Agrobisnis

Segoe Njamoer Mendorong Petani Jamur Berwirausaha

Profil Pengusaha Mahendra Ega Higuitta

jualan sego jamur

Ada banyak bagi seorang pengusaha memberikan efek positif. Segoe Njamoer mendorong para petani jamur berwirausaha. Mereka memfasilitasi dengan gaya khas anak muda yang kreatif. Didirikan oleh Mahendra Ega Higuitta dan Rizki Aris Yunianto, yang semua berawal dari progam kemahasiswaan.

Mereka mengiikuti Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM- K), bersama beberapa mahasiswa lain pada 2010. Target mereka mengajari santri- santri di Pondok Pesantren Roudlotul Muttaqin. Ega bersama teman- teman mengajari mereka caranya menanam jamur.
“Setelah berhasil, ada kebingungan bagaimana cara memasarkan hasil panen jamur,” jelas Ega.
Dia lalu berkreasi bersama Rizki membuat nasi kepal jamur. Namanya onigiri khas Jepang yang telah dimodifikasi. Dikepal mirip jajanan Jepang tetapi dengan gizi tinggi. Menurut Ega tanaman jamur ini memiliki cita rasa bergizi tinggi.

Pengusaha Sosial Petani Jamur

Padahal harganya murah tetapi kenapa jamur susah dipasarkan. Semestinya Ega beranggapan bahwa ini mudah dipasarkan. Harganya murah terjangkau, gampang diolah, rasanya enak, dan lezat. Ega cuma butuh mengolahnya menjadi makanan khas.
Produk unik yang layak dijual karena rasanya enak. Dia kemudian memberi nama makanan tersebut “Segoa Njamoer”. Awal- awal produk tersebut cuma berbungkus kertas minyak. Mahasiswi Teknik Fisika ITS, yang kemudian mengikuti kompetisi kewirausahaan.
Segoe Njamor Mendorong petani jamur berwirausaha. Melali usaha yang dia lakukan bersama Rizki, diharapkan akan menjadi hilir produk mereka. Sego Njamoer mungkin nampak cepat naik berkat lomba kewirausahaan. Hadis lomba pun dijadikan modal untuk meningkatkan kualitas produk.
Dana tersebut dibelikan rombong, logo, desain kemasaran, dan perlengkapan. Gerai pertama cukup dia tempatkan di kantor Sekertariat BEM FTI, ITS. Banyak kendala dirasakan oleh mereka berdua jadi bukan mudah. Pengalaman menjadi mahasiswa ternyata tidak cukup buat berjualan di jalan.
Kendala utama mereka ketika Ramadhan dan liburan Universitas tiba. Ega bersama rekan- rekan lalu mengakali dengan jualan sore. Mereka menjual Segoe Njamoer sebagai menu berbuka puasa. Sebuah tim terbentuk, yang bekerja mengikuti aneka kegiatan kemahasiswaan untuk promosi.
Mereka memajang gerobak mereka di acara besar kampus. Masalah lainnya, mereka tidak memiliki gudang penyimpanan, karena jamur yang datang harus disimpan dahulu. Pernah stok jamur seberat 20 kilogram membusuk karena liburan. Kas perusahaan mereka menipis untuk menalangi bahan busuk itu.

Kendala- kendala tersebut dianggap perjalanan menuju masa depan. Mereka optimis bahkan terus berjualan nasi jamur. Ega dan rekan kemudian membuka peluang franchise nasi jamur. Bisnis ini terus berkembang dengan 17 outlet di 17 kota di Pulau Jawa.

Mereka menjual makanan cepat saji berbahan jamur. Segoe Njamoer telah masuk ke beberapa mal di Jawa Timur. Produk mereka semakin beragam. Meliputi nasi jamur, jamur krispi, siomay, sosis solo, sosis bakar, pentol, es krim, dan green tea macha.

Ega bekerja dengan teman- temanya sebagai tim. Walaupun tidak semua mareka terjun langsung lagi ke bisnis ini. Mereka pasti memastika keadaan outlet berjalan lancar.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top