Cerita inspirasi

Profil Gayatri Wailissa Anak Ajaib

Profil Pengusaha Gayatri Wailissa

 

gayatri wailissa
 
Seorang remaja putri asal Ambon, Maluku yang ajaibnya mampu berbahasa asing. Tidak hanya satu tapi 14 bahasa asing sekaligus atau kita mengenalnya sebagai bocah poliglo. Berkat talentanya itu ia lantas terpilih menjadi wakil Duta Anak tingkat ASEAN. 
 
Dia bahkan menjadi delegasi tunggal (anak) Indonesia yang  mewakili Konferensi ASEAN tahun 2012 di Thailand dan delegasi tunggal (anak) untuk Indonesia dalam konferensi ASIA-Pasifik tahun 2013 di Nepal.

Julukan Anak Ajaib

 
Di konferensi tersebut, Gayatri kerap mempresentasikan isu- isu terkait permasalahan anak. Gayatri Wailissa memang bukan anak biasa. Dia terlahir dengan keistimewaan yang mungkin baru bisa kita temui sepuluh tahun mendatang atau lebih.

Bagaimana tidak? Di usianya yang masih belia ini, dia telah mampu mencapai mendunia dengan segudang prestasi. Terlahir dari keluarga sederhana bukan menjadi halangan bagi Gayatri.

Dikutip dari video wawancaranya di talk show Kick Andy Show 19 Juli 2013, Gayatri terlihat antusias dan cerdas menjawab semua pertanyaan dari sang pembawa acara, Andy F Noya. Gayatri memaparkan semua bahasa yang sudah dia kuasai.
“Untuk saat ini ada 9 bahasa yang sudah lancar. Terakhir ada Inggris, Belanda, Jerman, Prancis, Mandarin, Jepang, Italian, Spanyol dan Arab. Ada satu bahasa lagi, Thailand tapi masih kurang lancarnya di penulisan. Kemudian ada tiga bahasa lagi yang masih dalam proses pembelajaran, ada bahasa Rusia, Korea Selatan, dan bahasa Hindi Nepal,” kata Gayatri di akun Youtube Kick Andy.
Ia memiliki satu motto, “tidaklah penting siapa kita, yang terpenting adalah apa yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan apa yang mampu kita perbuat”. Gayatri, anak cerdas dan berbakat ini menunjukkan bahwa siapapun dapat maju. Seperti dirinya yang datang dari keluarga sederhana. 
 
Ayahnya seorang pedagang kaki lima, pengrajin kaligrafi sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga. Kini Indonesia harus berduka dengan perginya sang gadis yang membanggakan negara itu kini telah pergi.

Bakat Tuhan

“Baru 16 tahun sudah bisa sebanyak itu. Saya yang seumur ini satu aja bahasa Inggris belum selesai-selesai,” ujar Andy disambut gelegar tawa penonton di studio. Yang lebih menakjubkan lagi, Gayatri bisa menguasai belasan bahasa itu tanpa belajar dari guru resmi. 
 
Dia hanya berbekal banyak buku dan belajar sendiri di rumah. Selain bakat linguistik, ia juga diberkahi bakat seni, berbagai cabang seni dikuasainya seperti puisi, teater, dan drama.
Dan kesemuanya tidak dipelajari secara akademis. Dipelajari secara otodidak saja begitu jelasnya dalam acara Kick Andy. Bagaimana bisa, rahasianya ternyata kemampuannya dalam menganalisa dan meniru. Dulu, dia menjelaskan ketika ada kartun berbahasa Inggris, ia selalu mau tau. 
 
Segera mencari tau tiap kosa kata yang didengarnya kemudian diucapkan ulang. Kebiasaan yang terus tumbuh hingga usia remaja melalui film- film asing dan lagu asing. Hal lain yaitu kepercayaan dirinya untuk tak takut salah. 
Dia bahkan berani untuk mengajak orang asing berbicara dengan bahasa mereka. Melalui dunia internet yaitu melalui media chatting.
“Saya tidak punya biaya, keluarga saya sederhana, saya hanya suka nonton film kartun dan dengar lagu bahasa asing, rasa penasaran saya akan bahasa membuat saya mencari tahu arti dan bagaimana mengucapkannya, dari buku saya pelajari tata bahasanya, dari film dan lagu saya pelajari pengucapannya, dan dari kamus saya hafalin kosakatanya. Begitulah cara saya mempelajari bahasa asing,” ungkap Gayatri di Kantor AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Ambon.
Gayatri terpilih mewakili Indonesia ke tingkat Asean. Ia sempat mengikuti pertemuan anak di Thailand dalam Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN. 
 
Untuk pertama kalinya seorang putri Maluku, mengemban tugas negara dan menjadi delegasi tunggal benar- benar membanggakan. Dalam forum Asean ini, Gayatri mendapat tempat terhormat dan disapa doktor karena kemampuan 11 bahasa asing yang dikuasainya itu.

Dalam forum itu, Gayatri mangatakan, dirinya ditunjuk sebagai penerjemah ketika peserta forum anak menyampaikan sesuatu. Karena menguasai 11 bahasa waktu itu ia mendapat gelar dokter. Dia membantu para peserta forum anak jika ingin menyampaikan sesuatu. 

 
Lantas dia mendapatkan gelar dokter bahasa oleh para peserta yang hadir dan tertolong. Namun, betapa kecewanya dia ketika kepulangannya ke tanah kelahirannya dari Bangkok, hanya ayah dan ibunya yang menjemputnya di Bandara Patimura kala itu. Tidak juga terlihat ada baliho di jalan-jalan.

“Mungkin menjadi Duta ASEAN untuk anak ini bukan sesuatu yang penting barangkali bagi pemerintah kita,” keluhnya.


Dia mengungkapkan, sebelum ke Thailand, dia bersama sang ibu pernah menemui Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu. Di Kantor Gubernur Maluku, mereka banyak yang didiskusikan. 
 
Dia juga sempat meminta Gubernur agar memberikan beasiswa serta percepatan ujian dini bagi dirinya. Tapi jawaban sang Gubernur justru mengecewakan, “soal beasiswa lihat saja di internet”.

“Saya disuruh lihat beasiswa di internet. Soal permintaan ujian dini juga ditolak Gubernur,” ungkapnya lebih kecewa.

Sang gubernur menolak karena saat itu ia masih kelas dua SMA. Dia gagal mewujudkan impiannya untuk segera mempercapat ujian SMA, lalu masuk ke perguruan tinggi. Namun, live must go on, toh dia akhirnya sudah dijanjikan mendapatkan tawaran sekolah diplomat di Sydney, Australia. 
 
“Kendala saya hanyalah saya tidak bisa mempercepat kelulusan saya dari SMA, mestinya saya bisa lulus tahun ini, agar segera bisa kuliah, saya ingin menjadi diplomat termuda sebelum usia 20 tahun,” harapnya. Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya.
Gayatri menjalani pendidikan di SMA Siwalima, SMA unggulan di Maluku. “Berpikir dan berbuatlah di luar kotak, jika masih berpikir di dalam kotak pasti akan terbentur empat sisi kotak, tak akan bisa ke mana-mana, tapi jika bisa berpikir out of box, kita akan menjadi manusia merdeka yang mampu berpikir terbuka,” tegasnya. 
 
Dengan kemampuan yang dimilikinya, ia terus menginspirasi hingga akhir hidupnya. Dia begitu peduli dengan tanah air dan daerahnya Maluku. Ia mendorong para putra- putri Maluku untuk terus berprestasi di segala bidang.
 Prestasi Gayatri:
– Juara 1 Kompetisi Cerita rakyat 2006
– Juara Bertutur Kanak-kanak 2007
– Juara 2 Lomba CERPEN Nasional 2008
– Juara 1 dalam lomba cipta puisi 2009
– Juara 3 Lomba Baca Puisi Provinsi 2009
– Juara 1 debat konsep pembangunan daerah 2010
– Juara 2 karya tarian kreasi baru 2010
– Juara Peragaan Busana Fashion Putri Daerah 2011
– Nominasi 3 besar Icon Busana Nasional 2011
– Juara 1 lomba Pidato dalam hari Anak Nasional 2011
– Juara 2 lomba karyai ilmiah Sains Terapan 2012
– Juara Medali Perunggu Olimpiade SAINS Astronomi 2012
– Juara karya tulis Sastra Nasional 2012
– Juara 1 Lomba Pidato Remaja Hari Kebangkitan Nasional 2012
– Juara esay Nasional “Hari Perdamaian Dunia” 2012 Kegiatan

Organisasi/Kegiatan:
– Pimpinan Redaksi Majalah Anak (Suara Anak Maluku)
– Pengurus Forum Anak Maluku
– Ketua Forum Perdamaian (KAPATA DAMAI)
– Penerjemah Bahasa
– Pramuwisata
– Penulis Sastra (Puisi, Prosa, Novel)
– Instruktur Klub Teater
– Penyiar Radio Swasta-Siaran Anak
– Reporter/Presenter/Host – Icon Clip Flim Documenter 

 

Gayatri Wailissa Meninggal

 
Gadis berusia 19 tahun tersebut tumbang setelah jogging pagi. Dikabarkan Gayatri mengalami serangan jantung pada 17.00 pagi, dan koma. Dokter menemukan pula bahwa terjadi pecah pembulu otak, yang diakibatkan karena berolahraga.
Putri dari pasangan seniman, pengrajin kaligrafi Dedi Darwis Wailissa dan Nurul Idawati, bercita- cita menjadi diplomat. Dia telah menguasai 11 bahasa. Bahkan menguasai 3 bahasa yang termasuk tersulit di dunia: Tagalok, Thai, Vietnam.

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top