Cerita inspirasi

Pengusaha Gagal Terus Kini Miliarder Bel Otomatis

Profil Pengusaha Juliana Pangestu

bisnis bel otomatis

Bayangkan pengusaha gagal terus tetapi tidak mau berhenti. Alhasil Juliana Pangestu, 28 tahun, bisa mendapatkan lebih dari bayangan. Saat itu prospek bisnis bel otomatis masih sepi penggarap. Orang masih menggunakan bel pukul baik terbuat dari besi atau kaya, maka inilah solusinya sekarang.

Tahun 2008 dia sempat bekerja di perusahaan swasta sebagai pegawai. Tetapi dia merasa bukan lah jalannya menjadi pegawai. Ingin rasanya Juliana membuka usaha tetapi tak mudah. Semenjak SMA, ayah dari seorang putra Mahardika Pangestu, memang sudah berjualan yaitu jualan kaos di sekolah.
Kegemaran berjualan menambah ketajaman Juliana dalam berbisnis. Tetapi kok jadi pengusaha gagal terus. Walau dia berhasil menjual sayangnya tak sebesar harapan. Hingga ia menemukan bel otomatis yang tidak dijual di Indonesia. Ia pun bergegas mencari informasi hingga merancang bel tersebut.

Bisnis Bel Sekolah

Pengusaha Juli makin menggebu akan prospek bisnis ini. Apalagi sekitar 99 persen saat itu sekolah di Banyuwangi memakai kentongan. Masak dijaman teknologi orang masih memakai alat manual. Dia berpikir bagaimana mau maju. Masak bel saja orang masih memakai alat prakemerdekaan tersebut.
Semua berkat penelitian Juli yang seorang mahasiswa di 2004. Ketika ia mengunjungi Brebes dan Wonogiri, untuk menciptakan alat bel. Juli lalu membuka perusahaan di Yogyakarta. Dibawah CV. Metamorforse, bisnis bel tersebut terkandung idealisme untuk memodernkan sekolahan.
BOS atau Bell Otomati Sekolah juga menerapkan kedisplina. Karena otomatis tidak perlu menunggu petugas membunyikan. Sudah menjadi rahasia umum terkadang orang malah memukul bel. Hasilnya pelajaran terganggu, waktu bisa molor berjam- jam karena harus dipukul.
Pelajaran yang bisa dia petik selama ini menjadi pengusaha. Orang cenderung tak akan membeli bila tak kenal. Sesuatu yang baru tidak akan mudah laku karena masih asing. Bila sudah dikenal walau tak butuh, orang akan membeli karena gengsi.
“Kalau barangnya belum dikenal, mau barang bagus orang gak akan beli. Tapi begitu sudah terkenal, orang akan berbondong- bondong membeli.”
“Itu artinya orang kita sering membeli barang bukan karena butuh tapi gengsi,” ujar pengusaha asli Jawa Barat ini.
Oleh karena inovasi orisinil tersebut, dia mendapatkan apresiasi besar dari Kementerian Pendayaan Aparatur Negara. BOS berubah menjadi produk kebanggaan daerah. Mana ada produk daerah yang begitu terkenal kala itu. Ia menyambut efek dari keterkenalan itu dengan penjualan yang meroket.
Ia mulai menarik distributor individu hingga Jakarta. Di waktu bersamaa, Juli juga mengikuti aneka perlombaan seperti Wirausaha Muda Mandiri 2008. Dia menang hingga BOS makin terkenal. Juli juga ikut lomba Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga, menang juara 3 teknologi tepat guna.

Inovasi Produk Kapanpun

Kabupaten Banyumas tempatnya fokus menawarkan produk BOS, menjadi proyek besar yang sukses menarik banyak pembeli. Dia berhasil mendapatkan rekor MURI untuk bel terbanyak. Rekor tersebut sejalan dengan program Banyumas On Time.
Setelah diusut semua sudah direncanakan matang oleh Juli. Dia mengajak rekor MURI untuk bisa meliput, sekaligus mengkukuhkan dirinya. Ada uang yang digelontorkannya sampai Rp.60 juta. Uang yang banyak bagi seorang pengusaha muda di tahun tersebut.
Kenekatan Juli berbuah peningkatan penjualan sampai omzet Rp.1 miliar. Dari yang banyak semakin banyak, karena dia menjanjikan sekolah yang memesan akan masuk MURI. Mereka bisa masuk ke televisi diliput. “Semua orang senang. Saya juga senang karena jualan saya laku,” tuturnya.
Pengusaha kelahiran Banyumas, 25 Mei 1980, mendapat rekor MURI dengan 821 sekolah pengguna BOS di Kabupaten Banyumas. Pengusaha ini sekarang pun masih berkreasi dan belum berhenti. Yang terbaru dia menciptakan alat otomatis jadwal Sholat.
Ia menganalisa bahwa jam digital belum mampu memberi solusi, apalagi jadwal cetak. Jam digital pun walau ada terkadang tak bisa dijalankan bersamaan dengan waktu. Teknologi tepat gunannya mampu menyamakan bahwa sekecamatan. 
Nama produknya Asr yang berpenampilan lebih modern. Tidak sesederhana seperti jam digital yang sekarang. Alat yang sudah disesuaikan oleh aturan Kementrian Agama, yakni disunahkan disetel 5 menit sampai 10 menit, yang mana memberikan ruang untuk tadarus Al Quran.
Produk ini dikembangkan 1,5 tahun hingga Desember 2018. Begitu memenangkan lomba yang diprakarsai oleh NU, Juli mendapatkan proyek pengadaan. Dia mendatangani pengadaan untuk 2000 masjid di seluruh Banyumas, yang sebelumnya Juli telah memasang ke 200 masjid di Banyumas saja.
Harapannya biar semua masjid Banyumas berkumandang bersamaan. Standarisasi ini juga termasuk pengaturan waktu Tahajud dan Bulan Puasa. Bayangkan di waktu sama, detik yang sama, semua Muslim akan berbuka puasa bersama. Setingan sudah disesuaikan dengan BMKG dari menit sampai detil.

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top