Cerita inspirasi

Pengusaha Sabun Cuci Serba Guna Mask

Profil Pengusaha Septian Suryo

pengusaha sabun cuci

 
Kepepet mungkin akan menjadi jalan sukses kamu. Ini kisah pengusaha sabun cuci serba guna Maks. Taukah kamu bahwa 80% pengusaha terlahir kepepet. Mungkin dengan kadar kepepet yang berbeda- beda. Kali ini kepepet karena dia harus mengerjakan tugas akhir kuliah.

Mengapa tidak menjalankan usaha sendiri. Buat produk unik sendiri yang menghasilkan penghasilan. Namanya Septian Suryo, yang masih 25 tahun saat itu, ialah mahasiswa, penemu, dan pengusaha. Dia yang memilih sabun menjadi tema penelitian tugas akhir atau skripsi.

Sang mahasiswa Universitas Hasannudin, yang sebetulnya kebingungan sebelum menentukan tema ini. Agak terlihat ogah- ogahan sih awalnya. Tetapi dirinya tetap mencoba buat menyelesaikan. Dia bahkan disarankah menjualnya. Ini masihlah bagian dari tugas praktikum akhir bukan bisnis serius.

“Modal awalnya sendiri hanya 24 ribu. Tadinya, saya tidak berniat,” jelasnya kepada SWA.co.id.

Tugas Kuliah Menjadi Usaha

Peniliti yang jiwa kepeduliannya tentang lingkungan teruji. Septian lalu menciptakan sabun ramah lingkungan. Hampir putus asa, dia terpaksa melanjutkan tugas ini atau gagal, sehingga dia harus bisa menemukan komposisi yang pas. Septian lalu nampak tak yakin akan pilihan teman tugas akhirnya.

Akhirnya dia malah menciptakan dua sabun berbeda: sabun cuci tangan dan perabotan dapur. Waktu itu, dia belum mengembangkan ide sabun cuci serba guna. Banyak orang ingin memesan tetapi dia ragu. Bukannya memperbaiki, ia malah mencapurkan dua sabun tersebut sampai terlahir lah Maks.

Hasilnya produk unik dimana kamu bisa cuci tangan dan perabot rumah tangga. Ternyata, setelah dia teliti lebih dalam, ini bisa digunakan buat cuci pakian, cuci mobil, dan cuci motor. Inilah cikal bakan produk bernama Maks buatannya.

“Awalnya kami membuat produk terpisah baik untuk cuci tangan maupun untuk cuci perabot rumah tangga,” ujarnya Karena terdesak memenuhi kebutuhan konsumen.

Sementara sistem itu produksinya memang masih belum baik, “kami sudah janjikan.” Tercetuslah ide membauat sabun multi- fungsi ini. Awalnya dari cuma penelitian tugas biasa, kemudian jadi tugas akhir kuliah.

Lantas, sang dosen menyarankan dirinya, untuk memproduksi Maks sekala besar. Dia setuju walau sama sekali tak pernah jadi pengusaha.


“Sudah tidak usah diteliti lebih lanjut dulu, mendingan kamu jual saja dulu, diproduksi saja. (Untuk melihat) apakah ada orang yang mau beli atau tidak, ujar Septian, dan ternyata, resposnnya sangat bagus di pasaran.

Bisnis unik

Bermodal cuma Rp.25.000, kini, Mask sudah bisa diproduksi secara masal. Bahkan pada waktu itu sudah banyak permintaan datang tapi produksinya masih terbatas. Serba kepepet mendorongnya melakukan aneka inovasi dalam tenaga kerja maupun kapasitas produksi.

Ia pun memutar otak agar bisa mendapatkan lebih banyak modal. Salah satunya, yaitu mengikutkan Mask ke aneka perlombaan kewirausahaan muda. Pertama memenangkan lomba Mask menghasilkan Rp.14 juta.

Tak puas cuma segitu saja melihat keberhasilannya, Septian melanjutkan mengikuti perlombaan lain seperti dari UNESCO, ILO, Bank Indonesia, dan yang melambungkan namanya Wirausaha Muda Mandiri 2013.

Menurut Septian produk Maks memang lebih efisien. Multi- guna membuat lebih unggul dibanding produk lain di pasaran. Mask sabun mutli fungsi dari membersihkan mobil untuk ayah, kemudian mencuci piring buat ibu, dan terakhir juga bisa buat mencuci tangan seluruh keluarga.

Tenang kandungan bahan sudah benar- benar diteliti. Ini berkat latar belakang pendidikan Septian yang mumpuni. Ia menyebut bahwa selain bibit sabun (sufoktran), ada tambahan berupa mineral air laut.

Septian melanjutkan soal bahan lain. Ada turunan minyak kelapa, baik berupa minyak kopra, kelapa, kemudian ia serahkan pengolahannya kepada vendor. Selepas itu barulah semua dijadikan bahan baku sabun Maks.

Kemudian ia menyebut minyak goreng jelanta atau bekas pakai, ini untuk dijadikan bahan sabun padatnya. Efek dari mineral laut pada bahannya bisa membersihkan kotoran dan menghaluskan kulit. Memang terdengar aneh bahan- bahan digunakannya akan tetapi benar- benar bekerja.

Harga bahannya pun relatif murah karena memang ini bisa dihasilkan dalam negeri. Pertama kali berproduksi, Sepetian blak- blakan, mengaku memanfaatkan fasilitas laboratorium kampusnya. Modal murninya seperti dijelaskan diatas cuma Rp.25.000 saja.

Kapasitas produksi awalnya cuma satu ember cat jelasnya lagi. Tahun 2012, produk mask dijual Rp.6.000 per- liter, “kami itu hanya jual isi, atau bentuknya curah.” Untuk sekarang ini produknya sudah dijual curahnya Rp.7.500 per- liter.

Septian pun tak segan mendapatkan masukan.

“Setiap konsumen punya selera berbeda- beda,” terangnya. Ini termasuk saran segi kemasan, aroma, variasi, untuk aroma konsumen memintanya mempertajam aromanya.

Persaingan Pasar Sabun Cuci

Septian makin percaya diri membidik dua pasar sekaligus, yakni dari pasar ritel dan pasar industri. Untuk ritelnya, ia sudah bisa memproduksi kemasan 200ml dan 500ml, harganya kisaran Rp.4.000- Rp.7.000. Ini sudah termasuk dibawah produk sabun cuci lain di pasaran.

Sedangkan buat pasar industrinya dijual kemasan 5 liter, 10 liter, 20 liter, dan 100 liter, yang mana dijual per- liter yakni Rp.8.000 per- liter. Konsumen industri ini meliputi rumah sakit, restoran, hotel, dan juga kantor.

Besarnya permintaan membuat Septian bersama lima karyawannya cukup repot. Mereka bisa menghasilkan 5 ton sabun tiap bulannya. Untuk pasar ritel sendiri dirinya merasa yakin, karena menurutnya pasar ritel masih minim tingkat kompetisi dibanding pasar masyarakat umum.

Benar brand ternama menguasai pasaran, tetapi ia tetap percaya diri, “saya tak takut untuk bersaing karena produk saya memiliki keunikan dan efisiensi.” Targetnya bahkan secara percaya diri masuk pasar modern di beberapa kota di Jawa.

Selanjutnya adalah bagaimana menguasai pasar di luar Jawa. Fokusnya kepada restoran- restoran buat cuci piring lantas pabrik- pabrik untuk mencuci peralatan produksi. Di Sulawesi harga Mask cukup kompetitif dibanding produk sabun lain.

Adalah menjadi pekerjaan rumah baginya agar menjaga harga jual. Apalagi ia juga harus memastikan produknya semakin berkualitas. Ini perlu efisiensi dalam hal produksi. Menjual lebih banyak agar modal produksi bisa ditekan.

Berproduksi 5 ton, pasaran Makassar saja, baik buat pertokoan, kafe, hotel, rumah makan, cleaning service, dan lain- lain, masih membutuhkan 14 ton per- bulan. Padahal permintaan itu terus naik apalagi karena ada publisitas dari media masa. Septia mengaku masih mengejar hal ini.

Bulan Februari di tahun 2015, produknya memperkenalkan kemasan baru untuk pasar ritel. Sekarang segmentasi akan langsung ke masyarkat luas tak perlu ditahan- tahan. Pengusaha sabun cuci serba guna ini makin percaya diri menjalankan bisnisnya.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top