia beriklan secara teratur di media cetak dan radio lokal, serta aktif membuka stand atau booth di berbagai pameran usaha. Jefri juga menerapkan pemberian bonus point untuk setiap pembelian tiket, travel atau sewa mobil di Bonita Tour dan Travel.

Untuk pelanggan yang mengumpulkan 88 point pesawat ia memberikan 1 tiket gratis untuk rute yang sama. Sukses di daerah, Jefri ingin membangun bisnisnya hingga ke Jakarta. Akhir maret 2008 ia berhasil membuka cabang di pasar blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat. 

 
Lokasi ini sangatlah strategis karena merupakan pusat bisnis grosir yang bukan saja melayani seluruh Indonesia melainkan juga ekspor dan imporke kawasan Timur Tengah, Afrika, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam, bahkan juga ke pasar Amerika dan Eropa.
 
Bisa dipastikan kebutuhan tiket ke berbagai penjuru dunia terbuka luas. Di Tanah Abang, Jefri telah bersiap untuk memualai semuanya dari nol. Tempat itu telah terlebih dahulu dikuasai beberapa travel agen. 
 
Jika Bonita bisa merebut hati pelanggan barunya, pastilah bisnisnya akan membuahkan hasil berlipat ganda. “Pelanggan kami yang selama ini membeli di Bukittinggi banyak yang berdagang disini. Merekalah target awal kami,” katanya.

Banyak pelanggan loyalnya yang bertindak sebagai evangelist, merekomendasikan kepada calon pelanggan baru. Hasilnya ialah, “Pelanggan baru yang membeli disini pun cukup banyak,” katanya. Jefri pun ingin tetap membesarkan bisnisnya ke bidang terkait. 

 
Lingkup usaha seputar bisnis ini memang masih sangat potensial untuk digali. “Usaha diluar ticketing pesawat sangat menjanjikan,” katanya. Untuk sasaran jangka pendek ia berniat mengembangkan layanan jasa pengiriman seperti kargo dan titipan kilat.

Layanan ini sudah dirintisnya dari kantor barunya di Pasar Tanah Abang Blok A. “Respon pasrnya sangat bagus,” katanya. Bahkan berdasarkan kebutuhan pelanggannya, ia juga berniat masuk ke usaha penukaran uang (money changer). “Doakan agar semua usaha ini bisa berhasil,” katanya. 

 
“Impian terbesar saya adalah membangun perusahaan penerbangan Bonita Air,” tutup Jefri, yang tak malu menjadi pengusaha pakaian dalam. Dia mereguk hoki bisnis disini.

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top