Profil Pengusaha Ahamad Abdul Hadi
Membayangkan jadi eksportir buah pasti terlihat susah. Tetapi Ahmad Abdul Hadi berhasil menjadi pengusaha. Ia bisa mengekspor buah padahal pendidikannya cuma Pesantren. Hidup menjadi seorang petani biasa, sungguh tidak ada bayangan untuk mengekspor dari luar negeri.
Transformasi Pengusaha
Hadi sempat berkuliah Jurusan Ekonomi di 2005. Selesai pada 2010, dia menikah dan melanjutkan mengelola kebun buah. Pandangannya yang luas membawa tekat untuk mengekspor. Dia mengelola kebun mangga gedong gincu menjadi naik kelas.
Keinginan itu didukung sang ayah, H. Sukaya, tetapi bagaimana car Hadi memulai bisnis ini. Dia mengenang mencari segala sesuatu soal ekspor dari internet. Dia lanta coba- coba menawarkan buah ini ke orang Singapura. Hadi pun mencoba beberapa kali mengirim buah mangga ke luar negeri.
Melalui internet Hadi mengirim beberapa foto lewat email. Dia sendiri yang memotret untuk dijual ke orang- orang. Ada pembeli asal Singapura yang setuju untuk membeli mangga. Hadi lalu berangkat ke Singapura, dibawanya beberapa sampel buah, tetapi terpaksa ditahan di Bandara Changi.
Pengusaha Ahmad Hadi tidak melengkapi berkas- berkas ekspor. Penampilannya juga tak nampak meyakinkan sebagai eksportir. Dari sanalah, dia baru tau bahwa semua produk pertanian harus punya sertifikat. Singkat cerita, Hadi berhasil menemui sang pembeli, hingga kesepakatan mengirim terjadi.
Semenjak itulah maka lahir nama CV. Sumber Buah, dengan produk andalan buang mangga gedong gincu. Hadi melabeli buahnya SAE dan berhasil mengirim pertama kali. Ia tak akan pernah lupa akan hari itu. Selain sebagai hari pertama ekspor, itu juga bertepatan dengan tanggal kelahiran sang ibu.
Hadi mengekspor 17,5 ton buah ke pembeli asal Singapura. Beruntung pembeli tersebut memberikan pembelajaran soal ekspor. Pembeli itu mengajarkan soal mengurus dokumen dan packing produk. Ini menjadi bekal Hadi untuk mengekspor sampai ke China.
Cita- Cita Ekspor ke Luar Negeri
Bila pengusaha lain memilih untuk menentukan masa depan sendiri. Maka Hadi memilih melanjutkan bisnis keluarga. Tetapi pandanganya tetap luas seluas mereka yang di sana. Bahwa pengusaha muda harus terus berinovasi. Hadi memanfaatkan pengetahuannya di bidang ekonomi untuk berbisnis.
Ada gudang besar melekat denga rumah Sukarya di Desa Kedung Duwo, Kedawung. Ia menyulap tempat itu menjadi pabrik pengemasan kecil- kecilan. Dia juga bekerja sama dengan para peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Serpong.
Mereka telah mengecek standar mutu dari buah mangga ekspor Hadi. Penelitian dimulai dari pasca- panen sampai dikirim. Hadi sudah tau betul bagaimana mengemas buah yang baik. Walau itu masih tradisional sehingga bertahan cuma seminggu.
Ke depan, dibantu pihak peneliti, Hadi mungkin akan menerapkan teknik sortir dari Australia dan Amerika. Ini akan membuka peluang baginya untuk ekspor lebih jauh. Hadi selalu belajar untuk lebih baik soal bisnis ekspor mangga ini. Ia memastikan kualitas ekspor untuk tiap buah- buah yang telah matang.
Penyortiran sangat teliti dibantu oleh 60 orang karyawan. Tidak boleh ada yang sampai busuk ketika sampai. Untuk masalah permintaan yang meningkat, Hadi merangkul petani binaan yang membantu suplai 90 persen. Alhasil Hadi mampu memenuhi permintaa ekspor walaupun musim kemarau tiba.
Harga mangga di petani dibeli seharag Rp.16 ribu per- kg untuk gincu. Buat mangga haru manis dia membeli Rp.6 ribu per- kg. Ia telah menentukan betul harganya agar cocok diekspor. Hadi membeli dari petani dengan harga wajar, tetapi cukup buat menghasilkan keuntungan.
Ketika pesanan tiba, Hadi akan menerima telephon sendiri, dan mulai membicarakan urusan bisnis. Ia nampak layak sebagai pengusaha muda ekspor nasional. Gaya bicaranya meyakinkan untuk membeli barang dagangan. Hadi juga melengkapi dirinya dengan bahasa Inggris dan Arab yang faseh.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.