Agrobisnis

Biografi Bob Hasan Pengusaha Kesayangan Cendana

Biografi Pengusaha Bob Hasan

biografi bob hasan

 
Beberapa nama pengusaha kesayangan Cendana, namun dalam biogafi Bob Hasan, namanya berbeda pasalnya dia juga memiliki bakat berpolitik selain berbisnis. Bicara mengenai wirausaha namanya sudah moncer jauh sebelum dekat Pemerintah Soeharto.

Dikisahkan dia bernama lengkap Mohammad Hasan atau The Kian Seng. Namanya mentereng ketika menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Kabinet Pembangunan VII. Dia adalah teman main golf Pak Harto. 
Jauh sebelum berkenalan, Bob Hasan telah merintis usaha sukses diluar bidang angkutan laut, bukan kayu. Dia merambah hutan pada 1967 melalui Kalimanis Plywood.

Jatuh Bangun Raja Hutan

Pada 1970, Bob Hasan bergabung satu perusahaan raksasa di Amerika Serikat, Georgia Pacific Timber, yang menguasai 350 ribu hektar di Kalimantan. Sepanjang dekake 1970 -an, kedua kongsi dagang tersebut telah mampu ekspor 2,2 juta kubik kayu gelondongan.

Sejak itu,. maka tegaslah dalam biografi Bob Hasan, menjuluki namanya sebagai Raja Kayu, apalagi dia ditunjuk menjadi Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia.

Melalui Asosiasi Panel Kayu Indonesia atau Apkindo namanya moncer. Diantara pengusaha nampak Pemerintah Soeharto tertarik. Pasalnya dia membawahi organisasi besar para pengusaha kayu. Inilah jalannya menjadi teman main golf semakin besar.

Kedekatan dan kekuasaan atas Apkindo memberikan peluang. Bob Hasan mencurahkan pemikiran mengenai usaha kayu. Tahun 1980 -an, ada total 108 perusahaan kayu dibawah Apkindo yang punya akses perkayuan.

Jumlah iurannya sangat besar karena ini menjadi komoditas andalan Indonesia kala itu. Sangat besar menjadi pemasukan bagi pemerintah Soeharto. Pengaruh Apkindo termasuk menentukan bersama jumlah quota ekspor- impor.

Melalui dukungan kekuasaan, pengusaha kesayangan Cendana ini melakukan banyak hal diluar nalar benar. Walau dalam laporan hukum atas kasus korupsi Bob Hasan hanya pemaksaan. Ia memakai nama Cendana untuk berbagai hal, termasuk memonopoli perusahaan PT. Kertas Kraft Aceh.

Dia “memaksa” Kertas Kraft Aceh membeli bahan baku dari perusahaanya. Kemudian bila ada proses pengapalan kayu lapis memakai perusahaan lainnya, PT. Kencana Frieght Lines. Bob Hasan juga masuk ke bisnis asuransi melalui PT. Tugu Pratama khusus Pertamina.

Penjualan premi asuransi pun sangat tinggi diluar perusahaan asuransi lain. Bob Hasan juga masuk ke bisnis batu bara bernilai tender miliaran dollar. Status sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan memang sangat membantu.

Ketika jaman Pak Harto tumbang, dalam presrilis Pertamina, bahwa kontrak- kontrak dengan usaha milik Bob Hasan bila dibatalkan; Pertamina menghemat Rp.1 triliun. Berhasil membangun kerajaan bisnis melalui Cendana, Bob Hasan harus ikut terpuruk ketika krisis moneter menerjang Indonesia.

Bob Hasan mampu membuat semua nampak baik- baik saja. Namun krisis global membalik semua keadaan sekejab. Kejahatan Bob Hasan harus dibayar melalui penjara 6 tahun. Dimana dia dapat remisi 3 tahun karena penyakitnya.

Banyak hal disoroti selepas jatuhnya rezim Soeharto dan kebangkitan ekonomi. Pertamina berhenti total mengikuti bisnis khas asuransi Tugu Pratama. Kebangkitan Pertaminan disusul pengambil alihan usaha- usaha milik Bob Hasan di perusahaan konglomerasi Nusamba.

Bob Hasan memang menguasai semua lini usaha sumber daya. Dari hulu sampai hilir dikuasai oleh perusahaan besutannya. Ada perusahaan PT. Essam Timber dan PT. Jati Maluku Timber. Kemudian ia menguasai PT. Kertas Kraft Aceh, yang mengurusi kertas semen dari dua perusahaan kayunya.

Perusahaan asuransi PT. Tugu Pratama Indonesia dengan 35% kepemilikan. Pada 1989, ia mendirikan bank sendiri, Bank Umum Nasional. Tugasnya BUN ini menjadi pendanaan uang yang mengalir ke aneka usahanya.

Dia menjadi komisaris untuk McDermott dan mendirikan Simpati Air bersama sang putra Presiden, Hutomo Mandala Putra. Bob Hasan juga menjadi pendiri Majalah Gatra. BUN aktif menyalurkan uang ke aneka usaha Bob Hasan.

Pada 1980 -an, tutuplah si BUN, sudah tidak mampu menggerojoki uang ke aneka usahanya. Ini sebab krisis moneter yang menyerang mata uang. Dan ternyata, uang tersebut berasal dari dana- dana milik Apkindo, ada dana $84,7 juta parkir atas nama Bob Hasan.

Pada 1991, hutan yang dikuasai Bob Hasan mencapai 1.086 juta hektar diseluruh Indonesia. Pantas nama Raja Hutan sangat melekat padanya.

Faktanya Nusamba isinya 80% sahamnya dimiliki tiga yayasan diketuai Pak Harto. Supersemar, Dharmais, dan Dakab. Fakta Bob Hasan hanya memiliki 10% saham saja. Adapun sisa 10% lainnya dikuasai pengusaha bernama Sigit Hardjojudanto.

Alhasil nama Nusamba mengambur semenjak Soeharto lengser. Namanya menguap bersama dana yang tertanam disana. Diluar Nusamba atau Nusa Ampera Bhakti, nama Bob Hasan menggenggam di Group Pasopati, Group Bank Umum Nasional, Bank Duta, Group Kalimanis dan Hasfam.

Ditelusuri lebih jauh ternyata Bob Hasan merupakan anak angkat jendral. Tepatnya Jendral Gatot Soebroto yang Panglima Wilayah Jawa Tengah. Tempatnya persis bersama Jendral Soeharto ketika berugas di sana, dan masih berpangkat Kolonel.

Bob Hasan tidak memiliki pendidikan tinggi. Bukan menyandang gelar sarjana apalagi gelar doktor. Ia hanyalah putra pedagang rokok. Ketika Pak Harto menjadi Panglima Diponogoro, Bob menjadi salah satu kepercayaan mengurusi anak usaha Kodam, dan berlanjut ke Nusantara Ampera Bhakti.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top