Cerita inspirasi

Meraup Untung Berbisnis Kerajinan Gerabah Bambu

Profil Pengusaha Kerajinan Sunardi

cara membuat gerabah bambu

 
Berbisnis kerajinan tangan memang susah. Sunardi, 31 tahun, sudah berpikir untuk bisa berbisnis sendiri. Sukses baginya adalah perjalanan kreatif dan panjang. Lewat kerajinan bernama gerabah tempel dia berhasil ekspor ke luar negeri. Menurutnya tampilan gerabah kala itu tidak menarik hati.

Pria warga Dusun Neco, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Yang berpikir gerabah ditawarkan pengrajin di sana tidak menarik untuk dijual. Maka dia menempeli gerabah dengan kulit bambu. Sunardi lantas mengajak dua orang temannya yang pengangguran.
Modal Rp.80.000 diberi nama produk itu gerabah tempel. Tahun 2002 dimana prosesnya meniru apa gerabah tempel yang sudah ada. Namun ditambah variasi tempelan kulit bambu. Limbah kulit bambu cukup banyak di daerahnya. Dimana kebanyakan merupakan pengrajin “kepang” atau “gedhek” dari bambu.
Limbah bambu disulap menjadi gerabah. Ia membeli kulit bambu bekas seharga Rp.1500- 2000 per- ikat. Ukuran 50- 60 cm dengan ketebalan 0,5 milimeter. Gerabah sendiri dibeli dari pengrajin asal Kasongan, Bantul, yang seharga Rp.30 ribu- 40 ribu. Caranya cukup mengambil lem kayu kemudian tempeli gerabah menggunakan lem kayu, lapisi dengan kulit bambu satu per- satu rapih.

Kalau sudah dikeringkan, setelah kering kemudian dicuci, dijemur hingga kering kembali. Begitu kering tinggal dicat sesuai kebutuhan pembeli. Kalau pembeli meminta dicat sepuluh warna. Ia akan menyanggupi sesuai permintaan.

Selepas mengikuti Festival Kesenian Yogyakarta, bisnis gerabah Sunardi semakin maju. Awalnya dia sempat tidak percaya diri. Lantaran hari pertama barangnya tidak laku. Orang cuma meminta kartu nama saja. Tetapi dua minggu selepas itu pesanan datang bahkan dalam jumlah besar.

Pesanan datang dari broker yang menawarkan produk miliknya. Mereka menjual lewat jasa pesan sesuai keinginan konsumen. Lambat laun usahanya ini berkembang bahkan sudah menebus pasar internasional. Dalam sebulan dia dibantu 30 orang karyawan menghasilkan 500- 1000 unit gerabah.

Dijual sesuai besar kecilnya gerabah. Dimana dia menyebut angka kotor Rp.70 juta. Gaji karyawan Rp.1- 1,5 juta per- bulan. Jerih payah tersebut membuatnya mampu membangun rumah dua tingkat, dan empat buah motor. Kehidupan Sunardi kini bisa dibilang sudah sangat mapan dibanding ketika nganggur.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top