Profil Pengusaha Uma Hapsari
Jatuh bangun sudah pemiliki sepatu Amazara merintis. Pengusaha muda Uma Hapsari, usianya 27 tahun, dan merintis jualan produk fasion melalui Instagram pada 2015. Sebulan berselang tidak satupun sepatu terjual laku. Padahal dia sudah menyiapkan sepatu, baju, dan kosmetik wanita.
Kebetulan orang tuanya merupakan agen sejumlah produk fasion lokal. Uma ingin mencoba. Menjadi pengusaha ternyata susah. Usut- punya usut ternyata dia kalah jual dibandingkan tanah abang. Produknya tersedia di Tanah Abang, Jakarta, namun dengan harga lebih murah.
Jualan Sepatu
Walau Uma sudah turunkan harga sama tetap tidak laku. “Walaupun harganya sama, pengirimannya kan makan waktu, makan biaya,” ucap wanita kelahiran 10 Januari 1991.
Fakta mengejutkan dia harus bersaing dengan pasar grosir terbesar Asean. Uma memilih mundur, balik arah, mencari kesempatan lain melalui produk sendiri. Dia mengatakan lewat brand sendiri, harganya tidak perlu takut disaingi, karena itu tidak akan ditemuka di tempat lain.
Memiliki merek sendiri berarti tidak tersaingi. Pembeli tidak akan membandingkan. Lantaran Uma cuma kenal pengrajin sepatu maka jualan sepatu. Uma tidak memproduksi sendiri. Ia mengambil itu dari produsen sepatu. Ia memilih produk yang memiliki desain lucu.
“Saya relabeling saja, ganti dengan merek saya, Amazara,” yang merupakan nama anaknya. Ia lantas menjualnya diharga Rp.89 ribu sampai Rp.99 ribu perpasang.
Dia menawarkan tiga model: wedges, slipon, dan platform. Tampilan fotonya bagus sampai membuat banyak orang tertarik. Tetapi, harganya murah sempat orang meragukan kualitas sepatunya. Dan ada beberapa orang tidak jadi membeli. “Ini bikin saya khawatir,” ucapnya.
Uma tanya sama temannya yang hobi belanja online. Malah menurutnya harga ditawarkan kemurahan sampai tidak dipercaya. Dia bilang orang enggak percaya sama kualitasnya. Uma langsung mengerek harganya sampai Rp.129.000.
“Ternyata laku. Dari situ saya belajar, bahwa pricing itu penting,” ucap Uma. Namun ternyata, kaget kualitas sepatunya benar- benar jelek, baru dipakai sekali, langsung jebol. Maka Uma menjadi sosok sasaran pembeli yang marah karenanya.
Ia langsung meminta maaf dan berjanji akan mengganti. Pengusaha Uma berjanji mengganti dengan lebih bagus. Uma memetik kembali pembelajaran darisana: Pelanggan senang terhadap penjual yang bertanggung jawab.
Tidak masalah produk bukan kita sendiri bikin, yang penting mau mengganti rugi atas apa yang kita jual. Pengusaha Uma Hapsari juga belajar mengenai memilih pegawai. Ia harus memiliki costumer service yang bagus dan melayani pelanggan.
Tapi, ia baru merealisasikan memiliki pegawai pada Januari 2017 silam. Semua berkat usahanya yang membesar dibanding dulu. Dia tidak tanggung- tanggu. Uma lalu mempekerjakan pegawai costumer service (CS) 24 jam.
Jujur Uma tidak memiliki pengetahuan perihal produk. Dia lakukan eksperimen. Tidak punya produk dan tidak tau produk. Pertama- tama, dia mencari produk apa yang cocok sama pasar itu apa, lalu problemnya apa.
Ternyata, orang mau sepatu berkualitas, ya, dia tingkatkan kualitasnya pelan- pelan. Orang mau juga penjual bertanggung jawab, fast response. Usaha harus memiliki identitas, pengusaha Uma Hapsari mengusung slogan Affordably Stylish.
Pengusaha Uma menawarkan sepatu berkualitas, harga terjangkau, model unik juga bervariasi, dan nyaman dipakai. “Ini yang saya kedepankan,” lanjutnya.
Bisnis Besar
Dua tahun berlalu, ia sudah tidak lagi menyerahkan produksi ke orang lain. Dia membangun workshop sendiri. Mendirikan bengkel sendiri pembuata sepatu. Uma jadi lebih bisa mengontrol kualitas, dan mengawasi proses produksi.
Dia membangun tiga bengkel sekaligus, masing- masing di Jakarta, Bogor, dan Bandung. Ada sekitar 80 perajin sepatu diberdayakan. Pengusaha muda lulusan Macquarie University, Sydney, Australia. Dia menjelaskan, bengkel di Jakarta, khususnya Jelambar mengerjakan sepatu heels.
Sementara di Bogor mengerjakan sepatu flat, dan di Bandung, dia memproduksi sepatu model sneaker. Itu semua kemudian ditaruh di gudang di Bambu Apus, Jakarta. Selain Instagram, dia memasarkan melalui website di awal 2016.
Sejatinya dia cuma menginginkan menjual di dua kanal. Namun kedepan, malah makin banyak orang berbelanja melalui marketplace, maka ia membuka toko di Shopee dan lanjut Tokopedia. “Harus bisa fleksibel. Sebagai pengusaha, kan, harus menurunkan ego,” lanjutnya.
Menurutnya, ini merupakan waktunya tepat pemiliki brand membangun toko. Kan marketplace masih memberikan subsidi. Kelak tidak memutup kemungkinan pemilik lapak memungut sewa. Beruntung strategi toko onlinya berhasil, bahkan mampu menjadi toko nomor satu dibagian sepatu wanita.
Mereka marketplace suka membantu kampanye pemasaran, memberi diskon, dan penempatan produk sepatunya. Produk Amazara jadi gampang terlihat dan dipilih pembeli. Ada garansi 30 hari turun andil meningkatkan penjualan.
Marketplace juga menanggung garansi sebulan semenjak diterima. “Jadi, walau sudah dipakai, kalau ada yang rusak, bisa ditukar,” ujar Uma. Walau nama Amazara dikenal, namun Uma tetap memasang ikan Facebook, tujuannya supaya lebih banyak orang tau dan semakin banyak produk terjual.
Maka dia mendirikan PT. Amazara Cipta Indonesia pada Februari 2017. Ini akan lebih memperkuat brand di mata masyarakat. Uma lantas menggandeng artis Nagita Slavina, yang kemudian menamainya brand Gigi by Nagita.
Nagita sendiri selain berperan sebagai brand ambassador, juga berpera menjadi perancang desain. Dari bisnis tersebut menghasilkan penjualan bagus. Masa kontraknya setahun ternyata menghasilkan diluar prediksi. Dia lantas mengajak Nagita membentuk PT mereka tersendiri.
Uma yang sukses mengajak Nagita belum berhenti berkolaborasi. Kemudian dia mengajak Youtuber bernama Tiara Pangestika. Kemudian mereka meluncurkan brand bernama Hello Nuku. Pengusaha Uma juga menjalin kerja sama dengan BerryBenka.
Dari dalam negeri merambah sampai keluar negeri. Uma meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan, serta sikap dan perilaku karyawan. Kapasitas gedung ditingkatkan menampung 40 orang pegawai. Uma menyebutkan kunci suksesnya kecintaan akan usaha ini.
Dia mengajak keryawannya mencintai pekerjaan. Ini akan membuatnya semakin bersemangat buat bekerja. Uma tidak berhenti. Dia ikut aktif mengikuti akselator wirausaha. Salah satunya, dia ikutan Entrepreneurs Organization (EO), yang berpusat di Washington, DC.
![](https://biografi.aopok.com/wp-content/uploads/2024/09/Aokpok_Logo.png)
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.